Cahaya remang-remang mulai mencoba mengahalau retina mata, mencoba memasuki mata yang menjadi penanda bahwa gadis bermata sayu itu telah sadar dari tidur panjangnya.
Matanya mengerjap pelan mencoba menyesuaikan silau cahaya benderang dari dalam ruangan. Matanya berputar menyisir keadaan yang terasa aneh dalam pengelihatan.
Pusing hebat mendera bagian kepalanya, tulang lehernya terasa patah tak bersisa. Membuat kepalanya semakin berat dan berdenyut tak karuan. Dengan memejamkan mata, ia mencoba meredam efek pusing yang luar biasa.
Pandangannya kembali terjatuh pada jendela di dalam kamarnya. Hawa dingin kian menusuk tulang hingga Calista menggigil dibuatnya. Tampak dari kaca jendela butiran kecil berwarna putih turun serempak dengan lebatnya hingga memberi efek putih pada setiap tempat disana.
Musim dingin tiba!
Calista tersenyum kecil dibuatnya, ketika ia mengingat waktu liburan bersama dalam musim dingin terindah bersama keluarganya. Bibirnya yang semula tertarik keatas berubah menjadi datar seketika.Ia teringat kejadian beberapa waktu lalu, saat semua keresahan dan kegundahannya terjawab hanya dalam hitungan waktu. Calista teringat ini bukanlah lingkungan yang biasa ia tinggali, ini bukanlah rumah yang menjadi tempat istirahat saat pusing itu mendera kembali. Ini adalah neraka jahanam yang entah mengapa bisa ia terjuni.
Hingga suara decitan pintu kayu itu terdengar, membuka lalu kembali menutup seperti semula. Tampak jelas seorang pria gagah berpawakan tinggi dan bijaksana memasuki ruangan yang sama dengannya.
" Sudah sadar dari tidur panjang mu gadis kecil? " Sapanya dengan suara yang berat dan serak.
Degupan jantung Calista berpacu cepat dari biasanya. Raut wajah ketakutan nampak jelas dari binar matanya. Membuat sang lawan tertawa mengejek.
Namun dengan segera Calista menepis kan rasa takutnya, mencoba kuat dan bangkit berdiri. Namun acap tak berbuah, kakinya terasa kram, nyeri dan terasa seperti tertimpa beban berat. Tangan yang seharusnya bisa membantu berdiri pun juga sama halnya.
Hingga pandangannya menerawang kepada keadaannya sendiri. Rantai besi yang berat dan panjang mengikat secara paksa pada bagian kaki dan tangannya. Sungguh ironis! Bagai budak yang tak taat aturan.
Sekuat tenaga ia mencoba berdiri, namun selalu jatuh lagi. Gesekan antara rantai besi pada pergelangan tangan kakinya membuat kulitnya terasa perih. Ia sadar jika dirinya terluka namun apa daya meminta tolong pada pria gila didepannya itu bukanlah hal yang menguntungkan.
" Berniat kabur hah? " Tanya Sam dengan alpha tone datar miliknya.
Calista hanya mampu menundukkan kepalanya, bingung! Itulah yang hanya bisa Calista rasakan. Bingung mengapa semua ini bisa terjadi, bingung mengapa ia di puja lalu di hakimi tanpa alasan pasti yang memang terasa klise untuk ia terima disini.
" Kenapa harus bingung hah? " Tanya Sam yang lagi-lagi hanya dianggap angin lalu oleh lawan bicaranya sendiri.
" Kau tahu, aku benci diabaikan olehmu Calista! " Geramnya frustasi.
" Jawab aku! " Teriak Sam seperti orang kesetanan.
Dengan sisa kekuatan dan keberanian yang Calista miliki, ia meludah kasar tepat di depan muka seorang pemimpin kaum manusia serigala yang memang belum ia ketahui.
" Kau!!! " Geram Luke mengambil alih.
Plak!!!
Bunyi tamparan keras menggema di seluruh ruangan. Wajah putih mulus Calista nampak merah. Ujung bibirnya terasa kebas dan panas hingga tanpa ia sadari darah merah segar mengalir dari bibirnya yang robek.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KING ( END )
Werewolf( TAMAT ) #Rank1inWhat'sNew #Rank29inWerewolf #Rank133inWerewolf Bagaimana jika takdirmu terasa aneh? Kamu tentu percaya dengan adanya dunia lain, lalu bagaimana perasaanmu jika seseorang yang kan menjadi takdir darimu berbeda jauh dari lingkungan h...