BAB VI Kewajiban (Revisi)

2.9K 193 6
                                    


Selamat Membaca

.
.

Irene POV

Aku terbangun dan kaget melihat Suho sudah ada di kamar.

Irene :" oh kau sudah pulang, maaf aku tertidur di kamar mu karena aku tidak ingin bibi Han curiga."

Suho :" untuk masalah itu aku dapat mengeti tapi ada masalah lain yang harus aku bicarakan."

Deg...
Aku gemetar, apakah Suho akan membicarakan tentang sakit ku? Ku mohon aku belum siap membicarakannya.

Irene :" emm maaf aku akan lebih menjaga kesehatan ku agar ibu tidak marah "

Suho :" itu sudah seharusnya, tapi bukan itu. Ini masalah mengenai kartu ATM yang pernah ku berikan kepadamu, kenapa kau tidak memakai nya?"

Kenapa Suho harus membahas soal itu, aku kira tidak akan masalah jika aku tidak memakainya , ya karena itu urusan ku. Kan dia sudah memberikan nya kepadaku jadi ya terserah mau ku apakan.

Irene :" jika aku tidak menggunakan nya apakah itu menjadi sebuah masalah? Kenapa juga kau harus repot repot mengecek kartu nya."

Suho :" Tentu saja itu sebuah masalah, aku merasa tidak di hargai sebagai seorang suami, meskipun kita berawal dari sebuah perjodohan tapi tetap saja aku itu suami mu dan itu adalah kewajiban ku."

Ketika dia membicarakan soal suami dan kewajiban aku sangat ingin mengeluarkan semua yang ada di dalam pikiran ku.

Irene :" Suami? Kewajiban ? Hahaha, kau lucu sekali."

Aku berusaha untuk menahan air mataku.

Suho :" AKU SERIUS!, tak bisakah kau serius sekali saja, apakah kau menganggap pernikahan ini permainan?"

Setelah perkataan itu air mataku mulai menetes, karena aku merasa sama sekali tak terlihat.

Irene :" aku tidak serius? Apakah setiap hari aku memasak membuatkan mu bekal, membereskan rumah apakah kau melihatnya seperti sedang bermain? Aku juga serius, aku selalu menganggap mu suami ku, tapi apakah ada seorang suami yang terang terangan membawa kekasih nya kerumah disaat ada istrinya disana? Aku selalu berfikir jika pernikahan ini sepertinya tidak akan bertahan lama, aku merasa posisiku tidak ada bedanya dengan bibi Han saat menemanimu kuliah. Bibi Han menerima uang darimu dan aku juga, bibi Han membereskan rumah dan aku juga, bibi Han memasak dan aku juga, oh iya ada yang berbeda, aku menyuguhkan minum dan makan kepada kekasihmu, bibi Han tidak melakukan itu bukan? Dengan pemikiran seperti itu bagaimana bisa aku menggunakan uang mu jika suatu saat kita memang akan berpisah?"

Entah lah aku sudah tidak peduli dengan yang aku katakan, aku tidak memikirkan hari esok. Yang aku ingin kan saat ini adalah mencurahkan semuanya.

Suho :" kau Istri ku, kau tidak sama dengan bibi Han, karena aku tidak menikahi nya, maka dari itu aku memberimu nafkah bukan gaji. Dan soal pernikahan apakah kau tidak berusaha mempertahankan nya atau berusaha menjadikannya lebih baik, atau hanya aku yang berusaha?"

Cihhh usaha apa yang dia maksud?

Irene :" jika aku tidak berusaha, aku akan minta cerai saat hari pertama pernikahan kita, dimana kau membiarkan kekasihmu masuk ke rumahmu, tidak di rumah saja, kau bahkan membawanya ke cafe ku. Seakan akan ingin menunjukkan bahwa dia lah yang akan menjadi istrimu sebenarnya."

Iya, Suho beberapa kali terlihat bersama Yeri di cafe ku. Sebenarnya aku tidak melihatnya tapi Wendy lah yang melapor.

Suho :" sudah kubilang jangan campuri urusanku." Terlihat rahang Suho mengeras menandakan dia sudah sangat marah dan kesal.

promise [suho x irene] marriage life  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang