10

27 6 0
                                    

Jyuu じゅう

The important things to do before you go travel
Ten; Bekal Makanan
Makanan adalah yang paling terpenting dari segalanya. Dengan membawa bekal sendiri, kamu dapat menentukan makanan sehat pilihanmu. Hindari makanan yang banyak mengandung garam. Karena
makanan yang mengandung garam berlebihan hanya akan membuat emosimu terus meningkat.

Stuck in a limbo

Half hypnotized

Each time I let you stay the night, stay the night

Aaa...uuuuu

Up in the morning

Tangled in sheets

We play the moment on repeat, on repeat

When you're standing there in your underwear

And my T-shirt from the night before

Lantunan suara DNCE yang dipasang Ocean sebagai nada dering ponselnya membuat Alessia menghentikan ucapannya pada laki-laki itu. Mengangkat telapak tangan kirinya, Ocean memberikan isyarat kepada Alessia untuk menunggu.

"Jam lima pagi, dan lo membuat gue malu karena crew disini akhirnya mendengar lirik soundtrack handphone gue yang hot. Gue akan merasa sangat terhormat kalau penyebab lo telfon adalah hal yang penting." Ocean berbicara dengan nada penuh sindiran pada siapapun juga yang sedang menelfonnya di seberang sana.

"....."

"Gue?" Ocean melirik Alessia yang menatap dirinya dengan raut wajah datar. "Sama bolang."

"...."

"Bukan...bukan bolang yang itu, gue nggak pernah nonton. Bolang yang gue maksud itu body tulang."

"...."

"Terimakasih banyak atas sanjungannya, tetapi gue perlu menghemat suara gue hari ini. Selamat tidur nyonya Zeroun."

Ocean mematikan ponselnya dan menoleh menatap Alessia yang menunggunya dengan gusar. Hari ini adalah hari pertama mereka syuting di Morotai dan Ocean sudah banyak menyusahkannya.

"Sudah selesai bersenang-senangnya?" sindir Alessia. Perempuan itu memberikan sterofoam berisi bubur yang baru saja dibeli Alessia atas permintaan Ocean. "Sarapan sepuluh menit. Setelah ini briefing."

Ocean mengambil sterofoam berisi bubur yang diberikan Alessia. Ocean tak peduli perempuan itu mendapatkan bubur darimana. Yang jelas kebutuhan sarapan Ocean akan bubur harus terpenuhi setiap harinya, baik itu di Jakarta, Maluku atau Antartika sekalipun.

Menyendokkan bubur ke mulutnya, Ocean menatap Alessia yang sedang merapikan anak-anak rambutnya yang berantakan. Sambil mengunyah buburnya ia berkata, "Setelah ini rencana lo apa? Membawa sepupu lo yang lain untuk lo akui sebagai pasangan lo yang baru dan berpikir Albi akan mengiyakan saja?" Ocean berdecak sebal. "Memangnya di keluarga lo ada tradisi yang pacaran atau nikahnya harus seputaran sepupu begitu?"

Alessia memilih diam tak berkomentar.

Ocean menelan buburnya dan melanjutkan, "Setelah gue menggunakan hipotalamus gue dengan baik, gue berpikir, Albi dan gue nggak akan pernah bisa jadi saudara ipar. Jadi ada baiknya lo balikan sama dia."

"Fungsi hipotalamus adalah untuk mengatur hormon, seksual, emosi, makan, minum dan suhu tubuh. Otak kamu berpikir bukan dengan hipotalamus, melainkan dengan neocortex." jelas Alessia. "Itu fungsinya kamu belajar di kelas bukannya di kantin."

Ocean tersedak buburnya sendiri karena mendengar perkataan Alessia. Laki-laki itu kemudian menggapai-gapai sekitarnya untuk mencari keberadaan air mineral. Setelah berhasil menemukan sebotol air mineral, ia langsung meneguknya dengan sekali minum.

"Lo memang berniat membuat gue mati muda?!"

Alessia menggeleng. "Untuk sekarang—Tidak."

"Gue nggak ngerti Millard anak lo dapat sifat keturunan darimana. Orang tuanya yang satu punya attitude yang buruk, sedangkan yang lainnya bersikap pengecut."

"Kamu tidak perlu membahas pewarisan sifat." Alessia mengalihkan pembicaraannya. "Ngomong-ngomong, kenapa kamu membuat Ochi mendapatkan Albi lalu hari ini kamu meminta aku untuk mengambil kembali sampah yang telah aku sumbangkan?"

"Memangnya lo nggak punya perumpaan lain untuk calon mantan suami lo itu?" tanya Ocean geli. "Tetapi gue suka sama perumpaan yang lo buat. Hem... Sampah." Ocean meletakkan bungkus sterofoamnya diatas tempat sampah. Ia sudah tidak tertarik lagi dengan bubur paginya. Percakapannya dengan Alessia kali ini menarik perhatiannya. "Tetapi gue juga tidak suka kakak gue mendapatkan sampah orang lain."

Alessia tertawa sinis. "Kalian satu keluarga sangat aneh. Di satu sisi kalian ingin dia bahagia dengan orang pilihannya. Namun di sisi lain, kalian menolak jika pilihannya adalah sampah dari orang lain." Alessia menjilat bibirnya sendiri. "Let me ask something, memangnya apa di dunia ini yang tidak merupakan sampah orang lain? Setiap orang memang akan mendapatkan sisa. Roti di toko saja tidak luput dari hasil sisa percobaan chefnya."

"Tergantung lo memaknai arti sampah itu sendiri. Lo tau kalau sampah itu digolongkan menjadi dua; Organik dan—"

"Tiga," Alessia menyela ucapan Ocean. "Sampah dibedakan menjadi tiga. Sampah organik, non-organik dan sampah medis. Itu sebabnya kamu belajar—"

"Itu sebabnya gue belajar di kelas bukan di kantin. Lo mau bilang itu?" Ocean mendesak Alessia. "One thing, gue tarik ucapan gue sebelumnya. Gue rasa lo memang harus bercerai dari Albi."

Alessia tersenyum puas. "That's why aku ingin meminta orang yang telah mengacaukan pernikahanku untuk menyelesaikan tugasnya sepenuhnya."

Ocean menaikkan alisnya tak mengerti. "Maksud lo?"

"Kamu sudah membantu Albi untuk berselingkuh, bukan? Bagaimana jika kamu juga membantu Albi untuk benar-benar bercerai dariku?"

🙠🙡🙢🙣

00.18

Playa De AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang