note : latar barcelona, mostly pake b.indo. jd yg miring miring kayak otak w itu bahasa lain. oqe?
---61---
Brianna dengan penuh menggerutu menyeret kopernya setelah membayar ongkos taksi. Gadis itu sudah berada di bandara Incheon seorang diri. Berbekal e-ticket di ponselnya, ia menghampiri petugas bandara supaya diperbolehkan masuk ke dalam untuk menukar tiketnya menjadi boarding pass.
Mengantre sendirian tanpa ada yang bisa ia ajak bicara membuatnya melamun tanpa arti. Gadis itu memikirkan Chanyeol saat ia berpamitan tadi pagi. Penampilannya tampak kacau. Brianna tidak yakin bahwa penampilan bangun tidur Chanyeol sekacau itu. Maksud Brianna, tidak mungkin cowok setampan Chanyeol bangun dengan keadaan berantakan seperti itu kecuali sedang mempunyai masalahnya sendiri. Apalagi, hari ini Chanyeol mempunyai jadwal penerbangan yang Brianna sendiri tidak tahu akan kemana.
Tunggu, barusan gue bilang dia tampan? Brianna mengerutkan dahinya tidak percaya. Gadis itu menggelengkan kepalanya kecil. Ia rasa ia sakit. Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling guna mengusir rasa bosan. Tapi gadis itu malah mendapat pemandangan lain. Ia memicingkan matanya untuk memastikan bahwa pria bertopi hitam yang berdiri tidak begitu jauh namun tidak begitu dekat tengah menatapnya.
"Anjir, itu cowok yang di Hong Kong, bukan?" Gumamnya pelan pada dirinya sendiri.
Sedikit kaget, buru-buru gadis itu maju mendekati loket dan kebetulan memang sudah gilirannya. Brianna melirik cowok tadi yang sudah fokus pada ponselnya sambil mengantre. Satu orang lagi, cowok itu dapat menukarkan e-ticket-nya. Brianna harap ia bisa pergi ke ruang tunggu lebih dulu sebelum cowok itu selesai. Entah kenapa, ia merasa grogi.
---61---
Chanyeol turun dari mobil dengan pikiran yang kacau. Kemarin ada yang mengikutinya dan itu bukan fansite, tentu saja. Chanyeol merasa cewek yang mengikutinya kemarin adalah sasaeng, atau bahkan bisa juga merupakan orang suruhan Gyumi, mantan kekasihnya yang sudah putus setengah tahun lalu. Chanyeol lelah dengan tuntutan Gyumi yang meminta hubungan mereka dipublikasikan oleh media. Jangan mimpi. Diperbolehkan pacaran aja udah bersyukur banget.
Dan untungnya, Gyumi yang meminta pisah. Chanyeol sendiri juga bingung kenapa ia bisa bertahan dengan gadis yang gila kepopuleran seperti Gyumi. Chanyeol merasa sebelas bulannya itu ia habiskan atas hal yang sangat tidak berguna. Herannya, pasti ada saja yang mengikutinya setiap bulan. Awalnya Chanyeol merasa cuek, lama-lama ia risih juga. Gyumi mengaku pada Chanyeolㅡsetelah cowok itu melempar kamera penguntit itu dengan brutalㅡbahwa ia yang telah menyuruh orang untuk mengikuti Chanyeol.
Dan kemarin, ia malah diikuti ke daerah tempat tinggalnya. Bagaimana ia tidak kesal? Diikuti di tempat umum Chanyeol agak memberikan toleransi. Tapi di daerah tempat tinggal? Hah. Ia menyesal telah memformat kartu memori cewek penguntit itu. Seharusnya ia hancurkan juga kameranya. Bahkan saat Brianna memencet bel unit apartemennya untuk berpamitan, Chanyeol was-was setengah mati.
Omong-omong Brianna, gadis yang tengah mengantre sambil melamun itu mirip Brianna. Batin Chanyeol yang sudah tidak sadar bahwa sekarang ia sedang antre untuk mendapatkan boarding pass. Chanyeol sedikit tersentak ketika Brianna juga balik menatapnya.
Chanyeol terkekeh ketika Brianna buru-buru maju ke loket. Bahkan Chanyeol sudah hafal gelagat Brianna jika gadis itu ingin menyembunyikan salah tingkahnya. Berhati-hati Chanyeol mengarahkan kamera ponselnya pada Brianna setelah sebelumnya ia zoom sampai penuh. Puas dengan jepretannya, cowok itu mengirimkannya pada grup chat di Kakawo Talk.
26 di Lotte (9)
pcy ganteng
<send a pict>
yow guess who?
yg bener gue kasih coklat termahal barcelona---61---
Bandar Udara Barcelona-El Part ramai seperti bandara pada umumnya. Brianna menarik kopernya tanpa minat menuju Cameron yang sudah menunggunya. Ia masih kesal perihal kakaknya yang sudah berjanji akan menemaninya di hari pertama di Korea, malah terbang ke Thailand. Cameron sendiri terlihat tidak merasa bersalah sama sekali. Dengan senyuman lebarnya, ia menyambut Brianna yang datang dengan wajah ditekuk.
"Adik Abang yang dari Korea jangan cemberut dong," goda Cameron. Brianna menepis tangan Cameron yang sudah melingkar di bahunya.
"Mom sama Dad nggak ikut?" Tanya Brianna.
"Belum dateng,"
"HAH?!" Brianna membelalakkan matanya. "Sedangkan aku yang belum ada istirahatnya sama sekali malah disuruh berangkt buru-buru?"
"Eh, kan kemarin ada hari kosong," ujar Cameron.
"Hari kosong ndasmu! Aku ngurusin kepindahan aku, tahu! Kata Dad aku harus ngurus sendiri," Gerutu Brianna. Cameron terkekeh.
"Yaudah, lagian Mom sama Dad datengnya besok, kok," Cameron menepuk pelan puncak kepala adiknya. "Yuk,"
Brianna mengangguk dan kembali menarik kopernya. Tapi tidak lama kemudian matanya menangkap sosok yang sama seperti di Bandara Incheon. Cowok yang ia lihat di Bandara Hong Kong, Bandara Incheon, dan sekarang ia temui di Barcelona. Mencoba mengabaikan, tapi mata mereka malah bertatapan kembali. Brianna sedikit tersentak. Matanya mirip dengan sosok di backstage konser EXO di Hong Kong. Yang mana pemilik mata itu memiliki wajah yang mirip dengan Chanyeol.
Tunggu. Kenapa Brianna baru menyadari hal itu sekarang? Apa benar Chanyeol tetangganya itu adalah sosok yang sama dengan cowok yang secara tidak sengaja ia lihat akhir-akhir ini? Brianna menggeleng pelan. Ini terlalu kebetulan. Brianna rasa tidak mungkin.
"Kenapa kamu geleng-geleng?" Tanya Cameron.
Apa sebaiknya gue tanya Abang?
"Bang,"
"Hmm?"
"Nggak jadi deh," Brianna memamerkan cengirannya. Cameron hanya menatap Brianna dengan tatapan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Next Door [PCY] | ON HOLD
FanfictionApa yang kalian lakuin kalau tetangga kalian itu ternyata Park Chanyeol? Iya. Park Chanyeol EXO yang ganteng itu.