Chapter 20 | Hug Me Tight

28.3K 1.7K 213
                                    

Happy Reading

Tatapan mereka saling beradu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan mereka saling beradu. Hening melingkupi keduanya. Aneira dan Zean sama - sama mematung selama beberapa saat. Begitu tersadar, Aneira membuka matanya lebar. Tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.

Aneira meringis pelan. Gawat, hatinya terbawa suasana tadi. Dan dia pasti sudah gila karena meminta hal bodoh seperti itu pada Zean. Sementara Zean sendiri terlihat menggeram dalam kebungkamannya. Pria itu masih marah, sibuk menata kembali emosinya yang cemas berlebihan karena mengkhawatirkan keselamatan Aneira.

Tetapi lihatlah sekarang... Bagaimana wanita itu masih bisa sesantai itu dan bersikap menggemaskan di saat seperti ini?! Gezz... Aneira benar - benar membuatnya gila!

Berbeda dengan isi kepala Zean. Kepala Aneira justru dipenuhi dengan beribu alasan yang ia pikirkan untuk mengelak dari situasi mencekam ini.

"Kau sedang meminta izinku untuk sebuah pelukan?"

"Huh, apa? Kapan aku bilang begitu?" Aneira mengibaskan tangan. "Ada banyak orang di taman ini. Suasananya juga sangat ramai dan berisik. Kau pasti salah dengar."

Jawaban Aneira membuat Zean menyesal telah bertanya. Dia sudah berusaha pengertian dan menganggap serius kata - kata Aneira, tetapi wanita itu malah enggan mengakuinya. Sialan!

"Salah dengar?" sebelah alis Zean terangkat. "Jadi menurutmu telingaku yang bermasalah?" tanyanya sinis. "Atau kau ingin daun itu yang bersaksi bahwa kau memang mengatakannya?"

Aneira berdeham kikuk lalu memalingkan wajahnya ke samping dan mengibaskan tangan di dekat lekuk lehernya. "Ah! Di sini panas sekali. Kenapa angin tidak berhembus kencang sore ini?" gumam Aneira pelan, berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Bodoh," Zean menatap kesal pada Aneira yang sejak tadi terlihat salah tingkah. "Angin macam apa yang kau cari padahal rokmu sudah terbang setinggi itu," katanya.

"This devil!" Aneira berseru kesal, lantas buru - buru menahan kedua tangannya di atas paha agar gaunnya berhenti melayang ke udara.

"Aku akan membunuhmu jika kau melihat banyak!" ancamnya sembari mendelik tajam.

"Lagipula tidak ada yang bisa dilihat juga," sahut Zean datar tanpa minat kemudian melepaskan jas luar yang dipakainya dan melempar lembut setelan itu untuk menutupi kaki jenjang Aneira.

"Cepat kembalikan ponselmu padaku! Aku akan merusaknya lagi!"

"Enak saja! Aku tidak akan memberikannya padamu. Untuk apa kau mau merusak barang yang jelas - jelas masih berfungsi dengan baik?"

"Ponsel itu tidak berguna. Aku memperbaikinya bukan untuk kau jadikan sebagai pajangan, tapi untuk berkomunikasi denganku," desis Zean dengan mata biru yang berkilat dingin.

"Astaga! Aku heran kenapa kau berlebihan sekali hari ini. Memang apa pentingnya aku harus meneleponmu?" Aneira bertanya dengan intonasi seolah menantang Zean.

My Beast Charming✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang