ada yang masih nungguin?
___
"Mati." Ghali menaruh Ipega ke atas meja yang sedikit kotor karena ceceran makanan. Adrian seketika berdecak. Sontak, dia mengambil alat bermain game tersebut dengan wajah kesal.
"Nggak usah dibuang juga kali," balas Adrian sambil membersihkan Ipeganya dengan tisu yang dia ambil dari atas meja.
"Handphone lo mati." Ghali menunjuk dengan dagunya ke handphone Adrian yang masih terpasang di Ipega.
"Ntar sore, kelas kita bakal lawan kelas XI IPS tiga," tidak memedulikan Adrian dan Ghali, Agam mulai membahas tentang permainan futsal yang sudah diadakan sekolah sejak minggu lalu. Seperti biasa, teman-temannya yang lain hanya mendengarkannya dengan acuh tak acuh. Agam tidak terlalu memikirkan kelakuan teman-temannya itu, karena sejak mereka menjadi teman sekelas, dengan cepat mereka menjadi akrab dan saling mengerti satu sama lain.
Agam Rafif Pratama, satu-satunya cowok yang memakai seragamnya sesuai dengan aturan sekolah. Hal itu wajar saja karena selain menjadi ketua kelas, Agam juga adalah wakil ketua OSIS. Namun, yang tak diketahui tentang teman sebangku Adrian itu bahwa sebenarnya kelakuannya sama saja dengan teman-teman gengnya. Agam dikenal sebagai murid teladan, nilai-nilainya juga selalu di atas rata-rata. Namun dengan apiknya pula, Agam menyembunyikan diri kalau dia suka merokok dan suka keluar malam di hari sekolah. Jika hal ini diketahui, maka akan menjadi poin minus untuk mewujudkan keinginannya menjadi Ketua OSIS periode berikutnya. Keinginannya itu pun sebenarnya tidak terlepas dari niat tersembunyinya untuk melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang sudah sejak lama dilakukannya. Jika bukan karena itu, Agam tidak akan mungkin terpikir untuk menjadi ketua kelas maupun menjadi wakil ketua OSIS.
Arya Amanda Syahrul, cowok paling usil dan pecicilan di antara teman-temannya. Ciri khasnya adalah sangat suka mengikat rambutnya ke atas dengan karet gelang. Hal itu dilakukannya karena dia tidak suka jika rambutnya pendek.
Adrian Renaldi, teman sebangku Agam. Cowok yang paling jarang bicara. Bukan karena dia pendiam ataupun pemalu, Adrian hanya akan berbicara jika memang diperlukan.
Harry Prayoga, cowok yang sifatnya tidak beda jauh dengan Arya. Hanya saja Arya adalah paket komplit untuk bisa dikatakan sebagai cowok paling menyebalkan di sekolah.
Alvino Lander atau biasa dipanggil Vino. Dia anggota paskibraka bersama-sama dengan Agam, Adrian, dan Arya. Cowok yang tidak terlalu neko-neko. Di usia empat belas tahun, Vino mendapat hadiah mobil dari sang ayah. Dia juga yang paling sering memakai barang-barang mahal pemberian kedua orang tuanya. Dia juga akan membelikan apa saja untuk teman-temannya. mengajak mereka menginap di apartemen, ataupun menyewa hotel. Ya, Vino adalah anak orang kaya yang seolah-olah kekayaannya tidak akan pernah habis meskipun terus-menerus dipakai. Hanya satu yang tidak akan dia belikan untuk teman-temannya, yaitu rokok.
Zaky Alfaridzi, Cowok paling pendek di antara temannya-temannya, namun yang memiliki senyum paling manis. Dia suka melucu didukung oleh tingkahnya yang apa adanya dan dia memang sedikit polos.
Lalu, Radhika Ghali ... si cowok yang paling berandalan dan tukang berkelahi.
"Kayaknya lo bukan tipe yang bakal mau deketin cewek, deh," kata Arya sambil menatap Ghali dengan penuh semangat. Entah sejak kapan omongan Agam total tidak diacuhkan teman-temannya dan diambil alih oleh Arya yang kembali membicarakan tentang taruhan akibat kalah main futsal. "Lo dapat kertas yang tulisannya 'cewek yang inisial nama lengkapnya sama dengan lo', 'kan? Gimana kalau Agatha? Inisial nama dia sama tuh kayak lo."
Ghali melirik tajam, langsung memperlihatkan raut tidak suka. "Dari awal juga gue nggak setuju sama yang gitu-gituan."
"Namanya juga tantangan, masa gak kita terima," tukas Arya asal lengkap dengan cengiran lebar. "Bakal gak gampang, nih. Soalnya lo sama Agatha kan jarang banget ngomong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Years
Teen FictionTERBIT 📖 - [Spin-Off True Stalker] Selama berada di kelas X, Agatha hampir tak pernah bertegur sapa dengan seorang cowok yang duduk di bangku paling belakang kelasnya. Agatha tak pernah menyangka, karena sebuah insiden berlanjut dengan insiden lai...