14. Membuka Kunci

13.6K 878 17
                                    

Hello kita jumpa lagi 😊
Selamat membaca!
Jangan lupa meninggalkan jejak vote dan komen yaa😘

Pagi ini cukup mendung, gumpalan awan kelabu menghias hamparan langit biru. Angin yang berhembus lumayan kencang menambah kesan dingin pada suhu udara daerah ini. Oh ya, jangan lupakan rimbunnya dedaunan hutan yang membuat suasana sedikit mencekam.

Di dalam ruangan yang sepi itu, terdapat seorang gadis sedang menatap mesra dedaunan hutan yang bergerak saling bersentuhan dari balik kaca jendela. Bunyi gesekan daun satu dengan yang lainnya seakan menjadi paduan musik dari alam sekitar yang sempurna.

Ia sedikit membuka kaca jendela sehingga mengakibatkan beberapa helai rambutnya berterbangan tertiup angin yang lumayan kencang.

" Sedang apa? " Suara seseorang membuyarkan pondasi lamunan yang akan Calista bangun.

El tampak berjalan tergesa lalu menutup jendela kamar yang sempat terbuka karena gadisnya.

" Kau tahu, angin kencang seperti ini tak baik untuk tubuh mungil mu. Ditambah ukuran badanmu yang kecil,ku jamin kau akan terbang menghilang setelah keluar ruangan ini. " Ejek El dengan sinisnya.

Hei, ada apa dengan mu El? Kenapa mendadak sinis seperti ini?
Apa peduliku:v

Calista tersenyum sekilas namun dengan lembut ia menjawab " Bukankah ada kau yang akan mencari jejakku yang hilang terbawa angin, Alpha El?  "

El membulatkan matanya, bahkan Luke yang berada didalam sana cukup terkejut dengan perkataan Calista. Akankah sekarang waktunya? Sepertinya ini belum waktu yang tepat.

" Dia sengaja menggoda atau memang sudah mengetahui sebagian fakta Alpha El yang terhormat? " Tanya Luke dengan geraman rendahnya.

" Aku tak membuka apapun celah untuknya. Apakah ada seseorang yang ikut campur ini semua? " Balas El bertanya.

" Kau tak salah berbicara pada serigalamu heh? Aku kan sudah lama resign lalu balik lagi tolol! " Jelas Luke sambil mengumpat.

" Anjing basah! " Balas El mengumpat.

" Manusia bodoh! " Luke menjawab disertai auman keras membuat El memutuskan mindlink sepihak karena terlalu pusing mendengar suara Luke yang cukup toa.

Bukankah serigala memiliki suara yang keras? Terkutuk lah kau Samuel Aldrick Greyson!

Calista mencubit pelan lengan El, mencoba menyadarkan El dari lamunannya.
" Kau ini kenapa hah? " Tanya Calista sebal.

" Kau berkata aku akan mencari mu bukan? Dimana kau tahu aku membutuhkanmu Calista Stephanie? " El bertanya dengan setiap penekanan pada akhirnya katanya.

" Dari hati nurani ku. " Balas Calista santai sambil menyilangkan kaki duduk di sofa berwarna merah maroon di kamar itu.

" Bagiamana bisa hati menjawab pertanyaan mu? Bukankah dia tidak punya mulut? " El kembali bertanya dengan polosnya membuat Calista terkekeh kecil gemas akan tingkah tuan muda di seberangnya.

Dengan penasaran El berjongkok di depan Calista, mencoba mensejajarkan tinggi badannya dengan gadis mungil dihadapannya.

" Perlakuanmu yang menjadi petunjuk untukku. Apa aku boleh pergi? " Calista bertanya dengan kalemnya tak sadar membuat sisi emosional El hampir menggelap.

" Tidak! " Balas El setengah berteriak, terdapat nada perintah tegas yang dingin membuat Calista yakin ia memang sangat dibutuhkan pria ini.

" Aku siapamu? " Calista bertanya dengan tenang, tetap kalem seperti tidak apa-apa. Tidak ada nada tersirat yang lain kecuali datar dan menuntut kejelasan.

MY KING ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang