13. 마지막? [Terakhir?]

434 70 33
                                    

Yoongi menghampiri Sejeong yang terbaring di ranjang dan duduk ditepinya. Tangannya terulur untuk merapikan rambut Sejeong dan membenarkan letak kaus yang dipakainya. Ia tersenyum, kaus yang dipakai Sejeong saat ini ternyata adalah kaus miliknya.

"Jadi selama ini kausku sudah selesai di laundry," ucapnya sambil terkekeh kecil.

Ketika sedang asik mengusap-usap kepala Sejeong, perempuan cantik yang ada didepannya ini terbangun. Masih dalam pengaruh alkohol.

"Eoh? Nuguseyo? Kau bukan pria tampan tadi," bibir bawah Sejeong maju.

"Ya! Apa aku tidak lebih tampan dari dia? Bahkan dia tidak tampan sama sekali," ucap Yoongi memutar bola matanya.

Sejeong terkekeh dengan mata yang sangat sayu. "Aniyo, kau terlihat seperti tahu putih. Tidak tampan," lalu menggaruk kepalanya.

"Heol, tahu putih apanya. Tampan begini, ayo pulang, sudah malam."

"Aniyoo~ aku tidak ingin meninggalkan pria tampan tadi. Dia sangat sayang jika dilewatkan," racau Sejeong.

"Iya-iya tampan. Sayang dilewatkan. Aku kekasihmu. Jadi akulah pria tampan itu. Ayo pulang," ucap Yoongi berusaha memapah Sejeong.

Ia membantu Sejeong duduk dan menaruh tubuh Sejeong ke punggungnya.

"Jinjja?! Apa aku punya kekasih? Ani, apa kau kekasihku? Wahh daebak, kekasihku sebuah tahu."

Yoongi terus menerus memutar bola matanya ketika gadisnya sedang meracau. Ia bertanya. "Apa kulitku seputih itu sampai kau menyebutku tahu? Astaga kau berat juga ternyata."

Sejeong menganggukkan kepalanya diceruk leher Yoongi. Tangan Sejeong yang tadinya terkulai lemas di pundak Yoongi kini memainkan surai hitam yang ada didepannya.

"Apa kau benar-benar kekasihku?" tiba-tiba Sejeong bertanya.

"Hm, menurutmu?"

"Molla, hei, namchin. Apa kau mau mendengarkan ceritaku? Aku ingin berbagi rahasia padamu. Tapi kau harus berjanji tidak akan mengatakannya pada siapapun! Arra?"

Yoongi mengangguk meskipun ia yakin Sejeong tidak melihat. Ia terus berjalan membawa Sejeong di punggungnya. "Hm, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun," ucap Yoongi.

"Yagsoghae?" ia mengulurkan jari kelingkingnya pada Yoongi dan dibalas oleh jari kelingking Yoongi.

"Sebenarnya dulu aku punya kekasih, tetapi dia brengsek. Dia hampir melecehkanku saat itu, tapi kau tau? Ada seorang pria yang belakangan ini aku sukai, menyelamatkanku. Dia sangat tampan dan keren sekaligus."

Yoongi tidak henti-hentinya tersenyum karena mendengar pengakuan Sejeong. Terbersit ide di kepalanya untuk bertanya. Min licik Yoongi.

"Lalu, jika pria itu mengajakmu berkencan, apa kau menerima ajakannya?"

Terdengar helaan nafas dari bibir Sejeong. "Aku sangat ingin, tetapi mantan kekasihku yang brengsek itu melarangku. Dia mengancamku akan melukai orang itu jika aku dekat dengannya,"

Akhirnya kalimat memuaskan yang didapatkan oleh Yoongi bisa menjawab semua tanda tanya yang ada di kepalanya selama ini. Ia menemukan alasan mengapa Sejeong menjauhinya beberapa hari lalu.

"Kau terlihat mengantuk, tidurlah. Aku akan membangunkanmu ketika sampai di rumah."

Tanpa mengiyakan perkataan Yoongi, gadis berambut kecoklatan itu meletakkan lagi kepalanya di leher Yoongi. Tangannya pun sudah mengalungi leher pria itu. Yoongi tersenyum karena Sejeong terlihat sangat lucu saat ini. Ketika ia ingin mendudukkan Sejeong di sebelah kursi kemudi, ia mendengar Sejeong bergumam namun sangat jelas.

Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang