[ RE-PUBLISH ] Lengkap ✔
Tidak pandai buat sinopsis. Langsung cek aja yuk. ٩(๑òωó๑)۶
Perhatian!! Tolong bijak dalam membaca. Keseluruhan cerita tidak mengambil dari keadaan aslinya, tetapi ada beberapa. Jadi tolong, jangan mengaitkan sesuatu yang ad...
Sudah satu hari semenjak jantungnya berdetak tidak normal karena Yoongi. Sejeong sedikit menghindar dari Yoongi karena masih terkejut dengan pengakuan itu.
"Sejeong-ah, apa kau tidak ada kuliah hari ini?" tanya Jongin.
Sejeong yang sedang menonton televisi menoleh kepada Jongin yang sudah ingin berangkat ke kampus. "Ada, pukul tiga. Kau berangkatlah, aku bisa naik bus."
"Kau yakin?"
Sejeong mengangguk. Jongin mendekati adiknya dan mencium puncak kepala Sejeong. Ia juga mencubit salah satu pipi Sejeong lalu berangkat ke kampus.
Masih ada waktu dua jam untuk Sejeong bersantai-santai di rumah. Ia sedang menonton acara kesukaannya dengan fokus sampai suara notifikasi di ponselnya memaksa Sejeong untuk mengambilnya.
Si Kaus Keluarlah
Satu kata yang dikirimkan oleh Yoongi mampu membuat jantung Sejeong berdetak tidak karuan. Ia memutuskan untuk tidak mengikuti apa yang dikatakan Yoongi hingga suara notifikasi terdengar lagi dua kali.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia kalah sekarang. Karena dua kakak tersayangnya sudah memberi izin kepada Min Yoongi untuk bebas keluar masuk apartemen mereka.
Sambil menghela nafas kasar, Sejeong membuka pintunya kemudian meninggalkan Yoongi di depan untuk melanjutkan acara menonton televisi. Toh ia sudah diberi izin masuk.
"Tidak biasanya kau diam," tegur Yoongi yang sedari tadi memperhatikan Sejeong asik dengan benda kotak datar di depannya.
"Sejeong-ssi,"
"Kim Sejeong,"
"Nona Kim,"
"Yeojachingu?"
Sejeong langsung menoleh dan menatap tajam Yoongi yang sedang tersenyum. Sepertinya kesalahan terbesar Sejeong karena melihat senyum manis Yoongi. Tidak-tidak, dia pasti meracau.
"Jadi kau akan menoleh jika aku memanggilmu seperti tadi?"
"Terserahlah," ambek Sejeong.
Yoongi tersenyum. Lagi. "Aku akan mengantarmu," katanya.
Sejeong tidak begitu bodoh untuk bertanya maksud dari perkataan Yoongi. "Aku akan naik bus."
"Geurae, aku akan menemanimu naik bus. Tidak ada penolakan. Tidurlah, aku akan membangunkanmu jika sudah mendekati jam kuliahmu."
Sejeong pikir tidak ada salahnya juga jika ia tertidur untuk beberapa saat agar tenaganya terkumpul. "Aku sedang tidak ingin berdebat, aku akan tidur."
