BAB 1

228 16 10
                                    

PUTAR VIDEO INSTRUMENNYA SAMBIL BACA :)

TAK ADA PELANGI*

Selamat malam Maha Pengatur Waktu,

Bagaimana perasaan-Mu sekarang ? Apakah kamu benar-benar menikmati cerita ini? Apakah kamu puas melihatku seperti ini? Ohh iya. Untuk sebelumnya, terima kasih, yah, sudah membiarkanku mengetahui hal yang sebenarnya tanpa perlu langsung dari mulut dia. Kamu memang yang terbaik. Kamu mampu membiarkanku tersakiti meskipun tidak berdarah.

Sekarang, semua orang dapat belajar dariku, bahwa tak selamanya akan ada pelangi setelah hujan. Heyy, pelangi yang kamu bangga-banggakan, mungkin sudah tak mampu bersinar lagi.

Aku tahu semesta, apa yang kupikir belumlah tentu benar, namun setidaknya ingin kudo'akan yang terbaik untuknya, tak mengapa bukan? Akan ada waktunya, entah kapan pun itu, aku tahu, langit harus berusaha menerima senjanya yang ditelan malam. Tapi, aku tak setegar langit yang kau mau membiarkan senjanya pergi secepat itu. Aku Rafi, bukan langit, bukan senja, bukan siapapapun itu yang tidak bisa kau merubahnya karna aku adalah diriku sendiri, dan pula bukan pelangi yang mampu terpancar sehabis hujan. Sudah kubilang berulang kali, aku hanyalah aku. Seorang anak lelaki biasa dari tiga bersaudara.

       "Lalu, apakah tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya?? Tanya BN pada diriku.

         Dan BN hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Aku tak habis pikir dan tak berdaya lagi. Aku sudah tak mengingatnya lagi bagaimana reaksiku ketika mendengar kabar itu dari dia. Yang kurasakan hanyalah sebuah kebungkaman. Aku tahu D, K, D, A, F, F, H, D, Y mereka semuya selalu menghiburku namun telingaku sudah menolak setiap suara dalam bentuk apapun masuk sebelum sampai ke otak. Jangankan hati.

Setiap malam yang aku lakukan hanyalah mendo'akannya. Mungkin ini yang mereka bilang cinta itu kesesatan. Semenjak hari itu, aku sudah mulai berusaha untuk mengenali siapa dan mengapa diriku sebenarnya.

Hal buruk yang menimpanya mampu terinfeksi padaku. Hari itu, langit benar-benar memperlakukanku dengan tidak sopan. Bulan dan bintang sangat tidak bertata krama. Bahkan mereka tidak menunjukan rupa sama sekali. Sebab mereka tahu bahwa ada sebuah rona kesedihan yang mampu membuat orang lain ikut bersedih. Makanya itu mengapa mereka tidak memperlihatkan keberadaan mereka sama sekali padaku.

       " Ketika kamu sudah mulai mencintai senja, sejak saat itu kamu perlu tahu konsekuensinya apa. Ketika kamu sudah mulai mencintai senja, kamu harus belajar tentang kehilangan. Dan ketika kamu sudah mulai mencintai senja, kamu mampu menjalani segala hal yang bersifat sementara. Sebab, senja itu sementara." Ucap seseorang yang mengerti juga kepadaku sambil mulutku terkatup.

Apakah Maha Pengatur Waktu juga menghitung batas kesedihanku? Jika aku terkena sakit karena aku terlalu berjuang, mungkin aku akan bahagia karena aku terlalu banyak bersedih. Aku harus belajar untuk mengikhlaskan segala hal yang bersifat sementara, termasuk keberadaan orang tuaku yang hanya dua minggu ini.

      " Tapi, ayah akan kembali tiga bulan sekali kan?"

      " Yeay!" jawab ayah

Malam ini aku tidur bersama kedua orang tua yang paling berharga di dalam hidupku, Ayah dan Ibu. Meskipun beberapa orang direngkut olehku, setidaknya mereka ini tidak.

Perlahan aku mulai menyadari dunia yang kelam ini. Aku mulai menyadari bahwa semua ini memang terjadi. Tapi, aku berusaha mengubahnya seolah-olah semua ini hanyalah serita fiksi seorang penulis amatir. Benarkah begitu?

Akhirnya aku lagi yang menderita. Derita harus kehilanganmu untuk kee... entahlah yang keberapa kalinya. Terkadang rindu itu emang berat seperti tahu bulat digoreng dadakan,-

Jangan mendua, berdua saja lebih dari cukup. Karna sendiri adalah sepi dan bertiga itu adalah luka. Sakit hati dan sakit gigi penyebabnya sama yaitu berawal dari yang manis. Ingattt!! 1000 pengorbanan akan sia-sia dan tidak berarti ketika satu kesalahan muncul. Buatt kalian yang berjuang tapi tidak dihargai, tos weh ingkah kot ka kuat ngabatin wae,-

*Lagi kangen seseorang*

Entah siapa, entah dimana, entah jelema, entah laen. * Pokonamah lagi kangen * :v  Yasudahlah titip rindu aja buat seseorang tapi, seseorangna tos teu aya kumaha tah??

20.20   @ rafi_sugema

Senja yang Meninggalkan LangitnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang