Chapter 08

707 66 2
                                    

[Normal Pov]

"Aduuh, kepalaku pusing," keluh (y/n) sambil memijat pelan pelipisnya.

Eren menolehkan kepalanya ke arah (y/n), "Tidak usah dipaksakan kalau sudah tidak kuat, ini sudah malam kak, lebih baik kau tidur," saran Eren.

(y/n) menyerit tidak suka, "Dasar bocah, yang harusnya tidur itu kau tahu, sok-sokan menyuruhku."

Eren memutar bola matanya malas, "Aku bukan bocah kak, dan lagipula kau ini kenapa sih? Aku 'kan hanya menyarankanmu untuk tidur, sensi sekali."

"Tidak papa," jawab (y/n) ketus.

Eren mengangkat kedua bahunya, "Terserah kakak saja lah."

Eren bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan (y/n) yang masih disibukkan oleh tugas kuliahnya.

"Aisssh, ini jam berapa sih?"

(y/n) melihat jam yang tetampang di dinding ruang keluarga.

23.45 WIB.

"Ck, aku sudah tidak kuaaaat!!!" (y/n) menutup laptopnya agak kencang dan mengemasi semua barangnya secepat kilat.

Ia berdiri dan langsung berlari menuju kamarnya. Meletakkan barang-barangnya di meja dan merebahkan tubuhnya di ranjang.

Ting!

From: Levi Sialan
To: (y/n) Jaeger

Heh, lagi apa?

"Astaga, ia menchat disaat yang tidak tepat."

(y/n) mengabaikan pesan tersebut. Memilih untuk memejamkan matanya.

Masa bodo, bilang saja sudah tidur.

Dan pesan dari Levi terabaikan begitu saja.

~ first love ~

"(y/n), bangun. Kau tidak kuliah?"

(y/n) mengerjapkan matanya pelan. Merenggangkan otot tubuhnya.

"Ibu?"

"Ya sayang?"

"Ini jam berapa?" tanya (y/n) sembari menguap.

"Jam 11 siang."

"Oh jam sebe—HAAAAAAAAH?!?!?!?"

Ibu (y/n) refleks menutup kedua telinganya. Sejak kapan suara (y/n) sekencang ini?

"ASTAGA IBU MATKUL PERTAMA KU JAM 9!!!!!" (y/n) buru-buru ke kamar mandi.

"Loh mana ibu tau? Salahmu sendiri tidak menyalakan alarm." Ibu (y/n) keluar dari kamar (y/n).

11.17

(y/n) keluar dari kamar mandi dengan wajah kusut.

"ADUH KENAPA TIDAK ADA BAJU YANG BISA DIPAKAI KE KAMPUS?! AH MASA BODO YANG PENTING PERGI!"

(y/n) mengambil baju asal. ia merapikan semua barang yang diperlukan dan bergegas keluar rumah.

"IBU AKU BERANGKAT!"

"Tidak sarapan dulu?"

"Ini bahkan sudah mau masuk jam makan siang..."

(y/n) berjalan ke arah mobilnya dengan cepat. Ia langsung menggas mobilnya.

"Haah kenapa juga aku bisa telat? Dan..... ASTAGA TUGASKU BELUM SELESAI!!"

(y/n) menambah kecepatan mobilnya. Setelah sampai kampus ia langsung menuju kafetaria. kelas pertama sudah mau selesai, lebih baik aku mengerjakan tugas yang belum selesai saja. sekalian mengisi perut kosongku.

(y/n) memesan makanan dan duduk di kursi yang disediakan. Ia langsung membuka laptop dan melanjutkan tugasnya.

Setelah beberapa menit kemudian, pesanannya datang.

"Silahkan, Nona," ucap Bibi kantin.

"Ya terima kasih, Bi."

(y/n) melanjutkan tugasnya sampai selesai.

12.45.

"Huaaa selesai juga, aduh kelas kedua ku jam dua. Apa yang harus kulakukan?" (y/n) bermonolog.

"(Y/N)!!"

"Astaga, itu pasti suara Hanji...."

"(Y/N)! KENAPA KAU TIDAK MASUK KELAS TADI!?"

"Aduh tolong pelankan suaramu, Hanji. Tadi aku telat," jawab (y/n).

"Haaaaah??? Kau telat???? Seorang (y/n) telat????? Wah ini sejarah!!! Harus kucatat!" Hanji mengeluarkan sebuah buku dan mencatat sesuatu.

24 Desember 20xx, (y/n) telat.

"Hanji, otakmu kenapa sih?"

"Diam! Ini hari bersejarah tau!"

(y/n) hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kenapa juga aku bisa berteman dengannya?

"Oh ya (y/n), kelas kedua nanti dosennya tidak ada. Jadi kita bebassss!!!!!! YEAY!!!"

"Hah serius? Ah aku ingin pulang saja kalau begitu," ucap (y/n).

"Hm, antarkan aku pulang dong, ehehe boleh ya?"

"Kau tidak bawa mobil?" tanya (y/n). Hanji menjawab dengan gelengan.

"Yasudah, ayo."

"YESSS TUMPANGAN GRATIS!!!"

"Terserah kau lah."

(y/n) dan Hanji menuju parkiran dan langsung menaiki mobil.

"Oh ya, handphone mu kenapa tidak aktif?" tanya Hanji.

"Aku tidak bawa, handphone ku mati dan baru ku charger tadi," jawab (y/n). Hanji mengangguk.

"Rumahmu masih sama kan?" tanya (y/n).

"Masih lah, kau ke rumahku seminggu yang lalu, (y/n). Mana mungkin aku pindah rumah dalam kurun waktu seminggu," jawab Hanji malas.

"Ahaha, bisa saja sih kalau kau mau," ucap (y/n).

"Ya terserah deh."

Setelah sampai di rumah Hanji, (y/n) langsung pulang ke rumahnya.

"Ibu, aku pulang."

Ibu (y/n) muncul dari tirai dapur, "Ah, (y/n), ada Levi di kamarmu."

"I—APAAAA!?"

"Kenapa kau kaget begitu?"

"Ibuuuuu dia kan laki-laki!!! Masa ibu membiarkan dia masuk ke kamarku?!"

"Memangnya kenapa? Toh, Levi kan calon suami mu."

Astaga—kurasa Levi sudah mencuci otak Ibu.

"Oke iya aku tau. Tapi kan masih calon? Calon???? C-A-L-O-N. Calon ibuuuuu."

"Sudahlah. Sana temani Levi. Dia sudah di sini sejak tadi."

(y/n) hanya bisa menghela nafas sambil berjalan menuju kamarnya.


Semoga aku masih hidup setelah ini.

TBC

hehe ada yang kangen gak?

First Love💕 Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang