Sembilan

4.1K 461 15
                                    

Matahari mulai meninggi ketika Jisoo merasakan beberapa jari-jari kecil itu bergerak menusuk-nusuk pipinya dengan pelan hingga akhirnya ia terpaksa membuka kelopak matanya. Meski mata masih terasa agak berat untuk bangun, tapi senyuman tetap terulas di wajah Jisoo begitu mendapati bayi laki-laki yang berwajah mirip Taeyong itu tengah tersenyum lucu padanya disertai tawa tak bersuara khas seorang bayi satu tahun.

Wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu lantas beranjak mendekati wajah Janssen, menghujaninya dengan ciuman-ciuman kecil diwajah sambil sesekali mengajak bayi berusia setahun lebih itu berbicara.

"Uh, anakku sayang.." Jisoo meraih tubuh mungil Janssen, membawahnya kedalam gendongannya seraya terus menciuminya, sesekali memasang wajah aneh agar bayi laki-laki itu tertawa. Disela-disela moment manis antara ibu-anak itu, sepasang mata yang baru saja terbuka dari lelap tidurnya kini tengah tersenyum memperhatikan mereka.

"Hanya Janssen saja yang diberi morning kiss-nya?" Jisoo tersentak untuk beberapa detik, lantas agak meletakan Janssen ke kasur lagi, kemudian mengalihkan pandangannya pada Taeyong ternyata sudah bangun.

"Ini memang sudah kewajibanku memberinya kasih sayang layaknya sang ibu pada anak," ujar Jisoo ketus. Lalu kembali menghujani Janssen dengan kecupan-kecupan ringan di pipi gembulnya.

"Lalu, bagaimana dengan kewajibanmu memberi kasih sayang pada suamimu sebagai seorang istri, eoh?" Taeyong merubah posisi tidurnya dengan posisi tangan kanannya yang menjadi peyangga antara kepala dan kasur tempat tidurnya.

Pipi Jisoo bersemu merah mendengarnya, tapi melihat wajah Taeyong yang melihatnya dengan godaan mengejek membuatnya segera meraih guling lantas melemparkannya diwajah suaminya itu hingga pria itu memekik kesal sampai berniat untuk memprotes istrinya walaupun ini masih pagi, tapi sepertinya hal itu harus ia urungkannya karena Jisoo telah lebih dulu berlari keluar, meninggalkannya bersama Janssen yang kini sedang memandangnya diam seperti kebingungan dengan apa yang terjadi antara orang tuanya.

"Huh, Lee Janssen, lihatlah ibumu itu.. besok-besok jika kau besar nanti jangan cari kekasih sepertinya ya.." Taeyong mengerucutkan bibirnya lucu menepuk pipi Janssen pelan. "tapi kau harus cari istri seperti dia, ya?" lanjutnya sebelum kembali meraih selimut menutupi dirinya dan Janssen.

Hal pertama yang dilakukan Jisoo begitu masuk ke dapur adalah menuju lemari es untuk mencari bahan-bahan makanan yang akan dimasaknya, tapi begitu membukanya, ia tak menemukan bahan makanan yang rencananya akan ia masak untuk sarapan kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal pertama yang dilakukan Jisoo begitu masuk ke dapur adalah menuju lemari es untuk mencari bahan-bahan makanan yang akan dimasaknya, tapi begitu membukanya, ia tak menemukan bahan makanan yang rencananya akan ia masak untuk sarapan kali ini. Hanya ada botol-botol berisi air minum, beberapa sayuran yang sudah layu, dan satu rak telur ayam.

Wanita itu mendengus gusar, lantas melangkah kembali ke meja makan. Duduk disana dengan kedua tangan yang diletakan dipipi sebagai penyangga wajah dan meja, mencoba memikirkan sesuatu untuk dimasak dengan bahan-bahan itu sampai tiba-tiba ponselnya bergetar membuatnya buru-buru membuka pesan yang baru saja masuk dalam akun LINE-nya.

We Got BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang