“Aww....” teriak seorang perempuan ketika beberapa orang mendorongnya dengan kencang. Mereka semua tertawa ketika perempuan ini terjatuh. Lalu salah satu dari mereka mendekati perempuan itu, dia menjambak rambut perempuan itu, sehinnga perempuan itu meringis menahan sakit.
“Lu dengerin gua, sekali lagi lu aduin kita ke BK, gua bakalan bikin lu menderita !” ucap perempuan tadi sambil terus mencengkram rambut perempuan dibawahnya.
Amel and The Genk
Anak perempuan paling bermasalah. Selalu saja membuat guru - guru kelimpungan. Sudah berapa korban mereka ? Sepertinya tak akan terhitung. Seperti kali ini. Korbannya adalah cewek nerd, bernama Tiara. Mendapatkan sebuah hadiah dari Amel karena sudah berani mengadukan Amel dan teman - temannya ke BK.
“Ma..maaf” ucap perempuan itu dengan suara yang menahan sakit.
“Maaf doang gak cukup, lo harus di kasih pelajaran gara-gara cari masalah sama kita” ucap Amel sambil tersenyum misterius ke arah teman-temannya. Seakan sebuah kode, Amel melepaskan jambakannya dari rambut perempuan tadi dengan kasar.
Tiara merasa lega karena jambakan dari rambutnya terlepas, dia merasa jika rambutnya banyak yang rontok akibat jambakan tadi. Tiba-tiba, seluruh tubuhnya merasa basah oleh sesuatu yang bau, dan terdengar suara orang-orang yang tertawa. Dia mendongak untuk melihat apa yang baru saja di jatuhkan oleh seseorang, ternyata salah satu dari mereka menyiramnya dengan air bekas pel-an.
“Ini belum berakhir,” ucap salah satu dari mereka sambil tersenyum miring. Mereka semua melakukan pem-bullyan terhadap Tiara dengan cara melemparinya dengan tanah sampai semua seluruh tubuhnya kotor dengan tanah. Belum cukup sampai di situ, salah satu dari mereka mendekatinya dan berjongkok untuk mensejajarkan tinnginya dengan perempuan itu, lalu menamparnya kencang sekali.
“Ini akibatnya kalo lo berurusan sama kita !” kata perempuan itu, yang ternyata bernama Kezia. Dia mengangkat tangannya hendak menampar lagi, tapi ada sebuah tangan yang menahannya.
“Dasar cabe, beraninya main keroyokan” Ucap seseorang, Kezia yang ingin menampar itu mendongak dan segera berdiri dari jongkoknya, kemudian menepis tangan perempuan yang tadi menahannya.
“Gak usah ikut campur urusan gue, mau jadi sok pahlawan lo”
“Gue bukannya sok jagoan, gue gak mau sekolahan ini tercemar nama baiknya gara-gara parasit parasit masyarakat seperti kalian” Ucap perempuan ini dengan nada penuh penekanan. Amel dan genk nya yang merasa tersindir pun geram,
“Lo nggak tau apa-apa ten--”
PLAKK
Ucapan Amel terpotong saat perempuan yang 'sok pahlawan' tadi menamparnya dengan kencang.
“Mendingan lu pergi dari sini sebelum gue sebarin video lo yang lagi ngebully anak orang” ucap perempuan itu sambil balik badan dan menghampiri Tiara yang di bully tadi.
“Ayo, gue bantu” ucap perempuan itu sambil membantu Tiara itu berdiri dan berlalu begitu saja dari genk Amel. Amel yang melihat itu geram.
Awas lo, gue bakal bikin lo berdua nyesel udah berurusan sama gue. Batinnya.
***
“Makasih ya kak Vannia,” ucap Tiara, siswi yang tadi di bully.
“Iya sama-sama,” ucap seorang perempuan yang dipanggil Vannia, sekarang mereka berdua berada di UKS. Vannia yang membawa Tiara kemari karena melihat ada luka di dengkul Tiara dan mengobatinya.
“Itu pipi kamu masih sakit nggak ?” tanya Vannia.
“Masih sedikit perih kak, tapi sekali lagi makasih” ucap Tiara sambil memegang pipinya yang masih terasa sedikit perih akibat tamparan dari kakak kelasnya, Vannia hanya manggut-manggut.
“Kamu nggak mau ngebersihin diri dulu? Entar di tanyain ama orangtua kamu loh” ucap Vannia sambil melihat seluruh tubuh Tiara dari atas sampai bawah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang masuk kedalam uks tanpa permisi dan menghampiri Vannia juga Tiara.
“Lo pengurus UKS ya? Ini tolong kembaliin ke Bu Lucy” ucap laki-laki itu sambil menyerahkan sebuah buku jurnal kepada Vannia, yang ditanya hanya menaikkan sebelah alisnya karena merasa bingung.
“Lo nanya sama gue?” tanya Vannia sambil menatap laki-laki di hadapannya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
“Iya, gue nanya sama lo” ucap Laki-laki ini dengan datar.
“Gue bukan pengurus UKS” ucap Vannia santai.
“Terus? Ngapain lo disini kalo bukannya lagi ngurusin nih bocah” ucap laki-laki itu dengan menatap ke arah Tiara yang sedang menunduk. Mata Vannia mengikuti arah pandang laki-laki itu,
“Oh... gue cuman bantuin dia yang habis dapet hadiah” ucap Vannia yang terus mentap laki-laki itu.
“Lo habis di bully dia?” ucap laki-laki tersebut yang menatap ke arah Vannia dengan curiga, sontak membuat Vannia kaget karena tuduhan laki-laki tersebut tanpa mengetahui yang sebenarnya.
“Eh..eh.. jangan asal tuduh ajah, justru gue yang nolongin dia dari pem-bullyan,” ucap Vannia dengan kesal, laki-laki itu melipat kedua tangannya di depan dada. Masih menunjukkan kecurigaannya.
“Masa? Kalo lo nggak bully dia, terus kenapa baju tuh bocah kotor, pasti lo kan yang bully dia, orang disini hanya ada lo sama dia doang, dari tadi juga nih bocah cuma nunduk mulu, pasti lo ngancem ya?, Kalo bukan lo siapa lagi? Setan?” ucap laki-laki tersebut dengan ketus. Vannia ingin sekali menampar laki-laki tersebut karena menuduhnya yang jelas-jelas bukan pelakunya.
“Lo nggak tau apa-apa diem aja seh, gak usah nuduh orang sembarangan” ucap Vannia dengan geram, laki-laki tersebut hanya menaikkan sebelah alisnya.
“Oh!” ucap laki-laki itu dengan datar yang membuat Hivana ingin menendang laki-laki itu juga sekarang, tapi dia tahan karena ada sesuatu yang menarik dari laki-laki ini...
Tampan. Batin Vannia.
Laki-laki tersebut mengerutkan keningnya ketika melihat Vannia yang terus menatap dirinya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
“Nih entar kasih Bu Lucy, gue mau pergi dari sini. Gue rasanya pingin cepet - cepet keluar karna ada 'iblis yang sok jadi malaikat'” Ucap laki-laki itu sambil menaruh buku jurnal di atas nakas dekat brankar UKS dan berbalik pergi. Vannia mengerutkan keningnya karena mendengarkan ucapan laki-laki tersebut, setelah tau apa yang dimaksud dengan ucapan laki-laki itu dia menjadi kesal pasalnya yang dimaksud dengan laki-laki itu adalah dirinya akan membully Tiara.
“Maaf ya kak, gara-gara aku kakak jadi di tuduh yang ngebully aku” ucap Tiara menatap ke arah Vannia dengan tatapan bersalah.
“Gak apa-apa, kalo misalkan dia ngaduin gue ke BK gak masalah, karena kan gue ada buktinya” ucap Vannia dengan senyum manis, Tiara hanya menganggukkan kepalanya.
“Yaudah, ayo bersihin diri kamu dulu, kamu pake baju punya aku aja dulu” ucap Vannia sambil menarik tangan Tiara keluar dari uks menuju toilet perempuan,
“Terus kakak gimana?” ucap Tiara,
“Aku pelajaran terakhir olahraga” balas Vannia dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya. Dia mengingat jelas wajah laki-laki tadi..
Tampan dan manis
Kesan pertama yang Vannia lihat dari laki-laki yang baru saja ditemui. Sesuatu ingin memiliki laki-laki tersebut tiba-tiba muncul dalam diri Hivana, hanya dengan pertemuan singkat tadi Vanni ingin memiliki dia hanya untuk dirinya.
STEVANO ADIBARA, nama laki-laki itu, Vannia sempat melihat name tag seragam laki-laki itu sebelum dia pergi meninggalkan UKS.
‘Mine’
***
Semoga kalian suka dengan cerita ini,
Jangan lupa vote, coment, dan share yah keteman kalian supaya baca cerita ini.
Happy Reading!.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Girlfriend
Novela Juvenil"Mau lo itu apa sih ? Lo tau gak, lo itu udah kayak perempuan murahan yang serahin dirinya ke laki laki !!" - Stevano Adibara "Gue mau lo jadi pacar gue. Gue gak bisa jauh dari lo. Apa dengan gue sujud, lo bakal mau mulai mencitai gue ?" - Hivannia...