Lima Belas

3.9K 319 9
                                    

Matahari kembali menunjukkan diri, menandakan bahwa kini sudah gilirannya untuk bersinar menggantikan bulan yang telah memancarkan cahaya pada bumi semalam. Pemandangan kota Seoul pada pagi hari begitu cerah, jalanan nampak begitu ramai dengan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalalng dilalu lintas serta pejalan kaki disekitar trotoar jalan. Tampak beberapa orang telah lengkap dengan pakaian kerja mereka, lalu anak-anak tingkatan sekolah menengah juga sudah siap menuju ke sekolahnya. Hari yang baru untuk memulai aktivitas sudah tiba.

Dan sama seperti masyarakat Korea Selatan lainnya, Taeyong juga sudah bangun dari tidurnya dan mulai melakukan aktivitas memasaknya pagi ini. Dengan telaten, pria itu memasukan bahan-bahan masakkannya pada wajan penggorengan lalu mulai mengaduk semuanya secara cekatan, bak seorang koki handal.

Sementara itu, disisi lain rumah wanita bersurai hitam panjang dengan pajama serupa milik Taeyong justru tengah asik bergelut dengan kasur serta bantal dan guling. Ya, siapa lagi kalau bukan Jisoo? istrinya itu belum juga terbangun dari tidurnya, berbeda dengan Janssen yang sudah terbangun dan duduk disebelah sang ibu sambil menusuk-nusuk pipi Jisoo pelan. Mungkin ingin membangunkan ibunya.

"Astaga.." ucap Taeyong pelan begitu masuk ke kamar dan mendapati Janssen sedang duduk menatapnya dengan tatapan bingung yang justru tampak menggemaskan bagi pria itu.

"Appa! Appa kesini!" seru Janssen lucu, berusaha menggapai-gapai ujung pajama ayahnya saat Taeyong sudah berdiri di tepian ranjang.

Taeyong pun meletakan nampan berisi makanan yang ia bawah tadi pada nakas disampingnya, kemudian segera duduk dan tersenyum kilas ke arah batita dua tahun itu lalu mengalihkan pandangan pada Jisoo yang belum juga bangun dari tidurnya. Mengambil jam wecker diatas nakas, lelaki itu tersenyum jahil sambil menyetel benda tersebut dan kemudian..

KRING!!!

"APA?! APA YANG TERJADI?! APA TERJADI GEMPA BU—TAEYONG!"

Jisoo memekik kesal pada Taeyong sedangkan sang pelaku malah terbahak-bahak memertawai istrinya itu. Janssen yang masih kecil dan belum mengerti apa-apa itu hanya bisa diam melongo menatap kedua orang tuanya secara bergantian. Mendengus jengah, Jisoo kemudian menyibakan selimutnya menatap sengit pada suaminya. "Ya, apa kau tidak bisa bersikap romantis sedikit padaku? Heol, mana ada suami yang tega membangunkan istrinya dengan cara seperti tadi?"

Taeyong menghentikan tawanya. "Kau tahu, percuma saja aku membangunkanmu dengan cara halus.. aku sudah bosan membangunkanmu dengan cara seperti itu, karena ujung-ujungnya kau tidak akan bangun juga."

"Cih, alasan. Kau memang tidak romantis," sarkas Jisoo membuang mukanya dari pria berwajah seperti karakter anime itu.

Taeyong menghela nafas jemu. "Ya.. terserah kau saja. Ini makanlah, aku sudah memasakan sarapan untukmu."

Jisoo melirik nampan berisi makanan yang disodorkan Taeyong padanya. Ia kemudian mengalihkan wajahnya pada suamimya itu, raut kesalnya perlahan-lahan memudar.

"Untukku? Kau yang memasaknya?"

Taeyong mengangguk. "Iya.. sudah sana makanlah, biar aku yang mengurus Janssen."

Jisoo tertegun, ia kemudian tersenyum kemudian menarik lelaki itu dan memeluknya erat. "Ah terimakasih! Kau benar-benar suami yang baik."

"Arra, arra," balas Taeyong tersenyum senang.

"Dasar! Mereka adalah pasangan teraneh yang pernah aku lihat di dunia ini," komentar Jennie yang tengah menyaksikan adegan dari episode terbaru We Got Baby itu.

"Benar, aku heran, bagaimana bisa Taeyong oppa yang tadinya menyebalkan bisa berubah menjadi romantis seperti itu? Jisoo-eonnie juga aneh, bagaimana ia bisa merubah tingkah secepat itu? Huh, kadang-kadang aku bingung dengan mereka." Rose menghembuskan nafas jengah.

We Got BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang