Five

27.6K 1.8K 183
                                    

"Hei pemalas bangun!"

Ya lagi-lagi pagi hari Jimin harus diawali dengan teriakan Jungkook yang seakan tak pernah mengizinkan ia tenang barang sekejap saja.

"Eoh??Kookie" Jimin berusaha menggerakan tubuhnya yang terasa sakit untuk menghampiri Jungkook.

"Berhenti memanggilku seperti itu,aku tidak suka"

"Arra Kook-ah,mianhae"

"Cepat siapkan sarapanku,aku harus berangkat pagi untuk meeting"

"T-tapi Kook-ah,tubuhku masih sakit semua" lirih Jimin.

"Aku tidak menerima alasan apapun darimu!!cepat siapkan atau kau tau akibatnya nanti"

"Arra Kook-ah, akan segera kubuatkan sarapan"

"Hmm,baguslah...." setelah itu,Jungkook berlalu pergi meninggalkan Jimin yang berusaha bangun walau tubuhnya terasa remuk redam.

.
.
.

"Akhh....ayolah,ini hampir selesai shhh....ya Tuhan sakit sekali"

Jimin merasakan sakit setiap kali ia menggerakkan tubuhnya untuk mengambil bahan masakan atau alat memasak,hingga dia harus berpegangan pada tepian pantri atau meja makan saat menaruh makanannya.Bagaimana tak sakit jika Jungkook telah menggarapnya semalam dengan kasar ditambah lagi ia tidur hanya beralaskan tikar?

"Tuan biar saya saja yang melanjutkan memasak,tuan muda istirahat saja bukankah tuan muda sakit?" itu Jung ahjumma,ia baru saja selesai menyapu halaman saat melihat Jimin memasak di pantri sambil meringis kesakitan,ia merasa iba.

"Tak perlu mengasihaninya ahjumma!dia bisa melakukannya" Jungkook menginterupsi kegiatan Jung ahjumma yang akan membantu Jimin.

"Tapi tuan,tuan muda Jimin kan sedang sakit"

"Pergilah,jangan memanjakannya ahjumma,dia itu hanya jalang murahan yang menumpang hidup disini" tegas Jungkook sambil duduk di kursi di depan meja makan.

Dan Jung ahjumma hanya bisa mengangguk pasrah,dan meninggalkan keduanya di dapur.

Sakit?Iya memang sakit tapi Jimin bisa apa?ia tak ada wewenang apapun untuk menolak,memang dasarnya Jungkook itu keras kepala bukan?jadi Jimin lah yang harus mengalah.Jimin hanya mampu menahan isak tangis dan sesak yang menjalari lerung hatinya.

"Hiks...."

Isakan pelan terdengar dari mulut mungil Jimin saat ia meletakkan minuman di samping Jungkook yang sedang memakan sarapannya.

Praangg...

Suara garpu dan sendok diadu dengan piring terdengar sangat keras mengagetkan Jimin.

"Aku jadi tidak nafsu makan gara-gara tangisanmu!aku berangkat" ucap Jungkook dingin sambil menenteng tas kerjanya dan berlalu pergi.

Kalian pasti berfikir 'apa-apaan ini?' ,Jungkook yang membangunkan Jimin di pagi buta untuk membuatkannya sarapan,tetapi begitu sarapan sudah masak Jungkook pergi dan tidak memakannya hanya karena mendengar Jimin menangis?bukankah itu hanya hal sepele?tapi seorang Jeon Jungkook menganggap itu suatu hal yang besar.

"Hiks...kenapa?kenapa sulit sekali membuatmu berubah?" Jimin semakin terisak karena perlakuan Jungkook.

"Tuan muda?apakah Tuan baik-baik saja?" Jung ahjumma menghampiri Jimin yang sedang menangis sesaat setelah ia tahu Jungkook sudah pergi kekantor.

"Hiks...a-aniya....gwaenchanayo ahjumma...hiks.

"Sebaiknya tuan muda istirahat saja"

"Ani ahjumma,jika aku tidak bekerja nanti Jungkook marah"

"Kalau begitu biar saya bantu"

.
.
.
.
.

"JIMIN!!" teriak Jungkook mengudara di ruang keluarga mansion itu.

"N-ne Kook-ah" Jimin datang dengan tergopoh-gopoh.

"Buatkan aku minuman dan juga untuk yeoja ini!" suruh Jungkook sambil menunjuk seorang yeoja yang sedang memeluk lengan Jungkook.

"Nah sayang kita duduk dulu disana ne"

Bukan.Itu bukan untuk Jimin,melainkan untuk yeoja tak tahu diri yang sedang bergelayut manja di lengan Jungkook. Kalian tahu kan apa tujuan yeoja itu ke mansion Jungkook? Ya tentu saja untuk one night stand dan mendapat pundi-pundi won dari Jungkook yang notabene namja kaya raya dan masih muda pula.

Apa Jimin tak sakit hati?tentu saja sakit istri mana yang tak sakit jika diperlakukan suaminya seperti itu?tapi perlakuan Jungkook padanya itu terlampau biasa dan sering untuk diterimanya,setiap dua atau tiga hari sekali di malam hari Jungkook pasti pulang membawa jalang dari bar-bar dipinggir jalanan Seoul atau kalau tidak pasti pulang dengan keadaan mabuk.

"Kook-ah ini m-minumanmu" ucap Jimin sambil meletakkan secangkir kopi dan segelas jus jeruk.

"Hmm..." jawab Jungkook singkat karena ia sedang asyik bermesraan dengan jalangnya.

"Tunggu!!" ucapan Jungkook menghentikan Jimin yang akan membawa nampan kembali ke dapur.

"N-nde?"

"Bau apa ini?kau memasak sesuatu?kenapa berbau seperti hangus terbakar?"

Jimin nampak terkejut.Dia melupakan sesuatu.

"Andwe....setrika ku" ucap Jimin sambil berlari ke ruang setrika baju.

"Ya Tuhan,ottokhae??kemeja Jungkook jadi berlubang" Jimin bermonolog sambil mengangkat kemeja Jungkook yang berlubang karena tertindas setrika dalam waktu yang cukup lama.

"JIMIN!!APA YANG KAU LAKUKAN PADA BAJUKU!!" Jungkook muncul dengan aura suram.

"Mianhae Kook-ah aku tak sengaja" ucap Jimin gemetar sambil memeluk erat baju berlubang Jungkook.

"Tak sengaja katamu?hah?sekarang pergi dan bawakan aku baju yang persis dengan baju yang kau rusak!SEKARANG!!"

"T-tapi Kook-ah....ini sudah malam"

"Tidak ada tapi tapi!!dan ingat kau tidak boleh pulang sebelum menemukan kemeja itu!!"

Blamm....

Pintu dibanting dengan keras membuat Jimin berjenggit kaget.Mau tak mau Jimin langsung pergi untuk mencari apa yang Jungkook minta.Jimin bahkan sangat buru-buru sampai ia lupa membawa jaket dan alas kaki,jadi saat ini Jimin hanya memakai sweater kebesaran dan celana bahan selutut.Untung saja ia tak melupakan uangnya,jika tidak ia bisa habis,jika meminta pada Jungkook tidak mungkin diberi,Jungkook mana mau merogoh koceknya untuk kesalahan yang dibuat Jimin,bahkan walau itu tak sengaja.
.
.
.

'Ya Tuhan,aku harus mencarinya dimana??mencari yang persis seperti ini pasti susah,bahannya saja terlihat sangat mahal dan susah didapat' Jimin membatin dalam hati.

"Akhh...ya ampun kaki ku" Jimin meringis kesakitan saat kakinya tak sengaja menginjak batu kerikil yang runcing hingga kakinya berdarah.

"Ya ampun sakit sekali,bagaimana bisa aku mencari baju ganti ini jika aku tak bisa berjalan?" ratap Jimin sambil duduk di pinggir trotoar memegangi kakinya yang sakit.

"Hai cantik!!sendirian disini eoh?bagaimana jika aku dan kawan-kawanku temani?"

Sebuah suara yang terdengar mengerikan memasuki gendang telinga Jimin,dan seketika membuat ia menegang kaget bercampur takut.

TBC

•K.D.R.T• KookMin (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang