0:1

56.7K 4.5K 1K
                                    

"Aku mencintaimu. Biarkan Itu menjadi urusanku."

***

07.01 AM KST

Pagi-pagi sekali setelah Seona selesai membuat sarapan, Min Yoongi tiba-tiba saja mengabari jika dirinya sudah berada di depan rumahnya. Kaget? Tentu saja! Pasalnya tidak biasanya kekasihnya itu mau bangun pagi hanya untuk datang ke rumahnya.

Seona buru-buru membuka pintu rumahnya, sosok lelaki yang sempat membuatnya kecewa beberapa hari lalu kini sudah berdiri dan tersenyum manis dihadapannya— manis sekali hingga membuat matanya menghilang dibawa kabur oleh senyumannya itu.

"Hei, selamat pagi!" sapanya bersemangat, "—mandi dulu sana. Kau bau!" lanjutnya, mengejek.

"E-eh? Kenapa kau—"

"Sttt— jangan banyak bertanya lagi.  Mandilah, temani aku jalan-jalan!" ucapan Yoongi langsung membuat hati Seona kembali menghangat. Pagi berkah, pikirnya. 

.
.
.
.
.

Dan sekarang, disini lah mereka. Duduk berdua di sebuah taman yang jauh dari keramaian kota. Hanya berdua. Tak ada yang mengganggu, dan itu sangat menyenangkan.

Bahagia itu memang sederhana bukan? Kalau kau tidak setuju, tidak masalah.

Karena memang lelaki bermarga Min itu sangatlah misterius— susah sekali ditebak, saking misteriusnya terkadang membuat Seona tidak pernah mengerti tentang apa yang membuat lelakinya itu bisa seperti memiliki kepribadian ganda.

Kadang dingin. Tapi terkadang juga hangat sekali.

"Hei? Kenapa tersenyum?" Yoongi tiba-tiba saja membuyarkan lamunan Seona.

"Eh– A-aku a-aku t-tidak tersenyum tahu!" jawab Seona membela diri.

Yoongi lalu menaikan kedua alisnya, dan setelahnya terkekeh geli ketika mengetahui bahwa gadisnya itu tengah berbohong, "Iya-iya, tidak senyum. Tapi kau harus ingat ini— jika kau senang, aku pun juga akan ikut bahagia!" dan kini tangannya sudah mengelusi pipi Seona dengan lembut.

Blush,

Kenapa Min Yoongi itu pintar sekali membuat jantung Seona berdegup dengan kencang? Apakah ia baru saja kerasukan setan romantis atau sejenisnya sehingga tingkahnya bisa begitu manis dalam waktu sekejap saja? Ah, ini benar-benar merepotkannya.

"Pipimu memerah, kau malu?" Yoongi terkekeh seraya menangkup pipi Seona dengan gemas.

Seona dengan cepat menggeleng, "A-aku t-tidak malu, Min Yoongi!" bantahnya.

Yoongi lagi-lagi tersenyum jahil, "tapi lihat ini—" ia sengaja menoeli pipi gembul milik Seona, "hmm, pipi mu ini tidak bisa berbohong, sayang... "

Blush.

Seona lalu buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain, berusaha menyembunyikan pipinya yang ternyata sudah semerah tomat. Namun, berbeda lagi dengan hatinya yang kini sedang menari-nari saking girangnya karena akhirnya kekasihnya itu bisa menggodanya juga.

Ia sebenarnya ingin sekali berteriak kencang, mengeluarkan beberapa kicauan senang karena dirinya tengah berbahagia. Tapi ia lagi-lagi takut jika sampai membuat Yoongi malu karena tingkahnya yang seperti anak kecil itu, dan ini benar-benar sangat menyiksanya.

Yoongi pun tersadar sepenuhnya jika gadis yang berstatus sebagai kekasihnya itu sedang senang setengah mati karena sikap manisnya yang sengaja ia berikan hari ini. Bibirnya tersenyum tapi semua senyumnya yang diberikan hari ini— palsu.

"Maaf aku berpura-pura lagi... "

Yoongi lalu meraih tangan Seona dan menggenggamnya dengan erat,  "Pulang sekarang, hmm?" ajak Yoongi yang membuat kesenangan Seona runtuh seketika.

"E-eh pulang? Sekarang?" tanya Seona ragu.

Dan Yoongi hanya mengangguk. Padahal Seona masih ingin disini, berdua dengan Min Yoongi lebih lama lagi. Ingin juga memeluknya sebentar, tapi sayangnya ia tak berani senekat itu meskipun Yoongi adalah kekasihnya sendiri. 

"Ta-tapi aku lapar, Yoon... " Seona merengek sedih. Berpura-pura lapar hanya karena ingin membuat Yoongi bersamanya lebih lama.

Yoongi kemudian berdiri, disusul oleh Seona yang otomatis juga ikut berdiri disampingnya, "Baiklah. Ayo kita makan steak kesukaanmu sebelum kita pulang." ucapnya yang langsung menarik Seona menuju mobilnya.

Ah, benar-benar hari yang indah untuk Seona!

***

Setelah mengantarkan kekasihnya pulang kerumahnya. Yoongi mencari ponselnya dan menelepon seseorang yang entah kenapa akhir-akhir ini selalu bergentayangan dipikirannya.

"Kenapa?"

"Kau dimana, Wen?"

"Rumah."

"Aku kesana sekarang ya?"

"Oke."

Pip.

Begitulah obrolan singkat antara Yoongi dan Wendy pada sore ini.  Dengan tidak sabaran, Yoongi langsung menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya kencang menuju rumah Wendy yang berjarak tak terlalu jauh dari rumah Seona.

Sebelum sampai ke rumah Wendy, Yoongi menyempatkan untuk membeli red velvet cake kesukaan gadis itu sebagai bentuk ucapan terima kasih untuk ide yang telah ia berikan tentang hadiah anniversary, karena berkat hadiah itu Yoongi akhirnya telah sukses membuat kekasihnya girang setengah mati.

Ya. Bunga itu bisa sampai ditangan Seona karena ide yang diberikan oleh Wendy. Jadi, kau berhutang terima kasih padanya, Han Seona.


[]

✔️ IF ONLY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang