Seven

47 5 0
                                    

Happy Reading 📖





















"Angkat tangan kalian..kalian ditangkap atas aksi penculikan"

Semua orang yang ada didalam ruangan mendadak panik kecuali Jinwoo dan Eunha yang masih dalam keadaan syok akibat kejadian ini. Para polisi dengan sigap menangkap semua pelaku dalam penculikan tersebut. Seungyoon dan yang lainnya pun akhirnya ikut masuk kedalam ruangan tempat kejadian tersebut.

Seungyoon yang menemukan keberadaan Eunha segera menghampirinya dan menutupi tubuh Eunha yang hampir terekspos dengan jas seragam yang dikenakannya. Hatinya begitu perih saat melihat kondisi Eunha sekarang. Eunha masih syok dengan sekujur tubuh yang masih gemetar karena ketakutan. Seungyoon yang menyadari hal tersebut segera membawa Eunha ke pelukannya. Teman temannya yang lain hanya terus menatap dengan rasa bersalah karena kesedihan yang dialami Eunha.

"Nunaa..nuna neo gwaenchana?" Teriak Jinjin menghampiri kakaknya dengan raut wajah khawatir dan rasa bersalah yang menghampirinya, menyadari hal tersebut Seungyoon pun melepaskan pelukannya dan memberikan waktu kepada kedua kakak adik tersebut.

"Mianhae nuna, jeongmal mianhae. Seharusnya aku mendengarkanmu..seharusnya aku pulang lebih cepat dan tidak keluyuran saat malam..seharusnya..seharusnya aku melindungimu dari hal seperti ini, jeongmal mianhae Eunha nuna" ucap Jinjin memeluk Eunha dengan tangisan karena rasa bersalah terhadap kakaknya itu.

"Aniyaa..ini bukan salahmu Jinjin~a, ini semua salahku karena membuatmu terlibat dengan brengsek itu..mianhae Jinjin~ya, maafkan aku karena menjadi kakak yang buruk untukmu" ucap Eunha dengan tangisannya yang semakin keras.

Malam itu Eunha dan adiknya melewati malam yang penuh luka. Rasa bersalah diantara mereka menimbulkan kasih sayang yang semakin dalam. Mungkin setelah ini, semuanya akan jauh lebih baik dari sebelumnya.

Seungyoon dan temannya pun mengantar para yeoja dan Jinjin pulang dengan motor masing masing. Disepanjang perjalanan Eunha memeluk Seungyoon dengan erat dengan tangan yang terus gemetaran. Seungyoon yang menyadari hal tersebut pun segera menggenggam tangan Eunha untuk menenangkannya. Seungyoon juga menyadari bahwa ternyata perasaan nya untuk yeoja yang bersamanya saat ini lebih dalam dari yang dipikirkannya. Ia berjanji pada dirinya bahwa  ia akan melindungi Eunha agar tidak jatuh dalam luka yang sama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Apa Eunha belum datang juga?" Tanya Seungyoon sambil meletakkan nampan makanan keatas meja Yongra dan Hana lalu duduk diikuti Seunghoon, Jinwoo dan Minho.

"Iya belum" jawab Yongra dan Hana lesu.

"Sudahlah jangan khawatir" ucap Seunghoon mengelus punggung Yongra dengan hangat.

"Iya aku yakin Eunha akan baik baik saja" ucap Jinwoo tersenyum menghibur Hana.

"Yak ada apa dengan kalian? Ada hubungan apa diantara kalian?" Teriak Minho merasa ada yang aneh dengan kedua temannya. Namun bukannya menjawab, kedua pasangan itu malah tersenyum aneh menatapnya.

"Senyuman ane apa itu? Cepat katakan" ucap Minho tidak sabaran sambil mengacungkan garpu ditangan kirinya. Matanya pun terlihat hampir meloncat keluar dengan nafas memburu.

"Ya..yak tenanglah" ucap Jinwoo menenangkannya. "Kami sudah resmi berpacaran" lanjutnya yang membuat amarah Minho kembali memuncak.

"MWOO?" Ucapnya berdiri dari tempat duduknya. "Kalian mengkhianatiku" ucap Minho memajukan bibirnya seperti bayi yang hampir menangis.

"Mengkhianati apa maksudmu? Kami hanya berpacaran, kenapa itu bisa dibilang mengkhianatimu?" Tanya Jinwoo bingung.

"Tentu saja, lagipula bagaimana bisa kalian membiarkanku menjomblo sendirian? dan kenapa kalian tidak memberitahuku soal hal ini?" Tanyanya tidak rela.

"Hei Song Minho, memangnya sejak tadi pagi siapa yang terus bermain game dan tidak mau menjawab panggilan teman temanmu?" ucap Seunghoon

"Eee..iiitu kan aku sedang berada pada puncak level permainan...laagi pula kenapa tidak mengatakannya dari semalam" balas Minho tak mau kalah

"Bagaimana kami bisa mengatakannya sedangkan kami mulai berpacaran sejak semalam" jelas Seunghoon lagi yang kesabarannya hampir habis. Mendengar hal itu Minho pun hanya menunduk bersalah.

"Sudah lah berhenti membahas ini dan dengarkan aku...pulang sekolah nanti kita akan menjenguk Eunha kerumahnya. Bagaimana?" Usul Seungyoon.

"Araseo" jawab mereka serempak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aigoo ayo masuklah, terima kasih sudah menjenguk Eunha" ucap eomma Eunha mempersilahkan Kangjun dan yang lainnya masuk.

"Eomma, appa, mereka yang menyelamatkan aku dan Nuna beberapa hari yang lalu" jelas Jinjin yang berdiri disamping eomma dan appa nya.

"Ohh begitu rupanya, gomawo-yo hagsaengdeul..aani..Eunha chingu" ucap appa Eunha.

"Anieyo abeonim, itu memang sudah seharusnya kami lakukan sebagai seorang teman" balas Seungyoon.

"Eommoni, abeoji, apakah kami boleh melihat Eunha?" Tanya Yongra.

"Eoh tentu saja, antarkanlah mereka kekamar nunamu Jinjin~a" pinta eomma Eunha pada putranya.

Setibanya mereka dikamar Eunha, Jinjin pun membuka pintu dan membiarkan mereka masuk.

"Nuna sangat syok sejak kejadian itu, dowajuseyo uri nuna" ucap Jinjin dan kemudian keluar dari kamar Eunha meninggalkannya dengan teman temannya.

"Eunha~ya uri waseo" (eunha kami datang) ucap Yongra melangkah masuk diikuti yang lainnya. Mendengar suara teman temannya Eunha pun segera bangun dari tempat tidurnya.

"Gwaenchana?" Tanya Hana khawatir sambil merapikan rambut sahabatnya yang baru bangun.

"Eeoh gwaenchana, jangan khawatirkan aku" ucap Eunha tersenyum.

"Jangan sok kuat, jika sakit bilang dan jangan menyimpannya seorang diri" ucap Seungyoon yang membuat Eunha tertegun. Saat itu juga suasana ruangan tersebut berubah canggung. Teman temannya sibuk melempar pandangan berbicara bagaimana seharusnya memecah kecanggungan tersebut. Seungyoon dan Eunha hanya terus melempar tatapan yang tidak dimengerti oleh kelima temannya tersebut.

"Ya..yaak geumanhaera" (yak berhentilah) ucap Seunghoon.

"Iya benar, kurasa mata kalian akan terbakar jika terus bertatapan seperti itu" ucap Minho

"Sudahlah jangan pedulikan Seungyoon Eunha~ya, apa kau ingin sesuatu? Makanan atau apapun katakanlah, kami akan membelikannya" ucap Hana.

"Aniya, eopseo..na gwaenchana, geureonikka na geok jeong hajimma" (tidak, tidak ada..aku baik baik saja, karena itu jangan khawatirkan aku) tolak Eunha.

"Jangan terus mengatakan baik baik saja sementara dirimu tidak dalam keadaan baik baik saja, jika kau memang baik baik saja maka keluarlah dari kamar ini dan tunjukkan bahwa kau baik baik saja" ucap Seungyoon lagi yang mendapat tatapan mematikan dari teman temannya.

"Yak apa aku salah?" Tanya Seungyoon setelah mendapat tatapan mematikan tersebut.

"Iya kau salah dan diamlah atau.." ucap Jinwoo namun dipotong oleh Eunha.

"Baiklah aku akan keluar, jadi untuk hari ini saja bawa aku kemanapun dan bantu aku melupakan semua kejadian itu" ucap Eunha yang membuat semuanya terdiam namun tidak dengan Seungyoon.

"Kalau begitu ayo" ucap Seungyoon dan menarik Eunha keluar dari kamarnya.

"Ya..yak kalian mau kemana" teriak Seunghoon dan menyusul mereka diikuti yang lainnya.

※※※

Hayo mau dibawa kemana Eunhanya ya?😕😆
Ditunggu kelanjutannya ya😊

Please Vote ⭐ and Comment 💭

See you next chapter👋

LET ME LOVE YOU - WINNER FANFICTION [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang