22. 조금 더 [Sedikit Lagi]

341 54 8
                                    

Min Yoongi sudah tidak mempermasalahkan candaan kakaknya tadi pagi. Sekarang mereka sudah berada didalam kereta menuju Seoul. Si pria sibuk membuka dan menutup aplikasi sementara si wanita sibuk bermain game diponselnya. Sampai dua buah pesan masuk bersamaan ke ponselnya membuat Sejeong mengalihkan perhatiannya pada ponsel Yoongi.

"Sepertinya kau cukup populer,"

Yoongi tidak membalas perkataan kekasihnya, tangannya bergerak untuk membuka pesan masuk tersebut.

Taehyung
AKU MENGIZINKAN! SERATUS PERSEN SETUJU! Tapi syaratnya, kau harus mentraktirku selama satu minggu ya, Hyung!

Jongin
Aku sih tergantung Sejeong nya, Hyung. Kalau memang anak itu menginginkannya, aku tidak bisa menolak. Begitu juga jika Sejeong tidak menginginkannya. Maaf, Hyung.

Yoongi berdecak kagum mendapat balasan yang sangat berbeda seratus delapanpuluh derajat. Taehyung menjawabnya seolah pertanyaan yang ia berikan adalah ajang tukar menukar barang, tetapi Jongin, ia menjawabnya seperti orang yang sangat bijak.

Untuk saat ini, ia tidak akan memberitahu Sejeong bahwa dua kakaknya setuju jika dirinya melamar sang adik—meskipun yang satu mengikuti keinginan adiknya.

Yoongi menoleh pada Sejeong dan disuguhi wajah serius perempuan itu. "Jeong, bagaimana jika kita mengganti kencan kemarin dengan berjalan-jalan disekitar Sungai Han?"

Pria itu takut Sejeong menolak karena mereka lebih sering berkencan disana dibanding ditempat mewah. Namun, Sejeong yang sangat mengerti kondisi Yoongi tersenyum senang.

"Baiklah! Sepertinya malam ini langit sangat cerah," ia kembali fokus pada permainan di ponselnya.

Sungguh, Yoongi sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah menjatuhkan hatinya pada wanita sebaik Sejeong. Ini adalah kali pertama ia memiliki seorang kekasih dan ia sangat beruntung menjadikan Sejeong sebagai kekasihnya.

Mendengar jawaban Sejeong, tangannya bergerak ke belakang tubuh Sejeong dan mengacak surai hitamnya gemas. Setelah itu, ia merangkul Sejeong dan menempelkannya dengan tubuhnya.

•••

Beberapa menit yang lalu, ia sudah sampai di apartemen miliknya. Ia pun sudah berganti pakaian dengan yang lebih simple. Tungkainya melangkah menuju ruang tamu dan tangannya membawa sebuah camilan. Ia menikmati acara televisi dengan senyap.

Suara passcode apartemen yang ditekan membuat Sejeong menoleh dengan tetap memakan kacang didepannya. Paling-paling itu adalah Taehyung yang baru saja pulang kuliah.

"Kau sudah kembali? Sejak kapan?" tanya seseorang yang ternyata Jongin.

Sejeong kembali menoleh dan mengangguk. "Belum lama, kau dari mana? Bukankah kampusmu sudah libur? Lagipun kau sudah tidak ada jadwal 'kan?"

Jongin melangkahkan kaki untuk mengambil cola didalam kulkas. "Dari rumah Chanyeol hyung. Memang, kami berkumpul karena sudah lama kami tidak melakukannya. Itu juga berkat Suho hyung yang merasa kesepian karena orangtuanya liburan ke luar negeri,"

Sejeong menerawang. "Wah, sudah lama sekali aku tidak bertemu teman-temanmu. Terakhir kali ketika kau wisuda SMA kemarin,"

Jongin ikut duduk disamping Sejeong yang asyik memakan kacang. "Kau ingin bertemu dengan mereka?"

"Memangnya tidak apa-apa? Mereka tidak sibuk?"

Kakaknya menggeleng dengan fokus pada ponsel canggihnya. "Beberapa dari mereka akan kemari besok. Ah iya, tadi Suho hyung menitip salam untukmu."

Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang