Ini versi remake! Kemarin aku ngerasa ceritanya jadi anjlok banget karna aku paksain buat nulis. So, aku udah buat remakenya. Jadi, walaupun agak mirip, tetep baca sampai akhir yah😇 Karna InsyaAllah dua kali aku update. LongTime bakal tamat. Jadi, mohon maaf aja kalo ceritanya kadang gaje. Happy reading!
07 desember 2015
Tap tap tap
Fara berjalan menunduk, perhatiannya tak lepas dari langkah kakinya yang beriringan dengan Ryan, ia menunduk tak ingin menatap ke depan. Rasanya benar-benar canggung. Kenapa juga akhir-akhir ini ia begitu akrab dengan lelaki di sampingnya ini?
"Mm, Yan?"
"Ya?"
Fara melihat ke arah Ryan, berusaha menghilangkan rasa canggungnya.
"Emangnya nggak apa-apa kalo kita jalan bareng kayak gini? Kayaknya lo nggak perlu repot-repot anter gue ke kelas deh".
Ryan menatap Fara heran, sedetik kemudian ia tertawa. Akhh- Ryan mengerti maksud Fara.
"Emang kenapa, lo takut sama Sandra ya?", tebak Ryan, "tenang aja, Sandra hari ini nggak masuk kok, dia izin karna acara keluarga".
"Ooh- hahaha", Fara tertawa canggung.
Sebenarnya, daripada dibilang takut. Ia lebih merasa canggung jika mengingat Sandra, bukannya Sandra tidak menyukai jika Fara dekat-dekat dengan Ryan. Lalu sekarang? Akhh- rasanya seperti berselingkuh dengan pacar orang lain.
"Fa!"
"Ha?", ia tersentak kaget.
"Kok ngelamun?"
"Haha", Fara kembali tertawa, "bukan apa-apa kok", elaknya.
Sesaat kemudian mereka berdua kembali berjalan menuju kelas XIpa1. Hanya berbagai pembicaraan tak terlalu penting yang terus mereka bicarakan sepanjang jalan.
"Eh- itu Alfa kan?", tunjuk Ryan pada seseorang yang tengah bersender di depan pintu.
mata Fara mengikuti arah telunjuk Ryan. Ya, benar saja. Dia Alfa, Fara menatapnya sebal. Mau apa lagi dia?
"Hufft-", ia menghela nafas gusar.
Ryan menatap wajah Fara, terlihat jelas raut resah di wajah gadis itu. Sepertinya Fara sedang merasa kesal,
"Lo mau gue suruh dia pergi dari situ?"
"Nggak usah", Fara menggeleng, "Gue bisa nanganin ini sendiri kok", tolaknya, "mendingan lo balik ke kelas, jam pertama kayaknya udah mau mulai".
"Ng- serius ni?"
"Iya", Fara tersenyum kecil.
Ryan balas tersenyum, ia mengangguk, "Ok, gue balik dulu, take care Fa".
Fara ikut tersenyum, ia melambai ke arah Ryan yang berjalan menjauhinya. Setelah Fara merasa Ryan telah pergi, pandangannya kembali ia alihkan pada lelaki yang tengah bersender di depan pintu itu.
"Akhh- benar-benar menjengkelkan!", Fara berucap dengan suara kecil, "Gimana gue harus negasin lo buat pergi sih Al? Ini juga buat kebaikan lo tau...", Fara berucap khawatir, ia menatap sendu lelaki itu.
Fara kembali melangkahkan kakinya kembali menuju kelas, ia memelankan langkahnya ketika tiba di depan pintu. Kini pandangannya bertemu pada sosok yang sangat hangat bagi Fara.
Sesaat ia menatap lelaki itu, namun hanya sebentar. Langkah kakinya ia percepat menuju ke dalam kelas. Ya, Fara sedang menghindari Alfa.
Ketika Fara sudah duduk di bangkunya, ia melirik ke samping. Ia pikir Alfa mengikutinya, nyatanya tidak.
"Apa sih yang gue pikirin? Nggak mungkin lah dia ngikutin gue setelah apa yang gue bilang kemarin", Fara tersenyum miris. Ia memegangi dadanya, rasa sesak seketika hadir. Akhh- ada apa ini? Bukankah Fara harusnya bahagia jika Alfa sudah bisa menjauhinya?
"Fa, lo kenapa?", tanya Salsa. Ia melihat raut sedih di wajah sahabatnya itu, "Lo ada masalah?"
Fara menggeleng, ia tersenyum kecut, "Nggak apa-apa, gue cuma.."
Fara tak meneruskan kata-katanya, ia meremas roknya. Rasa cemas tiba-tiba menghinggapi Fara. Ada apa dengannya?
Harusnya gue bahagia sekarang, tapi kenapa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Long time
Ficção AdolescentePernahkah kamu menyimpan rasa pada seseorang? Perasaan suka yang diawali dengan sebuah pertemanan. Lalu bagaimana kalau orang yang kamu sukai itu bersama orang lain? Seberapa sakitkah hatimu saat itu? ---------