17. New Life

12.5K 784 7
                                    

Happy reading all!
Happy Sunday jugaa😇
Jangan lupa jejak vote dan komentar nyaa yaaa;)

" Aku adalah raja, aku berhak mendapatkan segalanya secara sempurna. Seperti dia yang ditakdirkan untuk menemani langkah hidupku menuju kesempurnaan cinta. "

Tulisan kecil yang berada didalam mobil milik El membuat Amora terkikik geli. Sejak kapan kakaknya yang beku menjadi puitis amatiran macam ini?

" Sudahlah hentikan tawamu! Sudah hampir setengah jam kau membaca kalimat itu keras-keras lalu tertawa tidak jelas. " Dengus El tidak suka diejek oleh adiknya.

" Calm Brother! Aku hanya tak menyangka kau bisa membuat kata-kata manis yang sayangnya terdengar geli ditelinga ku.. "

El menoleh ke arah adiknya, menatap tajam Amora memperingatkannya untuk tidak membantah ucapannya.
" Baiklah baiklah! " Gumam Amora mengalah melihat perubahan wajah El yang merah menahan marah.

Notifikasi ponsel milik El berbunyi, membuat suasana hati El berubah cerah seketika.

" Yes! " Serunya girang hingga tak sadar kakinya menambah laju pedal gas membuat Amora berteriak panik dalam beberapa detik.

" Alphaaaaa.....!!! "

El yang kaget, langsung nge-rem mendadak membuat jidat Amora terbentur dashboard mobil.

" Sial..Kau mengagetkan ku Mora! "

Amora mengepalkan tangan erat menahan amarah yang siap meledak.
" Kau tak salah, hah? " Tanyanya dengan ketus.

Masih dengan mode merasa paling benar, El menghiraukan pertanyaan adiknya. Ia memilih menjalankan mobil menuju apartemen dikota yang letaknya sangat sangat sangat strategis.

Mengepa begitu? Tentu saja karena tempat tinggalnya dekat dengan tempat tinggal Calista, ratunya.
Bunyi notifikasi ponsel tadi tak lain dan tak bukan adalah alat penyadap yang El pasangkan di hp milik Calista. Sengaja? Tentu, terlebih itu ponsel baru yang belum lama ia belikan untuk Calista sendiri.

Tidak ada foto dirinya ataupun kebersamaan mereka, karena Calista hanya boleh menggunakan ponsel itu kalau ia berpergian saja. Dan faktanya, Calista sama sekali tak pernah keluar mansion  mewah yang berada tepat ditengah hutan itu.

Membayangkan misi sebagai seorang penguntit membuat El dapat tersenyum sendiri. Amora yang duduk disampingnya sudah bisa menebak apa jalan fikiran kakak nya.

" Tak mungkin bukan jika ia mau merelakan ratunya pergi seenaknya, tanpa dia dan tanpa pamit dengannya? " Gumam Amora yang dibalas wolfnya, Vio dengan jilatan pada moncongnya sendiri.

" Keberuntungan berada dipihakku Mora. Apartemen kita cukup dekat dengan calon kakak iparmu nanti. Sekitar 30 menitan mungkin. " Kata El berbangga diri.

" Bagaimana tidak kau bisa beruntung, jika kau saja selalu menggunakan kekuatan dan kekuasaan mu. " Balas Amora jengah.

***

Kaki Calista terasa pegal, hanya duduk berdiam di mobil selama berjam-jam membuat kakinya mati rasa, kebas dan jengkel tentunya. Kamarnya terletak dilantai paling atas, dengan balkon yang menghadap tepat pemandangan indah kota.

" Bagaimana? Kau suka? " Tanya Davin yang baru saja selesai membantu Calista membereskan kamarnya. Calista hanya membalasnya dengan senyuman lebar merekah.

" Lihat, senyumnya seperti bunga yang mekar. Waspada saja, pasti akan banyak lebah, kupu-kupu atau kumbang - kumbang yang datang ke rumah haha.. " Ejek Peter dari ambang pintu kamar.

MY KING ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang