5

25 6 3
                                    

Go ご

The important things to do before you go travel
Five; 101 tips packing ala Yeheszkiel.
Packing juga ada seninya. Gulunglah baju dan celana, ini akan lebih efisien dari pada sekadar ditumpuk. Teknik melipat baju selang-seling dengan baju lain, bisa menjadi alternatif selain digulung, agar tidak kusut.
Barang yang paling terakhir dibutuhkan ada di bagian bawah koper atau ransel. Sedangkan barang paling dibutuhkan ada di bagian atas koper atau ransel.
Manfaatkan ruang kosong di koper untuk menyelipkan benda kecil, atau masukan benda kecil ke dalam sepatu dan barang lain yang berongga. Cek ulang daftar barang agar tidak ada yang terlupa. Jangan taruh barang berharga di koper atau ransel yang masuk ke bagasi pesawat.

Bodoh. Bodoh. Bodoh.

Alessia terus merutuki dirinya sendiri di bawah pancuran shower di kamar mandinya. Bagaimana ia bisa menjadi sebodoh itu dalam waktu semalam? Surat perceraiannya sudah ada di depan mata. Minggu depan adalah sidang pertamanya dengan Albi, dan dengan bodohnya ia menghabiskan malam di atas sofa selayaknya suami istri yang sedang berbulan madu bersama calon mantan suaminya itu. Bodoh.

Alessia meraih handuknya dan menggulung rambutnya yang basah dengan handuk lainnya. Ia berjalan menuju lemari pakaiannya dan mulai mengambil pakaian kerjanya. Memikirkan apa yang dilakukannya semalam tidak akan mengubah apapun. Semuanya sudah terjadi. Albi—laki-laki itu saja sudah pamit pergi ke apartemen miliknya subuh tadi. Lalu apa yang harus dilakukan Alessia? Mengurung diri seharian di kamar mandi dan merenungi perbuatannya? Sedangkan Alessia yakin Albi sudah kembali pada selingkuhannya itu.

"Mama," Millard mengetuk pintu kamar Alessia ketika perempuan itu sedang berpakaian. "Mama, buka pintunya!"

"Sebentar kak, mama masih pakai baju!" Alessia setengah berteriak. Dengan cepat ia memutar kunci dan membuka pintu kamar miliknya. Ia lalu Memperhatikan anak laki-laki yang memberengut kesal di hadapannya.

"Mama, nanti sore Rere ulang tahun," Millard mengadu padanya. "Millard nggak punya kado."

Alessia mengernyit tak mengerti. "Rere siapa? Kok mama baru tau Millard punya teman namanya Rere?"

Diajeng, pengasuh Millard menghampiri Alessia dan membalas ucapannya. "Anak tetangga baru, nyonya. Baru pindahan kemarin siang. Kemarin mamanya Rere, bagi-bagi bingkisan sebagai tanda kenalan sama tetangga-tetangga di sini." Diajeng menatap Millard sekilas lalu berbisik pada Alessia. "Millard dan Rere akrab sekali nyonya. Seharian kemarin bareng-bareng terus mainnya."

Alessia tersenyum dan mengusap puncak kepala Millard. "Punya teman baru ya, anak mama?" Alessia melanjutkan, "Nanti siang, sehabis mama pulang kerja kita cari kado buat Rere temannya Millard."

"Benar ya, Ma? Asik..."

Millard yang berteriak girang dan langsung berlari kembali menuju kamarnya, membuat Alessia tersenyum. Peduli setan dengan Albi. Setidaknya Alessia masih memiliki Millard dan anak di kandungannya.

🙠🙡🙢🙣

"Sean, cepetan!"

Ocean mendengus sebal ketika kakak perempuannya kembali memerintahkannya untuk mengambil ini dan itu. Ia baru saja tiba sepuluh menit yang lalu, bahkan kakinya belum benar-benar melangkah masuk ke dalam rumah kakaknya, namun wanita itu tampaknya ingin mengusir Ocean secara halus. Terbukti sudah berkali-kali kakaknya menyusahkan dirinya.

Playa De AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang