Setelah Tuan Fredrick dan Peter mengumumkan jika mereka masih memiliki satu lagi anggota keluarga yang selama ini disembunyikan, berita ini menjadi pembicaraan hangat hampir di setiap kalangan.
Mereka yang selama ini mengenal Lucian sebagai pemuda sederhana yang senang membaca buku terkaget-kaget akan hal ini.
Lucian menjadi pusat perhatian kemanapun dia pergi. Peter pun menjadi serba protektif. kemana pun sang adik keluar rumah, harus selalu ada pengawal yang ikut bersama nya. Dan itu mengganggu Lucian. Karena itu, Lucian marah pada Peter. Lucian memutuskan untuk tidak berbicara dengan Peter sampai akhir nya Peter menyerah. Namun, tentu tidak semudah itu Peter melepaskannya. Dia tetap mengirim pengawal untuk menjaga Lucian namun dalam kejauhan. Lucian adalah orang yang tidak peduli dengan sekitar. Dan itu cukup membantu.
"Lucin? kau terlihat sangat lelah. Ada masalah apa?" tanya Daniel perhatian. Lucian hanya mengangguk malas dan memeluk Daniel. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Daniel dan merengek seperti anak kecil.
"Aku mau tidur. Temani aku ya?" Daniel tertawa dan balas memeluk Lucian. Dia mengangguk dan membimbing Lucian ke ranjang nya. Daniel membiarkan Lucian menarik tangannya.
"Daniel.."
"Mmm. Aku disini." Daniel mengusap kepala Lucian.
"Tidak kah menurut mu aneh? kenapa tiba-tiba Papa mau memperkenalkan ku di depan semua orang?"
"Bagiku itu tidak aneh. Harusnya kau bahagia. Apakah kau tak senang?"
"...Aku.. Senang."
"Lalu kenapa?"
Lucian menggeleng pelan. Daniel membiarkan Lucian tertidur di kamarnya.
..
Peter menggigit sapu tangannya gemas. pekerjaanya dia biarkan terbengkalai begitu saja. Laporan dari pengawal yang dia tugaskan untuk mengawal Lucian membuatnya gemas setengah mati. Ingin dia segera ke tempat adiknya dan menyeret Lucian pergi. Tapi, sekali lagi. Dia tak bisa pergi. Ini liburan tapi tidak untuknya. Ini saat nya kerja. Dia sudah diberikan tanggung jawab oleh sang Papa untuk mengelola cabang perusahaan sebagai latihan agar dia siap mengelola perusahaan inti. Dan sekarang tugas nya bertambah banyak dan itu menyebalkan.
"Bagaimana bisa Luci ku menghabiskan waktu dengan macan licik kecil penggoda itu?!" pekik Peter frustasi.
"Dia akan aku bunuh segera mungkin!" batin Peter jahat. Tapi, Lucian sangat menyayangi Daniel. Dia dan Daniel adalah sahabat yang dekat. Mereka tumbuh bersama. Itu membuat Peter merasa iri dengan keberuntungan Daniel. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa selain hanya menerima saja. Meski dia ingin protes, dia tak punya hak.
Lucian bisa berteman dengan siapa saja yang dia mau. Tak ada hak nya untuk melarang. Jadi, dia hanya bisa diam dan memperhatikan saja.
"Tuan Muda Peter, rapat akan dimulai sebentar lagi. Harap segera bersiap." Ujar wanita yang menjabat sebagai sekretaris Peter.
"Baiklah." Peter berusaha tenang. Meski kini dia ingin mengamuk dan menembak kepala seseorang.
..
"Lucin.. Lucin.." Daniel mengguncang tubuh Lucian. Lucian hanya mengerang dan menarik selimut menutupi wajahnya.
"Lucian Fredrick!" Daniel menarik selimut yang Lucian pakai membuat pemuda itu meringkuk menjadi bola manusia imut. Daniel menahan tawa nya. Bola manusia ini bergerak kiri kanan mencoba mencari kehangatan. Tanpa sadar dia malah menarik tangan Daniel membuat pemuda itu hampir menindihnya.
"Lucin~" geram Daniel. Wajah Lucian dan dia hanya berjarak beberapa cm dari wajahnya sendiri. Jika tangannya hilang kendali, pasti dia sudah mencium Lucian. Lucian membuka matanya dan tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light and Shadow
Teen FictionMaaf semua Cerita ini terpaksa pindah ke akun lainnya Nama akunnya ouryuuzeno17 . . Aku dan kakak ku bagaikan cahaya dan bayangan. Dia adalah cahaya Sedangkan aku adalah bayangan. Aku hanyalah tambahan saja di keluargaku Tidak penting bila aku ada a...