MPG | CHAPTER 11

1.4K 44 11
                                    

'Jika aku boleh memaksa, maka aku akan memaksa kamu menjatuhkan hati untukku'
Hivania Aquilla

"Namanya Bara," cicit Qilla pelan.

Hening!

'mampus kayanya gue dimarahin deh' gumam Qilla

"Udah berapa lama?" tanya Kai dengan nada dingin dan wajah datar. Mendapat pertanyaan datar seperti itu membuat Qilla menjadi takut.

"Baru jadian," jawabnya ragu-ragu karna takut kena semprot pria dihadapannya ini.

"oh,"

Qilla menatap Kai bingung. Hanya 'oh'? Bukannya biasanya Kai akan melarang Qilla untuk menyukai orang lain?

"Lo gak marah gue jadian sama dia?" tanya Qilla heran.

"Enggak, kalo emang dia bisa bikin lo bahagia kenapa gue harus marah," ucap lembut Kai.

Qilla langsung menghambur ke pelukan Kai. Jujur, sebenarnya dia juga bingung kenapa Kai bisa bersikap biasa saja saat ini. Tapi, ya masa bodo yang penting dia bisa berpacaran dengan Bara.

"Makin sayang deh Qilla sama Kak Kai," ucap Qilla dengan nada sok imut nya.

"Dih, apaansi geli tau gue dengernya," balas Kai datar.

"hehehe," cengenges Qilla

***
Pagi ini Qilla sudah berada di sekolah karena ada urusan penting yang harus di selesaikan hari ini juga.

Qilla berjalan ke ruang kepala yayasan untuk memberi berkas-berkas pemindahan hak jabatan kepadanya.

Setelah berada di depan ruang kepala yayasan, dia berhenti sebentar untuk mengambil nafas.

"Cape juga ya jalan," gumam Qilla kepada dirinya sendiri.

Saat ingin membuka pintu, dia baru teringat sesuatu. "Eh, tunggu-tunggu kayaknya gue lupa bawa sesuatu deh. Tujuan gue kesini kan mau ngasih berkas, tapikan berkasnya belom dikasih sama si Kai. Ish, bisa teledor gini si gue," dumel Qilla lalu berlalu dari ruang kepala yayasan untuk masuk ke kelasnya.

Ketika Qilla mau kembali ke kelasnya sambil ngedumel karena keteledorannya tiba-tiba...

Brukkkk

"Aduhh siapa si nih, main nabrak-nabrak aja ga punya mat... Eeehh ada Bara," ucap Qilla sambil cengengesan seperti kuda saat tau siapa yang menabraknya barusan.

Bara hanya melihatnya hanya dengan muka datarnya dan tatapan tajamnya. Hal itu tentu saja membuat Qilla takut melihat wajahnya.

"Maafin Qilla ya Bara, tadi Qilla abis dari ruang kepala yayasan mau ngasih berkas, tapi Qilla lupa bawa," jelas Qilla

Bara tetap dengan posisi yang sama tapi kali ini salah satu alis tebalnya itu mengangkat dan bertanya tanya.

"Berkas? Berkas buat apaan. Ahh ngapain gue pikirin si."  ucap Bara dalam hati

"Oh"

Tanpa mereka sadari ada seorang pria yang memerhatikan mereka berdua dari kejauhan. Kai.

Kai penasaran dengan nama si 'Bara Bara'  itu, dan kebetulan tujuan ia kesekolah hari ini juga ingin memberikan berkas yang harus dikasih ke kepala yayasan. Jadi, dia berinisiatif untuk sekalian mencari tau siapa Bara sebenarnya.

Kai menghampiri kedua anak SMA tersebut dengan rasa penasarannya, “Qilla,” panggil Kai.

“Ka-Kai” jawab Qilla terkejut.

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang