Happy Reading
***
Zean melirik jam pasir di atas meja kerjanya sembari tersenyum puas. Butiran – butiran pasir itu sudah berpindah mengisi tabung bawah yang semula kosong. Kemenangan menjadi miliknya sekarang. Dengan ini, Zean membuktikan jika dunia memang berada di bawah kendalinya.
Zean penasaran, kira – kira bagaimana reaksi Alfred setelah mendengar berita tersebut. Saat ini, Zean hanya memedulikan kehadiran seseorang yang sangat ia butuhkan untuk merayakan keberhasilannya, yaitu Aneira.
Zean baru saja akan menelepon wanita itu ketika nama snow white sudah lebih dulu muncul di layar. Dengan sekali usapan cepat Zean segera melekatkan ponselnya di telinga.
"Zean..," sapaan lembut Aneira langsung terdengar begitu sambungan terhubung.
Zean bangkit dari duduknya dan memasukkan sebelah tangan ke dalam saku celana sambil berjalan mengelilingi ruangan.
"Mr. Zean isn't available, my lovely fiance... Sebagai gantinya kau bisa berbicara padaku."
"Oh! Lalu––aku bicara dengan siapa saat ini? Duplikatnya?" tanya Aneira menahan geraman yang justru terdengar lucu menurut Zean.
"Bluehole speaking," jawabnya. Seperti biasa, dengan nada menyebalkan.
"My goodness!" seru Aneira langsung. Dan Zean sudah dapat menebak wanita itu mengerang di ujung sana. Menggoda Aneira selalu menjadi hiburan tersendiri baginya.
"Berhenti bercanda, Zean." Aneira terkekeh setengah meringis mengingat Zean hampir tidak pernah serius menanggapinya. "Apa sekarang kau ada di kantor?"
"Kenapa kau mencariku?" tanya Zean dengan perubahan suara yang dibuat – buat seolah dirinya baru saja berganti peran.
Aneira tergelak pelan. Menertawai tingkah konyol Zean. Namun di sela tawanya, Zean dapat mendengar suara Aneira yang terengah – engah.
"Ada apa dengan nafasmu? Kau habis berlari?"
"Ya.. Lebih tepatnya, masih berlari." Ralat Aneira. "Tapi jangan pedulikan itu. Cukup jawab saja pertanyaanku, kau akan sangat membantu. Apa saat ini kau sedang sibuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beast Charming✅
Romance#1 ARCHER SERIES Aneira Lindvall adalah angsa cantik yang menganggap dirinya buruk rupa. Ia menjalani kehidupan barunya dalam kepalsuan. Tidak ada seorang pun yang tahu jati dirinya, hingga mimikri yang ia lakukan bertahun-tahun terbongkar di hadapa...