SevenTeen

1.9K 166 2
                                    

Author pov

    Jungkook merasakan tubuhnya kaku karena sedari 1 jam yang lalu ia berlatih dance serta bernyanyi

Tak ada banyak orang di Practice Dance,hanya ada pelatih,2 orang trainee baru

"Sseam,aku mau pergi ke luar dulu"

" Hey! kau tak bisa pergi kemanapun yang kau mau Park Jungkook!" teriak Sang guru tak di gubris olehnya

langkahnya terus berlanjut,memakai Hoddie hitam,masker juga kacamata

' tak ada yang akan ada yang mengenaliku pasti ' gumam namja kelinci itu dan melangkahkan kakinya keluar dari gedung agensi

Suasana musim panas di kota Seoul nampaknya membuat beberapa kedai Ice Cream ramai pengunjung,Tapi Jungkook hanya membeli Cola serta Ttaebokki lalu ia memakannya di bangku taman

Menikmati suasana sore di temani beberapa teriakan anak kecil mengingatkannya pada Kejadian di saat Taehyung dengan gagahnya menyelamatkan Jungkook dari anak-anak lain yang membully'nya serta Jimin dengan wajah khawatirnya memeluk tubuh kelinci itu yang sudah terisak tangis

'Kau pergilah Hyun-Yoo!'

'Jungkook kalah permainan Tae,dia harus menerima hukuman itu sesuai peraturannya'

'aku akan mengantikannya!' Ucap Taehyung menarik sang adik ke belakang tubuhnya

Jungkook kecil yang tak mengerti apa-apa hanya bisa menutup mata sambil menangis melihat beberapa anak menyeret serta menendang tubuh Taehyung yang hanya tersenyum kepadanya

'Gwaenchea Jungkook-ah'gumam Sang kakak menenangkan Si Adik yang kini tak berhenti menangis

Bukannya berhenti,Tangisannya malah semakin kencang yang akhirnya membuat Taehyung harus berlari mengendong Jungkook

" Mianhae,bisa aku duduk di sampingmu?" seorang Yeoja dengan rambut hitam sepinggang serta memeluk buku scatch menyanggingkan senyum pada Jungkook yang terkejut karena melamunkan masa kecilnya

Tanpa aba-aba atau ucapan,Namja itu reflek mengangguk dan membeikan wanita itu ruang untuk duduk

"Kenapa Tuan sendirian?"

"a-aku...Aku bosan" Jawab Jungkook jujur sambil sesekali mencuri pandangan ke pada Yeoja di sampingnya

Wanita itu mengangguk mengerti,menyumpalkan headset pada kedua telinganya lalu memutarkan lagu kesukaannya

" Kau suka lagu?" tanya Jungkook memecahkan keheningan

"Ne,Only Then adalah lagu kesukaanku"

Seketika Jungkook tersenyum kecil di balik masker itu merekah...Andai Jungkook bisa membuka Benda itu,ia yakin Yeoja ini akan mati mematung

Setelah sedikit bercengkrama,membahas hal yang sebenarnya tak berguna untuk di bahas...Mulai dari berapa banyak koloni semut dalam tanah di seluruh dunia hingga berapa banyak nyamuk menghisap darahmu selama kau hidup

"Maafkan aku Tuan,aku harus kembali ke rumah sebelum Pengawalku mencariku.Terimakasih atas ceritanya"

"Ya Chamkamman!"cicit Jungkook menahan pergelangan tangan putih itu

"Ada apa?"tanya Wanita itu dengan wajah kebingungan

Jungkook mengatur nafasnya,ia berdekhem pelan lalu mendongkak menatap wajah putih tirus dengan balutan blues berwarna Hijau Tosca itu

"Siapa namamu?"

"Namaku Jeon Jaerin"

"Aku Park Jung-"Sadar dengan ucapannya ia langsung memutuskan kalimat

"Namaku Park Junghyun"

.
.
.
.

"Kau sudah temukan siapa orangnya Lee?"

"sudah Joon,sudah ku sangka dari awal pelacakan.Memang dialah pelaku dan dalang di balik aksi teror itu "

Senyum terlukis di balik kedua Dimpel dalam itu lalu menatap layar komputer dengan wajah puas

' Akhirnya aku menemukanmu Min!'

.
.
.
.

" Hyung beneran mau ke sana?"tanya Taehyung menatap sang kakak yang sedang mengemasi tas kopernya

Jimin hanya tersenyum simpul,Memasukan barang terakhir dan menutup restelitingnya

"Kenapa Tae?"

"Kenapa harus hari ini juga sih?kenapa ga bisa lusa aja"Cerca Namja pemilik senyum kotak itu sambil berwajah ala cemberut merajuk

Jujur....Jimin ingin sekali memiliki kepribadian Sang adik,Manja.Tapi mungkin itu tak bisa di lakukan karena ia adalah kakak yang merupakan contoh

Lagipula Jimin harus manja pada siapa?

"Kau lupa pesan dari Appa?dia bilang kau harus fokus pada Tugas kuliahmu itu dulu
Tae~"

"Aku tak akan pernah bisa fokus kalau membiarkan Hyung ku sendirian ke kota Besar.Apalagi Seoul"

"Aku tak akan mati di sana.Tenanglah dan belajarlah selama hyung pergi" titah Jimin menepuk bahu Taehyung pelan

Sedang yang di tepuk hanya bisa memanyunkan bibir mengeret koper sang kakak keluar dari kamar kayu usang itu

"kau akan beneran berangkat hyung?"

"Iya"

"Besok saja ya~"

"tidak"

"Pleaseeeee"

"Ani"

"Jebal~~"

"Anieo"

"Wae?apa hyung tak mau membantuku mengerjakan skripsi.Tak kasihan kah dirinu melepasku dengan beban seberat ini?"

"Jangan berekting juga Mendrama puitis,Shireo hyung tak akan membantumu.Kau harus bekerja sendiri"

"Kenap-"

Tinn!

"Mobilnya sudah mau berangkat,dah Tae"Ucap jimin cepat lalu masuk ke dalam Van hitam yang perlahan menghilang

Jimin harus sangat bersyukur dengan hal itu

sedangkan Taehyung memaki dalam hati sambil menutup pintu

******

Hoho Panjang yaa???semoga tetep suka ya:D

kira-kira ada yang bisa nebak bakal ada apa di Chap selanjutnya?Thanks dah nunggu Notif dari Authornim

Vote and Coment



Mianhae DongsaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang