Chapter 3

184 23 5
                                    

Lucian berjalan menyusuri lorong sekolahnya sambil membawa tumpukan buku. Ini jam istirahat dan pekerjaan sehari-hari Lucian di sekolah adalah menjadi penjaga perpustakaan sekolahnya.

"Lucin!!" teriakan cempreng dan panggilan menyebalkan itu. Itu pasti Daniel. Lucian memilih mengacuhkan sahabat karib nya itu.

Tak lama, Lucian merasakan sakit di punggungnya yang membuatnya meringis dan menjatuhkan beberapa buku.

"Daniel.."Panggil Lucian dengan nada rendah.

"Ha-hadir, Bu-pak Lucin!" hormat Daniel layaknya anggota kemiliteran.

"Berapa kali aku harus mengatakan padamu untuk tidak memukul belakangku hanya untuk menyapaku?"

"Hahaha.." Daniel tertawa kering.  Lucian hanya memutar bola mata nya dan memunguti buku-buku nya yang berjatuhan, Daniel ikut membantu.

Dan ada seorang lagi yang baru datang ikut membantu mereka memunguti buku-buku itu.

"Ryan?"

"Oh!! Chibi kenapa kau disini?" tanya Daniel dengan riang.

Sepertinya dia senang sekali bertemu dengan preman sekolah ini.

"Bukan urusanmu jelek! aku hanya kebetulan lewat saja!!" bentak Ryan sambil menyerahkan buku yang dipungutnya ke Lucian.

"Terima kasih banyak." Ujar Lucian ramah. Tanpa sengaja matanya melihat buku yang dibawa Ryan.

"Kau juga membaca Sherlock Holmes ya?" tanya Lucian dengan semangat.

Ryan mengerjapkan matanya bingung  namun mengangguk kecil. Mata Lucian berbinar. Dia sedang senang saat ini.

"Sudah baca berapa banyak bukunya??"

"Um.. Baru 3 sih... Karena di perpustakaan tidak ada dan aku tidak memiliki uang untuk membeli di toko buku."

"Sayang sekali.. Aku punya koleksi lengkapnya.. Mau pinjam tidak?" tawar Lucian. Kali ini ganti Ryan yang berbinar-binar memandang  Lucian.

Daniel yang tidak mengerti pembicaraan mereka hanya bisa menghela nafas pasrah dan mengikuti Lucian juga Ryan dari belakang.

"Yang kusuka itu saat dia berusaha menyelesaikan kasus. Keren sekali loo.." Ujar Lucian dengan semangat.

Ryan ikut semangat mendengarnya. Kedua nya terus berbincang mengenai Sherlock atau apalah itu sampai tidak menyadari jika Liam menyapa mereka.

"Kenapa dengan mereka? seperti baru menemukan harta karun saja." bisik Liam pada Daniel.

"Biasalah.. Kutu buku ketika bertemu sesama spesiesnya.."Jawab Daniel. Liam hanya ber-oh ria sambil memperhatikan kedua nya yang asyik bercengkrama sambil menunjuk beberapa kalimat di buku yang Ryan bawa.

"Pertama kalinya sejak aku berteman dengan si kutu buku kulihat dia semangat begini." Ujar Liam.

"Maksudmu Lucin? ini juga pertama kali nya aku lihat dia sangat bersemangat berbicara pada orang lain. Mungkin dia senang menemukan seseorang yang memahami hoby nya."

"Hm.. Mungkin.. Ryan juga kelihatan sangat senang.." Gumam Liam. Daniel mendengarnya namun hanya diam saja.

"Ryan itu.. Berarti sekali ya?" tanya Daniel.

"Ya.. tentu saja dia berarti.. Dia itu adik ku bagaimana pun juga.."

"Adikmu?!" pekik Daniel.

"Hei.. Hei.. Tidak usah terkejut begitu."

"Tunggu!! Ryan adikmu?!"

"Ya.. Begitulah."

"Ryan memang lebih muda setahun dari kita.. Tapi, kenapa kalian tidak ada kemiripan sedikit pun?"

Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang