2:0 [END]

47.6K 3.7K 915
                                    


     Satu tahun berlalu begitu cepat setelah Yoongi resmi menjadi sarjana, dan juga keputusannya untuk berpisah dengan Wendy membuatnya semakin bernapas lega. Tidak memikirkan bagaimana frustasinya mengerjakan tugas akhir dan tidak juga dipusingkan dengan rengekan Wendy yang selalu mau ditemani olehnya— kapan pun dan dimana pun.

Untuk masalah pekerjaan. Sepertinya Yoongi tidak perlu repot-repot memikirkannya karena sebelum lulus pun ia sudah bergabung dengan label rekaman yang cukup terkenal dikotanya. Sudah menghasilkan beberapa lagu ciptaannya sendiri yang entah kenapa belum mau ia rilis karena masih menunggu seseorang yang tepat untuk menyanyikannya.

Lalu setelah satu tahun hanya disibukan dengan hidup barunya— musik. Ia seakan menjadi orang yang berbeda dari yang sebelumnya. Bukan berubah menjadi power rangers atau spiderman. Melainkan orang yang lebih tenang dan bijak dalam memutuskan sesuatu.

Hanya sering kali meruntuki dirinya sendiri tentang kehidupannya dimasa lalu. Terlewat menyebalkan jika diingat tapi juga banyak sekali pembelajaran agar tidak mengulangi hal yang sama seperti dulu.

Ya, wanita itu masih setia membuat sesak di dalam dada yang semakin dipikirkan malah semakin mengusiknya. Namun, Yoongi selalu bertahan untuk tidak menangis. Yoongi lelaki, dan tak seharusnya lelaki menangis. Walau lelaki juga manusia dan tak ada larangan sedikitpun untuk menangis. Yoongi memang begitu, hatinya rapuh, tapi berlagak tangguh.

Seona.

Han Seona.

Ona.

Ah! hanya memanggil namanya dalam hati pun sudah membuat sesak di dalam dada. Sakit sekali rasanya. Selalu menyiksa batinnya, padahal jelas-jelas ini sudah setahun lebih mereka berpisah. Tidak pernah bertemu lagi setelah acara wisuda hari itu. Sama sekali mengurungkan niatnya untuk datang dan memberikan kado wisuda. Tak ingin mengganggunya lagi meskipun lewat telepon. Hanya sekali Yoongi mengiriminya pesan, tapi diabaikan, dan itu cukup membuatnya sadar, bahwa; Ia bukan siapa-siapa lagi bagi Seona.

Jika rindu dan tak bisa bertemu. Yoongi lebih memilih untuk membuka kembali laci di dalam kamarnya. Mengambil bingkai foto yang menampilkan dua orang berlawanan jenis sedang tersenyum bahagia. Iya bahagia. Begitu manisnya sehingga membuat Yoongi ingin sekali memeluknya. Membawanya ke dalam hidupnya lagi, memperlakukannya selayaknya wanita paling berharga yang pernah ia miliki dan mengucapkan ratusan kali kata cinta yang dulu belum sempat ia lontaran.

Sepertinya memang karma sedang datang padanya. Datang membawa kenangan yang tak kunjung usai. Yea, sekarang Yoongi hanya bisa menyambutnya dengan penuh penyesalan yang mendalam.

💧💧💧

20.08 PM KST

     Malam ini hujan tiba-tiba saja turun dari langit. Dan juga ini adalah malam kesekian kali Yoongi duduk di kedai kopi yang masih akan menjadi favoritnya. Tempat yang dulu selalu menjadi tempat paling menyenangkan. Di kursi paling pojok di dekat kaca jendela, Yoongi masih selalu menunggu dan mengingat bagaimana Seona berlari kecil untuk datang menghampirinya dengan senyum tipis yang bisa menenangkan seluruh pikiran, "Hai!" ucapnya waktu dulu, lalu Yoongi hanya berdiri dan mengecup keningnya tanpa membalas sapaannya.

Yoongi kini diam menatap beberapa pasangan kekasih yang saling memadu kasih disekitarnya. Pasangan yang saling berebut mengatakan kata cinta. Mereka terlihat bahagia. Pun beberapa detik kemudian waktu seolah berhenti dan menghantarkannya kebeberapa reka ulang kejadian yang telah menjadi kenangan. Terkadang memang apa yang kita lihat bisa membawa kembali pada masalalu, pada kenangan yang sama dengan keadaan saat ini.

Tubuh Yoongi meminta untuk berhenti melakukan hal seperti itu. Tetapi hati selalu ingin menunggu kedatangannya. Hanya ingin melihat wajahnya walaupun sekilas untuk meredakan rasa rindu yang sama sekali tidak ada obatnya itu. Cukup seperti itu saja mungkin sudah membuatnya sangat berbahagia. 

✔️ IF ONLY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang