BAB XI Nasihat (Revisi)

2.9K 208 13
                                    


-Turunkan Ego, mulailah berbicara dari hati ke hati-

Selamat membaca...

.

Di Perusahaan Suho-

Chen berjalan ke arah Suho yang sedang melamun sendirian di ruangannya.

Chen :" HEYY!!"
Chen mengagetkan Suho yang sedang melamun menatap keluar kaca gedung.

Suho :"ASTAGA!!"

Chen :" Tumben sekali kau melamun, ada masalah?"

Suho :"  hh~ Irene sepertinya masih marah kepadaku, aku bingung harus memulai hubungan ini."

Chen :" Kau sudah mencoba menjelaskan semuanya, mengenai kejadian waktu itu?"

Suho :" Sudah kucoba, tapi Irene tidak memberiku kesempatan menjelaskannya. Dia bilang "itu urusanku" jadi dia tidak ingin tau. Karena saat awal pernikahan kita sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing"

Chen :"Suho, dalam pernikahan, itu tidak di sebut mencampuri urusan masing masing tetapi seharusnya bisa saling menjaga perasaan dan menjaga komunikasi agar saling terbuka sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. "

Suho :" lalu sekarang aku harus bagaimana? Rasanya semuanya akan sia sia saja, dan hubungan ku dengan Irenepun tidak akan pernah membaik."

Chen :" Aku yakin Irene hanya perlu waktu saja. Akan ada saatnya kalian akan berdamai dengan semuanya. Apalagi Irene sedang hamil, pasti saat ini emosinya sangat tidak menentu. Saat Istriku hamil, dia selalu marah kepadaku tetapi dia tidak bisa lama lama berjauhan dengan ku, yaaa seperti itulah ketidakstabilan emosi mereka."

Suho :" baiklah akan ku coba lagi."

Chen :" semangat calon ayah, hahaha."

Suho :" Ayah? Hemmm.. Kau benar sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah." Ucap Suho dengan sedikit senyuman.

-Cafe Red Flavor-

Irene berada di Cafe seperti biasa. Dia ingin menenangkan pikirannya, karena beberapa hari kemarin dia merasa jenuh berada di rumah.

Wendy :" Bagaimana kabarmu?"

Irene :" Sudah lebih baik."

Wendy :" tapi kenapa wajahmu di tekuk seperti itu?"

Irene :" perasaanku campur aduk, aku merasa kecewa sekaligus bersalah kepada Suho."

Wendy :" Sebentar akan aku ambilkan sesuatu."

Wendy pergi meninggalkan Irene, beberapa saat kemudian dia kembali dengan membawa sebuah paper bag kecil.

Wendy :" Suho meninggalkan ini saat kejadian waktu itu."

Irene membuka paper bag tersebut dan melihat isinya ada beberapa teh herbal.

Irene :" terima kasih, nanti akan ku berikan."

Wendy :" sepertinya itu untukmu, mungkin dia melihatmu sakit jadi dia membelinya."

Irene :" Aku tidak ingin terlalu berharap kepadanya. Karena aku sudah pernah berharap kepadanya namun kau lihat sendiri kejadian disini seperti apa."

Wendy :" jika benar itu untuk mu, kau harus pertimbangkan untuk saling berbicara dengan nya, karena bagaimana pun kalian akan segera memiliki anak. Ku pikir Suho pria yang cukup baik dan tidak terlalu buruk juga. Aku hanya ingin kalian tidak saling menyiksa diri. Aku tau kau sudah menyukainya bukan? Tapi itu terserah padamu, aku akan selalu mendukung apapun keputusan mu."
Ucap Wendy dengan senyuman cerahnya.

promise [suho x irene] marriage life  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang