19. 엄마 [Eomma]

294 57 10
                                    

Yoongi hanya menatap keluar jendela sementara Sejeong terus mengusap tangan Yoongi yang menggenggamnya erat. Dua menit lagi mereka akan sampai di Stasiun Daegu.

"Yoongi-ah, jangan seperti ini. Ibumu akan sedih jika melihatmu. Lebih baik kau berdoa agar tidak terjadi apa-apa. Ibumu butuh dukunganmu sekarang. Kuatlah," ucap Sejeong ketika mereka sudah sampai.

Meskipun tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya, namun Yoongi tetap menunjukkan sisi pedulinya pada Sejeong. Ia membawa tas dipunggungnya dan tas Sejeong digenggaman tangannya yang bebas.

Mereka segera masuk ke taksi dan menuju rumah sakit tempat ibunya dirawat. Perjalanan membutuhkan waktu sepuluh menit.

Ketika ia menginjakkan kedua kakinya dilantai rumah sakit yang dingin, satu pesan masuk dan membuat dunianya seakan berhenti berputar. Hanya dua kata, tetapi mampu menghancurkan kehidupannya.

Hyung
Kau terlambat

Tanpa menghiraukan teriakan Sejeong yang memanggil namanya, ia terus berlari ke kamar tempat dimana ibunya dirawat. Beruntung Sejeong masih bisa mengikuti langkah besar Yoongi saat berlari. Jika tidak, entah bagaimana nasibnya karena ia tidak mengetahui nama Ibu Yoongi.

Setelah mengatur nafas, Sejeong melihat pria yang selalu ada untuknya berdiri mematung didepan kamar rawat inap. Ia menghampirinya dan berusaha memberi kekuatan sampai Yoongi benar-benar masuk ke dalam.

"Eomma," panggil Yoongi pada seseorang yang terbujur kaku diatas tempat tidur.

Tidak, lelaki itu tidak menangis sama sekali. Ia terus meneliti wajah ibunya dan mengelus rambut tipis itu. "Nan yeogisseo, Eomma." (Aku disini)

Sejeong berdiri tepat dibelakang kekasihnya. Yoongi terus berbicara pada ibunya sementara ayah dan kakak laki-lakinya memperhatikan semua yang ia lakukan.

"Kajima, jebal. Jangan tinggalkan aku. Ireonayo, Eomma. Bangunlah, aku tidak akan pergi jauh lagi. Aku akan bangun lebih pagi lagi, Eomma. Aku berjanji akan menjadi anak yang baik." (Jangan tinggalkan aku, kumohon // Bangunlah, Ibu)

Jika kalian mengira Yoongi sedang menangis sesegukan, itu salah besar. Karena ia sama sekali tidak mengeluarkan air matanya barang setetes.

•••

Upacara pemakaman dilaksanakan pagi harinya. Yoongi yang sejak tadi duduk bersimpuh didepan peti jenazah ibunya terus terdiam. Ia menatap foto ibunya yang tersenyum.

Sejeong yang tadinya berdiri diluar ruangan tempat Ibu Yoongi beradapun masuk ke dalam dan hendak menghampiri Yoongi sebelum pria berkulit putih itu berdiri dengan wajah datarnya.

Gadis itu hanya terdiam disana. Setelah ia berdiri sejajar dengan kekasihnya, tangannya terulur untuk mengusap punggung tegap berbalut kemeja hitam tersebut.

"Menangislah jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik. Hanya ada aku disini," ucap Sejeong.

Tanpa aba-aba, Yoongi menghadapkan tubuhnya pada Sejeong dan menariknya ke dalam pelukan. Gadis itu membalas pelukan kekasihnya dengan erat seolah itu bisa memberikan kekuatan.

"Wae? Naega wae?! Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa bukan aku yang berada diposisi itu? Wae?!" ucapnya dengan suara yang sedikit meninggi. (Kenapa? Kenapa harus aku?!)

Ia menangis sesegukan kali ini. Menumpahkan semua kesedihannya pada gadis yang berada dipelukannya.

"Eomma..." racaunya sementara ia memejamkan mata dan memutar balik momen yang ia lalui bersama ibunya.

Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang