In Her World Part-1

242 12 0
                                    


Interview itu tidak berjalan mulus bagiku, tidak perlu lama pun aku tahu jawabannya. Another day jadi pengangguran. Oya walaupun pengangguran, aku lulusan salah satu universitas terbaik di negeri. Tapi aku paham itu bukan patokan mereka nyari pekerja. Mereka lebih menyukai orang-orang ekstrovert yang bisa berbicara dengan lancar. Bukan sepertiku yang lancar berkata-kata lewat tulisan. Loki, ayo kita pulang kataku dalam hati sambil mencoba mengeluarkannya dari parkiran yang berdempet itu. 

Sekitar pukul 17.00 aku sampai dirumah dan melihat Ibu sedang memasak (adik sedang bermain bola, bapak baca koran, haha) sup ayam kesukaanku. Aku masuk ke kamar dan merebahkan badan, plus pasang lagu Delicate - Taylor Swift. Rasanya enak kali ya bisa menghilang dan bebas melakukan apapun. Lagu itu diputar beberapa kali karena aku butuh zona meditasi.

"Anita, makan gih, capek kan..." Ibu memanggilku seperti biasanya. Tanpa jawaban aku langsung ke dapur untuk ambil sup ayam. Saat baru mulai makan Ibu tanya "jadi gimana interviewnya?" Ibuku percaya kalau setiap orang punya waktunya masing-masing untuk sukses. Beliau tidak pernah memaksaku ataupun adik-adikku untuk ini dan itu.  "Sepertinya belum bu...." jawabku datar. Setelah itu Ibu tidak bertanya lagi karena tahu aku tipe orang yang sensitif. "Kak nita, tadi kemana?" tanya Siska adikku yang paling besar, aku tidak berusaha menjawab, hanya melengos saja sambil membawa sup ayam untuk makan di kamar. Oh ya, adikku itu dia sekarang kuliah di salah satu universitas negeri paling terkemuka dan semester akhir, mahir memainkan piano dan bernyanyi. Bedanya dengan si bungsu Rio, dia lebih suka game, denger lagu korea, dan makan. Sore itu sebenarnya sangat tenang, tapi ada sesuatu di dalam diri yang terasa seperti dipukuli, sedih dan sendiri (well, untungnya ada si sup ayam). Sambil mendengarkan musik indie kesukaan, aku mulai melambungkan pikiranku entah kemana. 

Seminggu setelah interview berlalu, rasanya berat untuk mencari pekerjaan lainnya. Ditambah beratku yang terhitung obesitas menambah kekalutan diri. Hobiku untuk bermain game online pun dimulai lagi. Kecanduanku bukan dengan jadi fangirl apalagi obat terlarang, hanya saja main game online. Buatku itu tempat melepas segala beban pikiran, dunia yang kalaupun aku berkata kasar tidak akan ada yang peduli (kecuali ketika seseorang melakukan report terhadap akun-mu). Ya, aku yang terkenal dengan ramah, pemalu, ternyata suka mengumpat kata-kata kasar dibelakang. Sebelumnya sudah kucoba untuk berhenti selama 3 pekan dengan banyak melakukan olahraga di tempat fitness dekat rumah, namun setiap beban pikiran bertambah, semakin sulit tertidur dan akhirnya melepas pikiran di game online.

"Kak, mau mabar gak? Rio lagi sama temen-temen nih" kata Rio dengan santai. " Hmm, boleh deh...kalo kalah aku solo aja mainnya" jawabku datar. Akhirnya malam itu dilanjut dengan game dan game lagi. Lelah gak sih? Kok buang-buang waktu?

Banyak orang berpikir aku pemalas karena pelarianku di game, bahkan keluargaku sendiri.

Oya, dibandingkan teman di dunia nyata, temanku lebih banyak yang dekat di dunia maya. Bukan tipe kenalan alay loh ya! Kami membuat forum yang isinya orang-orang yang nyambung, sama aja toh dengan dunia nyata. Bahkan aku sempat dekat dengan beberapa lelaki disana, walaupun terkadang karena aku takut, banyak ku tolak. Selain itu, aku takut juga mereka akan kecewa saat lihat kalau Anita itu tidak cantik, tidak langsing, tidak tidak lainnya. Tetapi untuk sekarang, aku ingin sendiri dan mengurangi main di forum dan hanya ngobrol dengan yang sangat dekat saja. Entah kenapa semakin tua, orang yang diajak ngobrol semakin sedikit.

Beranjak dari lamunan, ternyata ada notifikasi dari telepon genggamku. Bermodalkan keingintahuan tentang dunia maya, aku mencoba salah satu aplikasi yaitu Tind3r.

"Halo..perkenalkan aku Sean" bunyi notifikasi pertama setelah memasang foto dan bio singkat selama 2 hari plus swipe right untuk beberapa lelaki yang menurutku menarik. Kebingungan itu adalah kata yang paling tepat untukku. Jujur saja aku tidak pernah merasakan PDKT lagi sejak 3 tahun yang lalu. Rasanya kikuk dan aneh, kuputuskan untuk menjelajahi internet untuk tahu cara jawab yang baik.

A: Aku

S: Sean

A: "Halo"

S: " terimakasih ya, sudah jawab super like dariku"

A:" Iya sama-sama"

S: " Oya, kamu masih kuliah? atau udah kerja?"

A: " Aku lagi nyari kerja aja..hehe"

A: " Ng...kalau kamu?" (Memberanikan diri)

S: " Aku kerja nita...eh ga apa-apa kan manggil nita? Boleh minta kontak lin3 kamu?"

A: " Eh iya boleh aja, lin3 ku @anita8327 "

S: " Added, kita ngobrol disana aja yuk!"

Akhirnya kami berdua chat lewat media sosial tersebut. Tidak disangka, ternyata dia adalah salah satu desainer interior di perusahaan yang cukup baik. Dia juga ternyata anak rantau dari pulau seberang dan sedang menjalani master nya di salah satu kampus ternama. Sejenak aku merasa minder, dan sempat aku bilang padanya kalau aku minder. Baiknya Sean, dia mau diajak ngobrol apa saja. Tanpa terasa kami  ngobrol hingga waktu tidur menjemput.

*Tring tring tring tring* alarm dari telepon genggam se-rumah berbunyi nyaring (herannya hanya aku dan Ibu yang bangun). "Nita, bantuin Ibu nyalain air, kasih makan kucing, dan bawakan cucian ke belakang" perintah Ibu. Tanpa perlu menjawab pagi itu kuisi dengan menyalakan pompa air, dilanjut memberi makan kucing yang jumlahnya tidak sedikit, plus, membawakan bakul cucian ke dekat mesin cuci. Rasanya monotone sekali, tapi ya resiko pengangguran.

*Notif lin3 bunyi*

"Nita, kita nonton Rabbit and The Zoo yuk nanti habis magrib" bunyi pesan dari Sean. Ya ampun, ini adalah hal yang paling aku hindari. Bertemu orang yang sama sekali belum pernah tahu tapi sering ngobrol.

 Bertemu orang yang sama sekali belum pernah tahu tapi sering ngobrol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Photo by Ibrahim Rifath on Unsplash

To be continued.

(Should I continue?)

In Her World - Anita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang