"Ali, lu masuk besok kan??" Tanya gue setelah para cili telah diantar kerumah nya masing-masing.
"Hm , kenapa Mir?"
"Ckkk! Lu kenapa nggak masuk hari ini aja sih?!" Tanya gue nggak terima sama keadaan.
Ali menekukkan muka dia heran apa maksud gue.
"Aduhhh. Gue banyak masalah tahu, ini gara-gara lu nggak masuk hari ini."
"Kenapa? Kengen? Hahaha , ulu ulu sahabat ku ini."
"Aduh udah deh! hancur hidup gue, hancur masa remaja gue. Ini semua karna Tomi."
"Tomi?"
"Iya! Teman sebangku Yang karna nya gue jadi sebangku. Gue kudu apa Li @_@?!"
"Lu diapain dah?"
"Gue? Gue di.." hep, hampir aja.. hampir aja mulut gue keceplosan. "Yah gue nggak bisa duduk sama lo, karna rolling kelas tadi dan gue bakalan menua duduk sama Tomi." Alasan gue nggak tepat ya guys?
"Hah? Kok karna itu sih? Kenapa lu marah sama Tomi coba? "
"Duh duh, susah ngomong sama orang yang otak nya nggak bisa dijual, gini ya Li. Kalo misalnya lo masuk tadi, gue bisa pindah sama lo, karna kita diberi kebebasan mau duduk dengan siapa. Lo tahu nggak gue menderita duduk sama tu anak!!" Tensi dah gue ngomong sama ni anak harus ngeles exstra.
"Oh~~"
"OhhhhH!!" Sambung gue dengan mulut ngeremeh.
"Ya udah, duduk aja sama dia, pulang sama gue. Susah amat sih."
"Ah, serah."
Gue ngakirin perbincangan, pusing gue guys. Nggak terima sumpah. Demi apa, gue nggak bisa pindah pindah.
Dan pas Ali masuk besok dia fix bakalan duduk sama cowok, nah gue -_- hidup dan menua bersama Tomi dibangku kita T_T. Selama 2th+/- lagi guys-_-.
Pas sampai, gue langsung keluar mobil dan menutup pintu mobil dengan menghempas kan nya.
"Uy.. Umir, ya elah. Haha"
Sampai lah gue dikamar kesayangan gue, masuk, ngunci kamar, ngelempar tas sembarang lalu membenamkan badan dibantal. Demi apa guys, gue nggak mood mau ngapa-ngapain. Main sama Ali pun nggak mood.
Kenapa diciptakan ending seperti ini?
Entah apa perasaan gue, gue binggung. Mau malu enggak bisa, mau marah pasti, mau nangis tentu dan itu always.
Emang betul ya, mood cewe itu suka nggak tertatah.
HP gue pun berdering. Nggak gue angkat angkat. HP gue saat ini kayak musik yang nemenin rasa sakit gue. Kenapa sih? Kenapa setelah Tomi masuk hidup gue sesial ini? Padalah baru beberapa minggu dia masuk, tapi kenapa gue nggak berdaya ngelawan dia? Ada apa ini?
Gue nggak ngerti cinta, gue pun nggak ngerti dari perilaku nya itu pas di UKS. Yang gue tahu, dia jahat dan punya pacar. Dia punya pacar dan ingin buat gue seperti pelakor.
Gue benci ini, gue benci pelakor. Dan gue nggak mau kisah cinta gue dirusak sama pelakor. Namun, sekarang dia yang ingin ngajak gue kedalam lingkaran pelakor. Demi apa? Demi apa gue harus masuk dalam grub musuh musuh gue?
Guys, hati itu mudah dibulak-balikan . Hati itu seperti kertas putih, apabila telah ditulis sesuatu, ketika ingin dibersihkan dia nggak bakal balik seperti awal, dia akan membekas sekalipun itu manis.
Gue nggak mau hati gue terlalu penuh diisi sama dia, gue nggak mau hal ini cuman teknik permainan dia aja. Gue nggak mau jadi seseorang yang masuk lalu nggak ngerti caranya kembali. Gue nggak mau itu, dan gue nggak mau akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR KAMU - (TEEN FICTION)
RandomSeharus nya.. kamu nggak perlu datang.. kalo ending-ending nya hanya sebatas ini dan tidak tahu akhir nya kemana. Menyikapi sebuah hati, bagaikan membawa batu es lari hingga kegurun. Hati itu mencair.. yang awalnya bekuh menjadi air. Betapa sulit n...