0:4

38K 3.7K 717
                                    


21.55 PM KST

"S-sayang... " Seona memanggil Yoongi pelan saat kekasihnya itu sedang menyetir untuk mengantarkan dirinya pulang.

"Hm?" dehem Yoongi.

"Aku ingin bertanya padamu."

Yoongi melirik Seona sebentar, "ya tanyakan saja."

"Tapi kau harus berjanji tidak akan marah, ya?" Seona mulai meremas ujung coatnya sendiri karena merasa takut untuk menanyakan hal yang terlalu sensitif untuk Yoongi.

Yoongi kemudian menautkan alisnya dan tersenyum miring, "Baiklah," jawabnya lembut seraya meraih tangan Seona untuk dibawa ke dalam genggamannya.

"Aish!—" desis Seona kelepasan. Untungnya ia tak jadi mengumpat karena terkejut tangannya di genggam oleh Yoongi secara tiba-tiba.

"Kenapa?"

Seona menggelengkan kepalanya. Masih berusaha mengkondisikan debaran jantungnya. Ini bukan kali pertama tangannya digenggam oleh Yoongi, tapi kenapa setiap kekasihnya berlaku manis padanya, hal itu selalu membuatnya melayang ke langit ke tujuh?

"Oke, ini mungkin sedikit konyol bagimu. Tapi aku sangat ingin menanyakan hal ini dari dulu" Seona diam sebentar, melihat reaksi Yoongi yang tenang, ia baru berani melanjutkan, "Hei, apa kau— eumm masih mencintaiku, Min Yoongi?" tanyanya takut-takut. Rasanya ia ingin loncat dari mobil sekarang juga karena tidak ingin mendengar jawaban Yoongi.

"Hah" terdengar Yoongi membuang nafasnya kasar. Kemudian ia meminggirkan mobilnya di jalan yang cukup sepi. Yoongi lalu mengacak rambutnya frustasi, "kenapa kau senang sekali menanyakan hal yang tidak penting seperti itu?"

Membuat Seona menelan ludahnya susah payah, "ta-tapi kau sudah berjanji untuk tidak marah, oppa"

Oppa katanya?

Oh God!

Yoongi terkesiap sejenak saat mendengar Seona memanggilnya 'oppa' , padahal dari dulu gadis itu paling anti jika memanggil Yoongi dengan embel-embel oppa. Geli sekali, katanya, karena memang mereka lahir ditahun yang sama dan hanya berbeda bulan saja.

"Ja-jangan! Jangan sekali-kali kau memanggilku seperti itu, Ona!" galak Yoongi tiba-tiba.

Seona diam sebentar untuk berpikir, "Kenapa memangnya?" kali ini Seona menunjukkan puppy eyesnya.

Tadinya mau marah saja, tapi tidak jadi, Seona terlalu lucu untuk dimarahi oleh Yoongi.

"Ck— benar-benar menjengkelkan!"  kini Yoongi memajukan kepalanya untuk mendekatkan wajah mereka. 

"Yaaa Oppa! jangan terlalu dekat, sesak!" protes Seona yang berusaha mendorong tubuh Yoongi agar kembali ke posisi semulanya, tapi dengan lihainya ia malah menangkup pipi Seona seraya terkekeh kecil.

"Wah. Sejak kapan kau bisa semanis ini? Ah sialan, wajah mungilmu itu membuatku ingin memakanmu, Ona... " suara Yoongi terdengar semakin berat.

Dan tanpa menunggu lama lagi. Yoongi mengecup bibir Seona sekilas. Ia benar-benar tidak tahan jika hanya memandanginya saja tanpa berbuat apa-apa. Sekarang, Yoongi benar-benar sudah meraup bibir tipis sang kekasih, menyesapnya lembut bak permen yuppi yang kenyal dan manis.

✔️ IF ONLY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang