1:2

37.2K 3.5K 158
                                    


Ini sudah masuk bulan kedua semenjak Seona dan Yoongi memutuskan untuk berpisah. Tak jarang Seona selalu bertanya pada dirinya sendiri perihal, "kenapa Min Yoongi begitu jahat padaku? ", dan itu semua jelas membuat Seona menderita sendirian lagi.

Melupakan seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidupnya tidak semudah yang dipikirkan. Itu amatlah sulit untuknya. Semua kenangan yang mereka miliki, seperti terus bermain-main dalam pikiran dan hatinya.

Dan sore ini cuaca juga ikut tidak bersahabat. Hujan deras disertai kilatan petir yang menyambar-nyambar. Terlebih suasana seperti ini terkadang sangat mencekam bagi seorang gadis yang tinggal sendiri. Tidak bersama keluarga, tidak ada teman, tidak ada kekasih. Hanya sendiri, sebatang kara.

Ya, hal itulah yang dirasakan oleh Seona saat ini. Takut sekali sampai ia berlindung di balik selimut tebal berwarna putihnya. Ditambah perasaan jengkel pada Taehyung yang tiba-tiba membatalkan janjinya untuk menemani Seona makan malam.

"Malam ini batal saja ya? Hujan petir, seram! Aku takut jika sampai tersambar petir dijalanan. Nanti jika aku mati bagaimana? Masalahnya aku ini kan masih muda, masih mau lulus dan kerja, mau punya istri yang cantik dan sexy, punya anak-anak yang lucu macam Yeontan- Jadi lain kali saja ya jika kau ingin sekali menraktirku? Hehehe-" kata Taehyung sewaktu menelpon Seona pada 30 menit yang lalu. Yang hanya dijawab dengan deheman super panjang karena gadis itu terburu mual dengan berbagai alasan yang dibuat Taehyung.

"Ok terserah kau sajalah! Bye maksimal Taehyung Kim! Jika perlu, pertemanan kita cukup sampai disini saja!" dan ancaman itu menjadi penutup paling manis dari percakapan mereka berdua di telepon.

Taehyung itu memang menyebalkan. Untung saja terkadang ia baik, jadi semenyebalkan apapun Taehyung, tetap saja bisa dimaafkan oleh Seona.

***

Setelah beberapa puluh menit kemudian, hujan mulai reda. Langit perlahan mulai berubah menjadi cerah kembali. Terlihat samar pelangi yang datang setelah hujan. Indah, tapi sayangnya indahnya hanya sementara. Hanya bisa dilihat dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya-sama halnya seperti mantan kekasih Seona-ia seperti komet, cepat datang, menyenangkan, lalu menghilang. Menyerah duluan tanpa mau berjuang. Cinta membutuhkan perjuangan, tapi jika hanya salah satu yang berjuang, bagaimana bisa dibuktikan jika sebenarnya mereka bisa bersama?

Seona pun akhirnya beranjak dari kamarnya ketika mendengar suara bell rumahnya berbunyi nyaring. Berharap yang datang adalah Taehyung dan sekotak ayam goreng ditangannya.

Perlahan tapi pasti Seona membukakan pintu itu dengan senyuman cerah bak matahari bersinar, karena ia yakin jika yang datang itu adalah Taehyung. Masalahnya beberapa bulan terakhir ini, lelaki yang keluar masuk ke rumah Seona itu hanya Taehyung. Ia sering datang untuk mengawasi-takut sekali jika Seona akan berbuat yang tidak-tidak setelah dunia terindahnya dihancurkan begitu saja. Membantu Seona untuk melupakan lelaki sialan itu semampu yang Taehyung bisa lakukan.

"Tae- eh, M-min Yoongi?" harapan Seona pupus begitu saja ketika mendapati bahwa lelaki pucat itu yang datang. Ia kaget bukan main, hanya bisa terdiam dengan tubuh yang seketika membeku.

Yoongi lalu memberikan senyuman manisnya dan menyodorkan kantong plastik yang berisi sekotak ayam goreng yang Seona idam-idamkan sedari tadi.

"I-ini makanlah, d-dari Jungkook, untukmu." dusta Yoongi, membawa nama Jungkook sebagai tumbal agar gadis di depannya mau menerimanya.

Seona syok bukan main. Tak sanggup lagi untuk mengatakan sepatah katapun, karena sekarang di depannya sudah berdiri seorang lelaki berkulit putih pucat- si mantan kekasihnya. Seona takut, teramat takut untuk menatap mata sayu Yoongi yang terlihat lelah seperti kurang istirahat.

✔️ IF ONLY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang