Four

2.5K 241 2
                                    

Author pov

      Bertahun-tahun mereka bertiga hidup bersama,bertahun-tahun pula banyak yang terjadi di antara mereka semua.

Di umur Park Jungkook yang menginjak ke-18 tahun

Bermodalkan Ijazah Sma,Jungkook memberanikam diri ingin pergi dari Busan ke Seoul yang merupakan pusat kota di Korea selatan ini.

"Kau harus kuliah Kook,Lulusan Sma hanya sedikit dapat diterima di Kantor swasta.Bukankah kau punya beasiswa untuk melanjutkan sekolahmu di Sopa University?"tanya Jimin berusaha membuat sang bungsu mengerti

"Ani,hyung.Aku bosan dengan kehidupan yang seperti ini-ini saja.Hyung tau?teman di Sma ku dulu selalu mengolok ku dengan sebutan anak miskin.Aku bosan hyung!"

"Park Jungkook,mengertilah jika kehidupan tak bisa sesuai dengan ekspetasimu"Ucap Taehyung geram karena Jungkook masih keras kepala

   Si Bungsu mengeleng lalu memasuki kamarnya kesal meninggalkan kedua kakaknya yang kini mengatur kesabaran

"Hyung,Jungkook sudah agak keterlaluan dengan berteriak di depan Hyung.Biarkan aku memberikanya pelajaran"Saran Taehyung dengan tangan terkepal

Jimin sebagai sang kakak langsung memeluk tubuh adik ke-2 nya itu dengan erat.Cara ini biasa jimin lakukan jika Jungkook ataupun Taehyung sedang tersulut emosi diumur labil mereka

"Andwe Tae-ah,jangan kau pukul adikmu.Biar Hyungi saja yang membuatnya mengerti sekarang kuliahlah"Jimin berucap pelan lalu mencium dahi Taehyung lembut

Namja senyum Kotak yang tampan di umur ke-20 nya ini tak pernah berubah sikapnya.Ia mungkin terlihat dingin pada orang lain tapi sifat dingin ini akan berubah 360 derajat di rumah.

Baginya,Jimin adalah kakak yang sangat ia sayangi melebihi siapapun

Bagi Taehyung pula,Jimin adalah Hyung yang terbaik di ciptakan tuhan untuk ia dan Jungkook

Taehyung dan Jimin tau benar kehidupan mereka sedari mereka kecil hingga saat ini.Bagi mereka kehidupan ini hanyalah kotak berisi puluhan benang kusut yang saling mengait tapi saling terikat

Si kaya berkuasa

Si miskin tersingkir

Si pintar di puji

Si bodoh bahan bully

Begitulah hidup...kita tak bisa mendefinisikannya dalam detik waktu atau sekon menit karena sampai kapanpun Hidup tetaplah sebuah Rahasia yang telah tuhan gariskan di takdir hidup masing-masing tiap umat'nya

Inilah hidup yang harus mereka ber-3 jalani.Tanpa orangtua ataupun sanak saudara mereka bertahan dari segala kerasnya hidup

Jimin  melepaskan pelukannya dan berjalan memasuki kamar sang adik

Tok

Tok

Tok

"Jungkookie,hyungi masuk ya"ucap Jimin lembut dari luar pintu

Tak ada sahutan dari balik pintu,hening yang di rasakan Jimin

Namja bermata sipit kecil itu akhirnya memberanikan diri masuki kamar sang Dongsaeng tanpa izin adiknya itu

Dapat Jimin deskirispkan,Jungkook habis mengamuk walau tanpa teriakan kekesalan...buktinya semua barang di kamar ini sudah berada di tiap tempat berbeda dan tergeletak secara teracak-acak

Si Sulung mendekati Si bungsu,Jimin memeluk tubuh Jungkook lembut agar ia dapat menenangkan dirinya itu

"Hyung kenapa kehidupan ini seperti ini?"ucap Jungkook dengan lirih sambil terisak

Jimin setengah mati menahan air matanya agar tak mengalir,ia tak ingin menunjukan raut wajah menyedihkannya

Bagaimanapun juga ia harus menguatkan Jungkook!

"Ulji mala~Kehidupan memang seperti ini.Tak bisa kita membuat hidup menyenangkan seperti dengan apa yang kita inginkan"

"Tapi kenapa harus kita?kenapa kita terus menerus menderita?aku ingin menjadi penyanyi seperti mimpiku tapi kenapa aku tak bisa?!"

Jimin tak bisa menjawab pertanyaan Si adik karena nyatanya ia tak bisa menjawab pertanyaan untuk dirinya sendiri

'Kenapa harus kami yang merasakan semua ini?'

"Aku bosan hidup seperti ini terus hyung!"teriak jungkook dalam pelukan Jimin melupakan semua kata hatinya

Jimin hanya bisa mengigit bibir bawahnya

'Mianhae Dongsaeng '

******

Ga bosen kan kalo aku ingetin untuk budayakan Vote with Coment?^-^

Mianhae DongsaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang