.
.
.
.Wonwoo merasa tenggorokannya kering, terbangun dan merengut jengkel ketika gelas dinarkas telah habis. Akhirnya, dengan malas ia segera beranjak mengambil air didapur.
"Ah~" tenggorokannya segar kembali ketika cairan bening itu masuk kemulutnya
Tak. Lampu mati pandanganya menggelap.
"Tumben listrik padam"
"Hyung"
"Siapa itu??" wonwoo terkejut
"Ini aku hyung. Mingyu" suara lembut tanpa wujud itu mengalun lembut membuat air mata wonwoo lolos seketika "m.... Mingyu?"
"Iya, ini aku. Maafkan aku hyung, aku tak sempat pamit padamu"
"Tidak, aku yang salah. Aku yang menyakitimu, aku yang harus minta maaf"
"Iya, kau harusnya yang minta maaf. Kau terlihat menyeramkan ketika aku tak sengaja melempar pasir padaku" suara itu terdengar lembut tersenyum melalui ucapan.
"Maafkan aku, hiks" wonwoo terisak.
"....."
"Mingyu"
"....."
"Kau sudah pergi??"
"....."
"Mingyu..... Hisk..." wonwoo kembali menangis.
Tak.
Lampu kembali menyala, wonwoo dapat melihat ruang dapur yang terlihat kosong.
"Mianhae... Hiks"
Wonwoo memegang dadanya menahan sesak.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau kembali, gyu. Hiks"
"Kau harus berhenti menangis" suara lain dari seorang pemuda yang kini berdiri tegak di ambang pintu dapur sambil memegang cake berhiaskan lilin angka 23
"Minwoo? Sedang apa kau disini"
"Saegil chuka hamnida2 saranghe wonu-ya, saegil chuka hamnida"
Sekelompok manusia yang sedari tadi bersembunyi segera keluar memberika ucapan pada wonwoo yang kini terpaku sambil menatap kedua orang tuanya bingung
"Penjelasannya nanti saja, cepat tiup lilin ulang tahunmu dan buatlah harapan" ujar ny. Jeon
"Buatlah harapan hyung" walau tak mengerti wonwoo mengepalkan kedua tangannya sambil memejamkan mata
"Aku berharap minfyu ada dihadapannku"
"Selamat ulang tahun hyung" ucap pemuda dihadapan wonwoo setelah meniup lilinnya "_dan sepertinya permintaanmu telah terkabul" mingyu memberikan kue ulang tahun kepada jun kemudian merentangkan kedua tangannya
"Aku kembali, kau tidak ingin memelukku??" wonwoo sekarang mengerti. Kedatangan mingyu yang mengatakan bahwa ia adalah minwoo hanyalah settingan pemuda tampan itu.
Wonwoo melayangkan tatapan jengkel tetapi tak urung membalas pelukan mingyu
"Kau jahat. Kau membuatku menangis" wonwoo menyembunyikan wajahnya didada bidang mingyu
Pemuda bertaring unik itu terkekeh kemudian mengelus lembut rambut wonwoo
"Mianhae"
"Pelukannya pending dulu, aku lapar" suara soonyoung memecahkan suasana yang sedang berlangsung
"Dasar bodoh" dengan penuh cinta jihoon mengeplak kepala soonyoung, dan disambut gelak tawa dari yang lain.
Wonwoo tertawa juga kemudian melirik mingyu yang sedang menatapnya "mwo?" mingyu menggeleng kemudian tersenyum kecil
"Bogoshipo-yo"
"Nado"
***********
End
*****************
Ini ending yeorobun, mian kalau endingnya mainstream karena saya adalah penulis pemula mohon maklum.
-mau curhat dikit-
Sejujurnya work ini telah selesai dan akan di publish ketika suami kedua saya ultah, tapi penyakit dasar manusia tak bisa dihindari (re:pelupa)Begitulah curhpen saya mohon maaf atas kesalahan penulisan.
HAPPY BIRTHDAY MY HUSBAND, MY KITTEN, MY FUTURE JEON WONWOO.
MAAFKAN ISTRIMU YANG BARU MENGUCAPAKAN SELAMAT ULANG TAHUN.(ps.pengenbuatextrachap)
KAMU SEDANG MEMBACA
History about our story [meanie] [End]√
Fanfictionhanya sepenggal-sepenggal cerita bersejarah tentang persahabatan mingyu dan wonwoo. manis pahit kisah yang telah mereka rasakan bersama dari kecil hingga dewasa. #warning🚨🚨