10. 사라진 [Hilang]

445 72 19
                                    

"Hyejin-ah, aku pulang dulu ya?"

Sang empunya nama menoleh ke arah temannya yang berbicara. Mereka baru saja selesai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh dosen mereka beberapa hari lalu.

"Kau yakin pulang sendiri? Ini sudah pukul sepuluh, Sejeong-ah. Aku akan meminta Hoseok oppa untuk mengantarmu."

"Tidak perlu, dia baru saja pulang beberapa jam yang lalu. Dia pasti lelah."

"Aku meng–" ucapan Hyejin terpotong oleh Sejeong.

"Aku sering naik bus, tidak apa-apa. Geogjeong mara," ucap Sejeong memberikan keyakinan pada Hyejin bahwa ia akan baik-baik saja. (Jangan khawatir)

Hyejin mengantar Sejeong sampai pintu utama rumahnya. Ia sangat khawatir karena bagaimanapun Sejeong seorang perempuan. Terkadang ia dibuat bingung oleh Sejeong, pasalnya gadis itu memiliki dua orang kakak laki-laki. Jika ditanya mengapa tidak memanfaatkan keduanya, Sejeong selalu berkata 'mereka pasti lelah'. Hingga semua teman Sejeong bosan memberitahunya.

"Jalga! Terimakasih, Hyejin-ah." (Selamat tinggal)

"Eoh, josimhaeseo. Jika kau tidak mendapatkan bus terakhir segera telepon aku atau aku akan menendangmu di kampus besok!" ucap Hyejin sedikit keras karena Sejeong yang sudah berjalan jauh dari rumahnya. (Hati-hati)

Sementara Hyejin yang terus memperhatikan Sejeong hingga bayangannya hilang ditikungan. Seseorang yang ada dibalik dinding dengan pakaian serba hitam keluar dari persembunyiannya dan melipat kedua tangannya di dada.

Sejeong terus menggosok kedua tangannya untuk mengurangi rasa dinginnya kota Seoul dimalam hari. Ia berjalan beberapa meter dan akhirnya sampai ditempat pemberhentian bus. Ia duduk sendirian disana.

"Dingin sekali," ucapnya bermonolog.

Berulang kali Sejeong melihat jam yang melingkar ditangannya. Ia melakukan hal itu selama duapuluh menit hingga akhirnya menyerah dan memilih untuk berjalan kaki sampai apartemen. Beruntung jaraknya tidak begitu jauh karena ia hanya perlu berjalan sampai pemberhentian bus berikutnya dan meneruskan sejauh seratus meter untuk sampai ke apartemen.

Sejeong berjalan dengan bibirnya yang terus mengatup karena dingin. Ia mengambil langkah ke kiri untuk melewati jalan kecil. Kepalanya menunduk sampai tidak sadar bahwa ia menabrak seseorang.

"Ah! Maafkan aku, Ahjussi. Permisi."

Sejeong melewati pria yang ia tabrak dan mempercepat langkah kakinya. Ia merasa tidak nyaman karena pria tadi mulai mengikutinya. Ia memutuskan untuk kembali ke jalan yang lebih besar dan terlihat sedikit ramai.

Namun belum sampai ia ke jalan yang lebih ramai, lengan atasnya dicengkram dari belakang. Sejeong meronta dan hendak berteriak. Belum sempat Sejeong berteriak meminta tolong, pria itu membekap mulut Sejeong sampai semua terasa gelap.

•••

Yoongi mengeringkan rambutnya dan berjalan ke dapur untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Ia mengambil sebuah susu kotak dan meminumnya.

Ia baru saja sampai apartemen setelah pergi ke Daegu tiga hari yang lalu. Selesai itu, ia duduk di sofa dan menghidupkan televisi. Ia terus menerus mengganti channel tanpa ada yang ditonton.

"Heol, kenapa tidak ada acara yang bermutu sekarang ini. Membosankan," ucapnya.

Lalu matanya bergerak melihat benda pipih yang terletak diatas meja putih didepannya. Ia meraih ponselnya karena ia tau hal apa yang bisa menghilangkan rasa bosannya.

Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang