Kalo kalian udah baca, kasih vote and commentnya ya? Pliss lah hargai aku yang udah berjuang nulis ini, kasih aku comment yang bisa nyemangatin aku dan vote biar aku makin seneng.
Jujur yah, aku sedih banget pas liat yang like sampai cerita kemarin masih 22, rasanya mau berhenti nulis aja deh. Tapi mau gimana ya, namanya juga hobi. Tapi kalo emang votenya masih gitu-gitu aja aku bakal berhenti nulis ini dan ganti cerita lain, karna kalo nggak ada yang vote dan komen buat apa aku nerusin? Aku berfikir, mungkin ceritaku jelek banget ya sampai didiemin kayak gini. So, kalo gini trus, aku mending nulis cerita lain aja kan? Siapa tau cerita ini emang agak nggak bagus sih.
Btw, buat yang sempet nyempetin komen kemarin makasih ya. Aku terharu banget karna kalian mau nyempetin baca cerita kedua ku di wattpad ini. Walaupun aku sadar, ceritaku mungkin jauh dari kata bagus buat orang-orang yang hoby baca kayak kalian.
Oke, sekian curcolnya.
HappyReadingGuys!❤
-------
22 november 2015
Alfa tersentak kaget, barusan ia bermimpi kembali tentang masa lalunya. Ia lalu bangun dan menyalakan lampu tidur yang ada di samping kasur Alfa, lelaki itu kemudian melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Pukul 00.21
Alfa mengacak rambutnya frustasi, ia kembali bermimpi buruk. Kenapa akhir-akhir ini Alfa tak bisa melupakan janji itu? Bahkan ketika Fara sudah melupakan semua tentang dirinya. Kenapa Alfa bisa begitu frustasi? Padahal sedari kecil Alfa tak pernah menyukai Fara.
"Gue udah gila ya?" ucapnya sebal, "Gue udah nggak ada urusan lagi sama Fara ataupun Ryan, saat itu gue masih terlalu kecil!"
Alfa memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing, ia lalu turun dari kasurnya dan membasuh wajahnya agar ia dapat merasa lebih segar.
Setelah Alfa membasuh wajahnya, lelaki itu menatap ke arah cermin melihat pantulan wajahnya disana. Padahal tak banyak yang berubah pada wajah Alfa, ia hanya bertambah tinggi. Itu saja. Tapi kenapa Fara tak bisa mengenalinya?
Alfa lalu memegangi dadanya, terasa suatu debaran disana.
Fa, apa gue udah mulai suka sama lo? Tapi, gue harus gimana? Lo bahkan gak inget sama gue
-LongTime-
23 november 2015
Pagi yang berawan, langit yang masih gelap, dan jam yang masih menunjukkan pukul 06.00 pagi.
"Gue udah gila ya?" tanya Alfa pada dirinya sendiri, "Buat apa gue datang ke sekolah sepagi ini cuma buat ngehindarin cewek itu!" sahutnya sebal.
Alfa berjalan gontai menuju kelasnya, padahal ia masih sangat mengantuk karna ia tak bisa tidur setelah bangun dari mimpi buruknya semalam. Belum lagi mata panda yang terlihat hitam di sekitar mata Alfa, wajah pucat, dan rambut yang acak-acakan.
Ahh- bodo amat, pas sampai di kelas gue langsung mau tidur batin Alfa kesal.
Setibanya di depan kelas XIpa 1, Alfa langsung menuju ke bangkunya, ia menaruh kedua tangannya di atas meja dan tidur disana.
Namun, belum sepuluh menit Alfa tertidur, seseorang dengan suara yang sangat Alfa kenal datang membangunkannya. Kenapa harus dia?
"Ng- Maaf lo bisa berdiri sebentar?", Fara menepuk-nepuk pelan bahu anak cowok yang sedang tidur di bangku Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long time
Novela JuvenilPernahkah kamu menyimpan rasa pada seseorang? Perasaan suka yang diawali dengan sebuah pertemanan. Lalu bagaimana kalau orang yang kamu sukai itu bersama orang lain? Seberapa sakitkah hatimu saat itu? ---------