MPG | CHAPTER 10

2K 100 27
                                    

"HAH?" saut Elang dan Mario tak percaya.

Bara yang baru sadar akan jawabannya hanya bisa merutuki dirinya dalam hati dan langsung membenarkan posisi duduknya. Sementara ekspresi wajahnya? Jangan ditanyakan lagi. Tetap dingin, dan seperti tidak terjadi apa-apa.

'Bego! Kenapa gue jadi nyebut nama Qilla?' batin Bara.

Elang dan Mario menatap Bara dengan tatapan menuntut penjelasan. Karena yang mereka tau, Bara tidak akan menolak setiap kompetisi hanya karena masalah sepele, apalagi hanya karena masalah cewek. Dan, dia adalah Qilla.

"Khm" deham Bara mencoba mencairkan suasana yang terbawa serius karena ulahnya sendiri.

"Gue mau fokus ke pelajaran," alibi Bara yang tentu saja malah membuat Elang dan Mario mengangkat alisnya tak percaya.

Bara yang melihat reaksi Elang dan Mario hanya membalasnya dengan tatapan dingin. Mencoba meyakinkan mereka berdua. Padahal dalam hatinya dia sedang memohon agar Elang dan Mario tidak akan mengungkit masalah ini lagi, walaupun mungkin mereka berdua tidak percaya dengan alibi Bara.

Sementara Elang dan Mario hanya saling berpendangan dan saling memberikan kode setalah mendengar penuturan Bara barusan.

Elang melirik ke arah Bara dan menganggukkan kepalanya "Oh, bagus" kata Elang yang mendapat anggukan dari Mario sebagai tanda persetujuan.

Dan, disaat itulah Bara bisa bernapas dengan lega karena tidak perlu mencari alibi lain untuk membuat kedua temannya percaya. Bara lalu menghembuskan nafasnya pelan dan kembali menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Lebih bagus lagi kalau lo nggak bohong sama kita," telak Mario dan Elang bersamaan yang membuat Bara hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Sok tau lo" sahut Bara cepat.

"Dih, siapa yang sok tau? Orang kita emang udah tau alasan lo nggak ikut kompetisi itu karena si Hivania Aquilla atau Qilla-qilla itu," ucap Mario memojokkan Bara.

"Ck. Lo udah ketahuan bohong, masih aja ngeles," sahut Elang yang ikut memojokkan Bara.

Bara menatap kedua sahabatnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Seperti marah, tapi lebih terkesan cuek dan dingin. Bingung kan?

"Bacot" ya, hanya lima huruf dalam satu kalimat yang dikeluarkan Bara untuk kedua sahabatnya ini.

Elang dan Mario bersorak dalam hati karena berhasil membuat Bara tak bisa berkata apapun selain kata 'bacot'. Tapi, jangan salahkan mereka karena sudah tau alasan Bara yang sebenarnya, salahin aja Bara yang nggak bisa menyembunyikan semuanya. Lagiankan Bara tau kalau mereka nggak bisa dibohongin, terus ngapain malah bohong? Suka bingung.

Mario tiba-tiba saja mendapatkan ide setan yang mungkin akan membahayakan dirinya sendiri nantinya. Menjahili Bara!

Mario menatap Bara lalu tersenyum penuh arti. "Oh, atau jangan-jangan lo suka ya sama Vania? Iyakan, lo suka sama dia? Ngaku lo," cerocos Mario yang langsung mengundang tatapan tajam dari Bara.

"Balik lo!"

Mario membulatkan matanya. "Yaila, baperan amat lo kek cewek lagi PMS"

Plak!

"Sakit pinter!" teriak Mario yang tak terima kepalanya digeplak oleh Elang.

"Lo lagian, udah tau si Stev lagi kek gitu, malah lo bercandain. Itu sama aja lo cari mati," kata Elang.

Mario memperlihatkan giginya sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf 'V' ke arah Elang dan Bara bergantian "Peace, ya para abang-abang"

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang