MPG | CHAPTER 7

2.1K 104 20
                                    

Apa gue siap ya, buat buka hati gue ke
Qila. Batin Bara bertanya pada diri sendiri.

Pelajaran pertama berlangsung. Pelajaran yang Bara sukai. Tapi, untuk pertama kalinya. Untuk pertama kalinya, ia tidak konsen mendengarkan penjelasan guru. Daritadi yang ia pikirkan hanyalah tentang satu orang. Aqilla.

"Stevano ?" ucap Bu Arlides.

Tak ada sahutan dari Bara. Membuat Bu Arlides bingung. Karena murid yang paling teladan di sekolah ini tidak konsen di jam pelajarannya.

"Stev ?" panggil Bu Arlides sekali lagi.

Elang yang duduk disamping nya juga kelihatan bingung. Segera ia menyenggol lengan Bara, agar bisa sadar kembali.

"Stev.." panggil Elang. Tak ada sahutan apapun dari Bara. Dan karena Elang sudah tak tau lagi menyadarkan Bara, dengan senang hati ia mencubit pinggang Bara dengan sekencang kencangnya.

Dan karena Elang mencubit Bara, dia benar benar sudah sadar. "Apaan sih Lang ?!?" tanya Bara.

"Stevano Adibara, temui saya nanti saat jam istirahat selesai di ruang guru." ucap Bu Arlides.

"Sa.. saya ?"

"Iya,"

Bara tidak mengerti apa apa. Kenapa tiba tiba Bu Arlides menyuruhnya datang saat jam istirahat selesai.

Setau gue, gue lagi nggak ikut lomba apa-apa. Kenapa dipanggil ? Tanyanya pada diri sendiri.

Bu Arlides segera melanjutkan materi yang ia jelaskan tadi. Semua murid di kelas itu hanya terfokus pada Bu Arlides. Mereka tidak mau mencari masalah dengan guru matematika itu.

***

Setelah dua jam lebih mempelajari pelajaran mematikan itu, semua murid bernafas lega. Siapa yang tidak senang jika pelajaran matematika selesai ?

Sehabis pelajaran matematika, seharusnya ada pelajaran BK. Tapi, satu bulan terakhir ini, guru BK tidak masuk, dikeranakan sedang hamil tua.

Jadi, 40 menit terakhir sebelum istirahat, kelas Bara free class. Bara ditempat duduknya masih saja memikirkan Qila. Entah, sedari tadi Elang dan Mario bercanda ria, sedangkan Bara tidak menanggapi candaan mereka.

"Eh !" panggil Mario.

"Apaan ?" jawab Elang.

"Samping lo kenapa tuh ? Diem diem dewek. Takutnya lagi mikirin yang begituan lagi." tanya Mario.

"Begituan ? Adek masih polos, adek nggak ngerti kata begituan."

Dengan wajah enek, Mario memalingkan wajah, "Bukan temen gue." katanya.

"Udah ! Urusin dulu tuh si Stev. Dia bengong mikirin apa sih ?" kata Elang.

"Meneketempe." jawab Mario.

"Serius Mar !"

"Jangan serius serius, ntar lo makin sayang lagi ke gue."

"Ck ! Bodo amat !"

"Berisik lo berdua !" tukas Bara dengan wajah kesal. Bara bangkit dari tempat duduknya, lalu pergi keluar kelas.

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang