Chapter 11

137 17 3
                                        

Lucian menatap bingung pada pelayan-pelayan rumahnya yang sibuk bolak balik kesana-kemari di dalam kamarnya.

"Kalian.. Sedang apa ya?" Tanya Lucian bingung.

"Tuan Muda, anda sudah pulang rupanya. Selamat datang. Saya harap kami tidak mengganggu anda." ujar Xalier, calon kepala pelayan jika Johan pensiun.

"Kalian sedang apa?" tanya Lucian kembali.

"Tuan besar menyuruh kami membersihkan kamar anda dan melayani segala yang anda butuh kan."

'papa?' Lucian menyernyit bingung. Apa yang Ayahnya rencanakan sebenarnya? semua ini aneh. Mulai dari Ryan yang diundang ke rumahnya saat dia sakit sampai Xalier yang Lucian tau adalah pelayan pribadi bibi Rosemarry, kakak Ayahnya, malah disuruh melayani nya. Apa Ayahnya sedang sakit?

Lucian memegang hidungnya saat dia merasa ada yang mengalir turun dari hidungnya. Dilihatnya telapak tangannya.

'Great! sekarang aku mimisan! bagus sekali.' Batin Lucian.

Sementara para pelayan yang melihatnya panik terlebih Xalier yang dipercaya untuk merawat dan melayani Lucian.

"Tuan Muda Lucian!! anda baik saja?!" tanya Xalier panik. Lucian mengangguk sambil cemberut. Mimisan merupakan hal biasa baginya. Terlebih saat dia kelelahan. Tapi jujur saja ini mengganggu. Lucian suka merasa pusing setelah mengalami mimisan. Ini tidak baik! Lucian butuh pie blueberry buatan mama nya dan pelukan dari Nathan juga Demian. Ah!!! Lucian mau menangis! fix! dia bakal ke rumah Daniel dan memaksa kedua kakak nya pulang segera. Dia butuh mereka!

"Aku mau keluar." Ujar Lucian dengan hidung yang masih mengalirkan darah. Xalier mencegah dengan panik. Tuan mudanya ini pasti gila. Dia mimisan dengan darah yang terus mengalir namun dengan santai mengatakan ingin keluar? what the? Xalier dan lainnya belum mau dijadikan hiasan di depan gerbang mansion mewah keluarga Fredrick!

"Apa sih? aku mau ketemu sama kak Nathan dan Demian!" bentak Lucian karena dicegah bertemu dengan kedua kakak nya yang selalu memanjakannya.

"Marga! panggilkan dokter sekarang dan Hanry segera beritahu ini pada Tuan Besar juga Johan. Grinda, cepat hentikan mimisan Tuan Muda!" para pelayan itu segera melakukan apa yang diperintahkan pada mereka. Lucian bertambah cemberut.

"Xalier! telpon kak Aldo cepat!!" perintah Lucian sambil melempar ponselnya.

Dengan panik Xalier menangkap ponsel Lucian dan melakukan apa yang diperintahkan Lucian. Saat suara Aldo terdengar, dengan girang Lucian menyapa pemuda yang sudah dia anggap kakak itu.

"Lucian? kenapa?"

"Kangen.." Renggek Lucian.

"kakak juga.. Lucian sedang apa?"

"Lagi apa saja." Tepat setelah mengatakan itu, saudara kembar Peter Fredrick itu pun jatuh pingsan dan malah menambah kadar panik Xalier dan pelayan yang berada di ruangan yang sama.

Lucian memang orang yang penuh kejutan.

.....

Saat Lucian terbangun, dia masih ada di kamar nya namun sudah berada di tempat tidurnya. Xalier juga Henry masih ada di kamarnya. Namun Marga dan Grinda sudah hilang entah kemana.

Lucian menyernyit sedikit saat dia merasakan pusing di kepala nya semakin menjadi. Terlebih karena ada infus di tangan kiri nya.

"Anda sudah sadar. Syukur lah anda hanya kelelahan. Tuan Besar dan Tuan Muda Peter sampai panik tadi." jelas Xalier namun tidak dipedulikan Lucian. pemuda itu malah sibuk dengan pemikirannya soal pie buatan Ibu Daniel juga topik debat apa yang harus dia perbincangkan dengan Demian, kakak pertama Daniel.

Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang