Game Of Destiny

-DIVORCE-

Game Of Destiny (GOD)

Discalimer

Masashi Kishimoto

Story By

Lavendark

Main Character

-Hinata Hyuuga-

Other Character

Haruno Sakura, Namikaze Naruto, Uchiha Sasuke

Genre

Romance, Drama, Slice of Life, Hurt/Comfort

Enjoy Reading!

Helai rambut indigo berserakan dilantai yang dingin dan basah....

Suara besi beradu terdengar beriringan dengan terjatuhnya helai demi helai.

Hinata menatap dirinya di cermin. Berdiri cukup lama membuat telapak kakinya sedikit mengkeriput akibat air yang menggenang di lantai kamar mandi. Rambutnya berantakan. Matanya membengkak. Menangis terlalu lama memang tidak baik.

Namun hinata bersumpah jika ini adalah terakhir kali dia menangis karena 'pria itu'.

Hinata menarik sedikit helai rambutnya. Kemudian mengarahkan gunting dingin kearah rambut yang ditariknya. "Ini untuk makan siang bersama Naruto setiap hari" Tuk... suara bibir gunting yang bertemu, membuat helainya indigo lagi lagi berjatuhan.

Mengambil sejumbut lagi rambutnya "Ini untuk pertunanganku dengan Naruto"

Tuk.......

"dan ini untuk perasaanku padanya"

Tukk.....

Helai terakhir jatuh. Bersamaan dengan kenangan-kenangan Hinata bersama Naruto. Hinata memandangi dirinya di cermin. Menyisir rambutnya dengan jari-jari. Rambut pendek tidak terlalu buruk. Panjang rambutnya berada di atas bahu.... ini hinata lakukan untuk melupakan masa lalu. orang-orang bilang, memangkas rambut akan membantu seorang wanita untuk melupakan kenangannya. Hinata ingin melupakan kenangannya. Tidak ingin mengingat secuilpun kenangan bersama orang-orang yang menyakitinya.

Ini adalah babak baru untuknya.

"Tidak terlalu buruk" ucapnya sambil merapikan rambutnya dengan jari-jemari lentiknya. Banyak hal yang sekarang sedang berterbangan di otak Hinata. Dia tidak boleh terpuruk. Hinata harus bangkit, dan menunjukan kepada semua orang jika Hinata layak dicintai. Hinata tidak akan mengubah apapun dari dirinya, dari kebiasaannya atau dari sifatnya. Bukankah kami-sama menciptakan orang berpasang-pasangan? Hinata yakin diluar sana akan ada yang menerimanya dengan kondisi apa adanya seorang Hyuuga Hinata.

Dan Hinata yakin itu bukanlah Naruto ataupun Sasuke.

Hinata mengambil selang, lalu mengarahkannya pada lantai dimana rambut-rambutnya telah dipangkas. "Sayonara... Naruto-kun" air keluar, menyiram dan menyingkirkan helaian helaian rambut hinata, membawanya ketempat saluran pembuangan.

Tempat terlayak untuk hal yang tak berarti adalah lokasi pembuangan.

.

.

.

...

.

.

.

Sasuke berjalan keluar dari kamarnya. Setelan yang rapih menandakan jika dirinya akan berangkat kerja. Saat melewati ruang makan, sasuke tersentak sesaat ketika melihat perubahan seorang Hyuuga Hinata. Dia memangkas rambutnya.