Fiveteen {End}

38.5K 1.9K 412
                                    

"Bisa kau antar aku ke makam nya?aku ingin menemuinya,aku ingin meminta maaf padanya"

...

"Bukan dia yang akan mengantarnya tapi aku" Yoongi tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Jungkook.

"Kenapa harus kau?" tanya Jungkook tanpa ekspresi.Pikirannya saat ini hanya dipenuhi kenangan-kenangan yang perlahan memburam tentang sosok Jimin.

"Kau tega membawa seorang wanita di depan makam istrimu?cihh...ternyata hatimu belum sepenuhnya terbuka untuknya" Yoongi memalingkan muka,berusaha menahan air mata yang seakan ingin tumpah saat itu juga.

'Benar katanya,apa yang aku fikirkan?'

Jungkook hanya diam tak menjawab ungkapan Yoongi,ia masih terlalu bingung untuk menyadari perasaannya sendiri.

"Baiklah,aku setuju....kau yang akan mengantarku,tapi aku ingin satu hal" lirih Jungkook.

"Apa itu?" jawab Yoongi singkat.

"Aku ingin membawa putraku kesana,aku ingin Jimin menyaksikan aku saat memberi uri aegya nama" setetes air mata jatuh dari pelupuk mata bulat Jungkook.

"Baiklah jika itu mau mu".

...

Area Pemakaman

Jungkook terduduk lemas di kursi rodanya sambil menimang seorang bayi saat dia dihadapkan pada gundukan tanah segar yang penuh dengan bunga.Tampak pula oleh Jungkook sebuah foto dengan bingkai kayu di depan nisannya.Wajah yang tak asing menyapa indra penglihatannya.

"Ini makam Jimin,ia di makamkan dua hari yang lalu tepat saat kelahiran putramu"

Air mata Jungkook kembali jatuh saat mendengar penuturan Yoongi.Jungkook sempat berfikir kenapa Tuhan tak adil padanya,Tuhan menghadirkan seorang lagi malaikat di hidupnya tapi di waktu yang bersamaan kenapa Tuhan juga mengambil malaikatnya yang satu?Jungkook ingin keduanya ada disisinya,tapi mengapa takdir Tuhan begitu pahit untuknya.

"Sayang,aku datang....maafkan aku jika aku terlambat untuk ini" lirih Jungkook.

"Aku sudah melihat putra kita sayang,dia benar-benar tampan.Hahh....bagaimana bisa aku berfikir kau membohongiku?haha..." Jungkook tertawa hambar.

"Kau sedang apa disana?apakah kehidupan disana begitu indah hingga kau mau meninggalkan kehidupan bersamaku?" tanya Jungkook di depan nisan Jimin.

Yoongi hanya bisa terpaku dan menangis di dalam hati saat tahu orang yang sejak dulu ia jaga harus berakhir dengan nasib seperti ini.

"Sayang,a-aku.....aku ingin mengucapkan maaf dan terimakasih untukmu.Maaf karena aku selalu menyakitimu dan tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu bahkan sampai saat kau menghembuskan nafas terakhirmu.Juga terimakasih karena kau sudah mau memberikan nafasmu untukku,aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan semua pengorbananmu,yakseok...."

Kedua namja itu masih bergelut dengan pikirannya masing-masing, tapi mempunyai inti fikiran yang sama......yaitu Jimin.Semua hal tentang Jimin berpendar di pikiran mereka,khususnya Jungkook yang mengingat betul kelakuan buruk apa saja yang selama ini dia lakukan pada istri manisnya itu.Ingatan Jungkook tentang Jimin berputar tak beraturan di kepalanya...

Seperti saat Jimin membantunya bersiap ke kantor....

'Kook-ah?mau kupasangkan dasimu?'

'Kook-ah.... s-sarapanmu sudah siap'

Saat Jimin melakukan kesalahan....

'Hiks...Kook-ah, s-sakit....kumohon jangan memukulku'

Atau saat Jungkook membawa jalangnya kerumah didepan Jimin...

'Kook-ah....s-siapa yeoja itu?kenapa d-dia kemari?'

Dan rengekan Jimin saat Jungkook akan memukul tubuh ringkihnya lagi....

'Hiks...m-mianhae Kook-ah,a-aku tidak sengaja menjatuhkannya...k-kumohon jangan pukul aku'

Diantara semua kenangannya pada Jimin,tak ada satu pun kenangan indah saat ia bersama sang istri,hingga saat ia ingin menebus semua kesalahannya semua sudah terlambat.Kini Jungkook hanya bisa memandangi foto manis Jimin bersandar di sebuah nisan.

Kini Jungkook hanya bisa memandangi foto manis Jimin bersandar di sebuah nisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang benar kata pepatah,penyesalan selalu datang terlambat.

"Sayang,lihat putra kita....aku ingin memberinya nama sekarang dan aku ingin kau juga menyaksikannya" Jungkook akhirnya buka suara setelah berdiam cukup lama.

"Aku memberinya nama Jeon Jungmin.Jungkook dan Jimin.... Dengan begini aku bisa selalu mengenangmu lewat wajah putra kita sekaligus namanya.Aku berjanji padamu aku akan menjaganya sebaik mungkin,aku akan membesarkannya menjadi orang yang hebat seperti ku kelak,bukankah itu yang kau mau sayang?maka tenanglah di alam sana,cintaku untukmu masih tersimpan rapih di dalam sini,tidak akan ada yang bisa menggantikanmu karena bagiku kau lah yang pertama dan terakhir untukku" Jungkook menundukkan badannya sedikit untuk mencium nisan Jimin.

"Aku pamit pulang sayang,tidak baik bukan jika aegya terus berada diluar pengawasan dokter?aku akan mengunjungimu lagi lain waktu....annyeong"

"Gomawo sudah mengantarkanku,sekarang kajja kita pulang" ucap Jungkook pada Yoongi yang hanya dibalas anggukan olehnya.

Ketika Yoongi dan Jungkook berjalan menjauhi makam,sosok bayangan putih tersenyum manis pada keduanya.

'Nama yang indah sayang,terimakasih'

Dan sosok itu mulai memudar dan akhirnya menghilang.

Yahh.....beginilah akhir dari perjuangan uri Jiminie,meskipun harus menyisakan banyak luka dan air mata tapi percayalah,perjuangan uri Jimin tidak akan pernah sia-sia.Sebuah kisah pasti akan memiliki akhirnya masing-masing walaupun cerita itu akan berakhir dengan tumpahan air mata,tapi itulah yang mengajarkan kita satu hal.....bahwa hidup tidak akan pernah berjalan mulus tanpa hambatan.Semua sudah tertulis dalam suratan takdir-Nya sebagai sesuatu yang telah digariskan.

END

Nulis kaya gini ae nyeseknya astagfirullah...
Thanks buat kalian yang udah mau baca sampe akhir dan tungguin book II nya ok

See you...

Pjm_Jikook_Jjk

•K.D.R.T• KookMin (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang