Happy Reading
***
Aneira langsung berhambur ke pelukan Mary Kerr begitu melihat sang bibi turun dari bus yang ditumpanginya dari Ontario menuju kemari. Senyum penuh kerinduan tergambar jelas di wajah keduanya saat mereka saling berpelukan.
Suasana haru melingkupi halte. Beberapa orang penumpang berdesakan turun setelahnya, membuat Aneira dan Mary harus bergeser agak menjauh dari pintu belakang bus yang terbuka.
"Kenapa bibi hanya memakai pakaian tipis?" kilatan mata Aneira nampak khawatir. Ia lalu membenarkan posisi jaket Mary yang sedikit miring. Hari ini bibinya berpakaian bagus dan tidak terlihat lusuh seperti orang desa pada umumnya.
"Cuaca sedang menghangat dimana – mana sayang, udara musim semi tidak akan membuatku kedinginan. Jangan cemas..," elusan halus di puncak kepalanya langsung menghantarkan perasaan tenang. "Kau tahu bibi hanya memiliki satu setel yang selalu kusimpan baik – baik untuk acara penting. Hari ini putriku mendapat gelar, jadi aku harus terlihat sepadan seperti orang tua lainnya."
Mendengar itu, Aneira tersenyum lebar dengan mata yang sudah berkaca – kaca. Pasti seperti ini kata – kata yang akan diucapkan seorang ibu saat menyaksikan keberhasilan anaknya meraih sukses. Meski orang tua kandungnya telah meninggal, Aneira tak memiliki alasan untuk bersedih. Ia bersyukur Tuhan masih membiarkan Mary menjadi bagian dari kehidupannya.
"Aku tidak peduli dengan penilaian orang lain. Bagaimanapun penampilan bibi, aku tidak akan merasa malu. Karena kau adalah orang tua terbaik, bagiku."
Wanita itu sudah Aneira anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Selama ini Mary menjaga sekaligus merawatnya dengan penuh kasih sayang. Jadi kehadiran sang bibi di sini sudah sangat membuat Aneira bahagia.
Mereka kemudian berjalan berdampingan melewati gerbang depan universitas. Mengikuti arus manusia menuju ke satu tempat, ruang auditorium yang sudah ramai oleh para sarjana dari berbagai jurusan.
"Bibi benar – benar bangga padamu, Ane," Mary menghentikan langkah sebentar di luar pintu masuk. Tangan wanita itu terulur merapikan baju toga Aneira. "Kau juga tidak kalah cantik dibanding wisudawan lain." Kata Mary sambil mengamati satu per satu mahasiswi yang berlalu lalang di depannya.
Pujian itu terlontar serasi dengan penampilan baru Aneira. Ia memang terlihat paling menonjol di antara semuanya. Dengan surai putih yang tergerai panjang keriting gantung, Aneira nampak lebih anggun dan dewasa. Mencerminkan sosok cerdas dalam dirinya setelah menjalani perkuliahan selama 3 tahun dengan perjuangan keras.
"Seperti ulat yang berubah menjadi kupu – kupu dengan sepasang sayap indah, bibi ingin kau percaya diri Ane... Tidak perlu merasa gugup." Mary berkata menasihati dengan memegang kedua bahu Aneira seraya mengusap kepalanya lembut.
"Jangan pernah ragu, terbanglah tinggi dan temukan jalanmu sendiri." Aneira mengangguk. Ucapan tulus itu berhasil membuat hatinya terenyuh.
Rekahan senyum Aneira tak pernah luntur dari wajahnya. Ia kemudian mencium singkat pipi kanan Mary. "Terimakasih bibi... Aku menyayangimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beast Charming✅
Romance#1 ARCHER SERIES Aneira Lindvall adalah angsa cantik yang menganggap dirinya buruk rupa. Ia menjalani kehidupan barunya dalam kepalsuan. Tidak ada seorang pun yang tahu jati dirinya, hingga mimikri yang ia lakukan bertahun-tahun terbongkar di hadapa...