1:3

35.8K 3.3K 210
                                    

"Jadi kau menerimanya kembali begitu saja, Ona?"

Seona langsung melirik Taehyung dengan tatapan garangnya. Begitu pun dengan tangannya yang sudah lebih dulu untuk menarik telinga Taehyung, menjewernya agar lelaki itu tahu rasa.

"Yak! Bukan seperti itu maksudku, Kim!" maki Seona tak menghiraukan rengekan Taehyung yang kesakitan.

"A-aduh terserah kau sajalah, mau kembali kek, mau berpisah kek, kan yang merasakan enak tidaknya kau dan dia!" protes Taehyung begitu Seona melepaskan tangannya.

Seona lalu mendengus pelan, berjalan cepat meninggalkan trolly belanjaannya sekaligus dengan Taehyung.

"Hei, hei, kau ini keterlaluan sekali noona! Bawa sendiri belanjaanmu, kenapa harus aku yang mendorongnya ?!" meskipun mulutnya seperti keran bocor begitu, Taehyung tetap mendorong trolly belanjaannya dengan ikhlas, mengejar Seona yang berjalan menuju rak camilan. Membeli bermacam-macam chiki dan juga coklat untuk obat sakit hatinya setelah semalam berhasil menolak Min Yoongi untuk pertama kalinya.

Lucu ya. Seona yang menolaknya, Seona juga yang harus menanggung sakit hatinya- membekas begitu dalam lukanya.

Aneh, tapi itulah yang terjadi. Ia tidak mau lagi masuk ke dalam lubang yang sama, meskipun hati dan otaknya sebenarnya berkata lain. Amat sangat merindukannya, membutuhkannya.

"Ayo cepatlah sedikit, aku sudah lapar!" rengek Taehyung lagi. Membuat Seona harus beberapa kali mengelus dadanya sendiri- sabar, ia harus sabar.

"Ck, pergi keluar saja sana. Cari makanan di sekitar sini."

Taehyung menggelengkan kepalanya, "tidak bisa. Harus bersama kau agar aku dibayari."

"Cih, apa kau tidak malu dibayari oleh seorang wanita?"

Taehyung menggeleng lagi, ia lalu menampilkan senyuman kotak khasnya, "Tidak akan pernah malu. Kau yang memintaku untuk menemanimu, kau juga yang harus tanggung jawab atas diriku, termasuk perutku ini." jelasnya yang membuat siapa saja jengkel ketika mendengarkan alasannya.

Pusing. Rasanya Seona ingin mumukul wajah tampan temannya itu sekarang juga. Untuk apa tampan jika otaknya selalu ditinggal di bawah bantal tidurnya. Benar-benar tidak berguna bagi nusa dan bangsa.

"Cih" Seona berdecih sebal, "ayo pulang sebelum kau membuat kekacauan disini. Kita bisa cari makan didekat rumahku saja!" ajak Seona yang lagi-lagi meninggalkan Taehyung dan juga trolly belanjaannya. Modus baru Seona karena ia sedang sangat malas untuk mendorong trolly itu.

***

"Seona noona!"

Merasa terpanggil, Seona lalu mencari sumber suaranya. Mendapati seorang lelaki tinggi yang sedang berlari kecil menghampirinya dan juga Taehyung di antrian kasir.

"Huaaa, aku rindu sekali!" ucapnya tepat ditelinga Seona, karena ia kini sudah memeluknya secara tiba-tiba.

Seona pun langsung luluh dibuatnya, membalas pelukannya seraya menepuk-nepuk punggung tegap lelaki itu, "Noona juga merindukanmu Kook. Sangat."

Melihat dua orang yang sedang berpelukan layaknya reunian itu pun membuat Taehyung mengeryitkan keningnya- berpikir meskipun sulit.

Siapa kelinci besar tak tahu malu ini?

Dengan gusar, Taehyung lalu melepas dengan paksa pelukan rindu mereka. Tidak mau membuat Seona seperti wanita murahan karena mau-maunya dipeluk di tempat umum begini.

"Kau siapa?" tanya Taehyung menyelidiki.

Sebelum menjawabnya, Jungkook menatap Seona sebentar seperti meminta penjelasan tentang pria asing yang tak dikenalnya juga.

✔️ IF ONLY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang