10

18.7K 1.6K 55
                                    

___

Ghali hanya mendengus, menahan tawa melihat teman-temannya yang begitu heboh ketika seorang senior cewek melangkah masuk ke kantin sekolah. Memang bukan hanya teman-temannya, tapi Ghali sendiri juga menaruh perhatian pada senior cewek yang wajahnya terbilang cantik itu.

Di sekolahnya, kalau seluruh siswi dikumpulkan, 40% di antaranya adalah siswi yang mengenakan seragam yang pas di tubuh—agak ketat, 50% memakai seragam sesuai peraturan dan 10% sisanya mengenakan seragam yang kebesaran, biasanya karena tubuh mereka yang kurus. Senior cewek yang menjadi perhatian itu adalah salah satu dari 40% tadi. Wajahnya terlapisi bedak dan bibirnya merah karena memakai lipstik.

Ghali sedang duduk di atas meja kantin. Kedua kakinya bertumpu pada bangku. Adrian, Arya, dan Zaky juga melakukan hal yang sama. Dia sedikit terkejut ketika melihat Harry berjalan mendekati senior cewek kelas XII yang bernama Febiola itu. Harry lalu duduk persis di sebelahnya.

"Hai, Kak," sapa Harry. Tangannya terulur dengan senyum mengembang lebar di wajahnya.

Ghali menelan ludah. Pasti ditolak lagi, kayak senior kelas XI yang waktu itu, batin Ghali berkata.

Febiola hanya melirik Harry dengan mata menyipit. "Apaan?" tanyanya judes.

"Yaelah," balas Harry. "Kenalan lah, Kak."

"Apaan sih, lo? Sana ah, ganggu aja," jawab Febiola yang membuat Harry langsung berdiri dan menatap teman-temannya. Namun, bukannya tersenyum masam karena ditolak langsung, Harry malah tertawa riang bersama teman-temannya, sampai seisi kantin menatap mereka dengan heran.

Ghali ikut mentertawakan Harry, ketika di saat yang bersamaan Agatha bersama dua temannya datang ke kantin.

Kemarin dia dan Agatha batal kerja kelompok karena Agatha diminta datang ke sekolah oleh Ketua OSIS. Setelah itu mereka belum berkomunikasi lagi, padahal waktu pengumpulan tugas tinggal tiga hari lagi.

"Ghal!" panggil Arya, membuat perhatian Ghali teralih dari Agatha yang baru saja duduk di kursi pojok. "Lo ternyata di-invite sama Agatha semalem. Kenapa belum join juga?"

"Ooh ... itu. Gue tolak."

"Lah, kenapa?" tanya Arya heran. "Gue invite lagi, ya? Sini hape lo." Arya mengambil begitu saja ponsel Ghali yang ada di atas meja kantin.

Ghali berdecak lantas berdiri. "Nggak usah. Ngapain, sih?"

"Yah ... udah gue terima." Arya mengangkat ponsel Ghali sambil menyengir.

Ghali mengambil kembali ponselnya dari Arya. Akhirnya dia memutuskan untuk sementara waktu bergabung dengan grup kelasnya. Ghali lalu duduk di bangku dan menatap Agatha. Menimbang-nimbang apakah dia harus mendatangi cewek itu atau tidak. Akhirnya Ghali memilih untuk mengirimkan pesan lewat LINE. Dia menyadari kalau sesekali Ivana ataupun Azrina menatapnya sambil tertawa.

***

Kelas X-4 (28)

Ar. invited Ghali to a group.

Ghali joined the group.

IvanaBerthilda
ASTAGA GHALIII

Irene P
Eeeeh hai ghali

HAudia
Cia cogan join

Hilda Meymey
Sayang @Ghali

Azrina Fatma Nabila
Hoeeek @Hilda

Harry Potter
Iya sayang? @Hilda

Ar.
Kenapa sayang? :* @Hilda

Hilda Meymey
sama aja ya kalian berdua
Bego ih

Agatha tertawa membaca satu per satu balasan teman-temannya ketika akhirnya Ghali bergabung dengan grup kelas.

"Pas bangun dan ngecek hape, gue kaget. Soalnya Agatha invite Ghali ke grup tengah malam gitu." Ivana bercerita.

"Itu kan pas kita lagi nonton," sambung Azrina.

"Pantesan gue lihat dia senyum-senyum sendiri sambil ngeliatin hape. Waktu gue tanya kenapa senyum-senyum, balasnya cuma, 'Ah, kenapa?'. Kentara banget saking seriusnya sama hape jadi nggak denger gue habis ngomong apaan."

Azrina tertawa. Dia mengangguk setuju. "Bener! Bener! Dia keasyikan sama dunianya sendiri."

Agatha menatap kedua temannya. Dia hanya mendengus pelan lalu pandangannya tak sengaja beralih kepada Ghali. Cowok itu tampak menatapnya sambil menggoyang-goyangkan ponsel di tangannya.

Agatha refleks melihat ke ponselnya dan menyadari ada chat LINE dari Ghali.

Ghali

Gue mau ngomong bntar

Ah iya

Ngomong aja

Maksud gue
Langsung
Berdua

"Ooh," gumam Agatha tanpa sadar.

"Kenapa, Tha?" tanya Ivana setelah menyeruput es tehnya. Dia menatap Agatha dengan heran.

"Gue mau keluar dulu bentar," jawab Agatha dan memperlihatkan pesan Ghali di ponselnya kepada Ivana dan Azrina.

"Eh, sumpah, lo?" Azrina terkejut.

Agatha tidak mengacuhkan kedua temannya yang terkejut dengan ekspresi yang berlebihan. Dia melihat ke arah Ghali yang berjalan keluar dari kantin. "Bentar, ya."

Setelah keluar dari kantin, Agatha sedikit berlari, berusaha menyusul Ghali yang sudah lumayan jauh berjalan di depannya.

***


thanks for reading!

love,

sirhayani

Our YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang