Chapter 6

132 16 2
                                    

Lucian menatap kosong pada sosok di hadapannya yang sekarang hanya dapat berbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Paman.." Lirih Lucian. Bocah kecil itu berusaha sekeras mungkin agar tidak menangis di hadapan paman nya yang paling menyayangi nya.

"Kenapa kau terlihat sedih, Luci?" tanya nya dengan suara yang serak.

"Apa kau akan mati??" tanya Lucian polos.

sang paman hanya menanggapinya dengan tawa kecil sebelum meminta agar keponakan kecilnya itu mendekati nya. Lucian menurutinya. Dia berusaha menaiki ranjang rumah sakit yang ditempati oleh sang paman.

"Entahlah.. Paman tidak tau." Ujar nya sembari membelai rambut Lucian.

"Apa kau takut?"

.
.
.

Hening cukup lama sampai dia ingin membuka mulutnya.

"Ya." Ujarnya dengan suara yang amat kecil. Bahkan Lucian yang ada di dekatnya hampir tak dapat mendengar apa yang dikatakan olehnya.

"Jangan khawatir. Aku akan selalu ada bersama Paman dan aku tak akan meninggalkan paman."

"Hmm.. Terimakasih, Luci."

"Tentu Paman." Lucian memeluk tubuh kurus Pamannya yang dulu nya tegap dan gagah.

"Luci.."

"Ya, Paman?"

"Ingat lah untuk tetap kuat ya.. Kau jauh lebih kuat dari ku.. Tetap berjuang dan teruslah berdiri meski dunia ingin menjatuhkanmu.."

Meski tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh sang paman, namun Lucian tetap mengangguk.

.....

"Lucin.. Bangun Lucin!" Daniel berusaha membangunkan Lucian.

Perlahan mata Lucian mulai terbuka. Dia menatap Daniel bingung.

Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang