1:4

32.5K 3.2K 349
                                    

Yoongi;

Pagi tadi, aku tak sengaja mendengar lagu When I was your man - Bruno Mars diputar di radio, dan tiba-tiba teringat Seona yang selalu menyanyikan itu ketika ia sedang berada dimobil bersamaku. Ia sangat suka lagu itu, dan aku sangat tahu.

Lalu siangnya, aku meminum americano di kedai kopi yang sering kita datangi dulu. Satu americano dan satu greentealatte kesukaannya yang sengaja ku pesan agar seolah-olah aku sedang bersamanya— dihadapanku.

Pulangnya, aku sengaja berjalan kaki, menyusuri setapak demi setapak sambil beberapa kali tersenyum karena mengenang bahagianya ketika aku dan Seona sering melewati jalan ini sambil bergandengan tangan. Tertawa bersama seperti jalanan milik kami berdua.

Ternyata sejauh ini, aku baru menyadari bahwa bahagiaku memang ada pada dirinya. Wanita dengan senyum menawan yang membuat hatiku sering kali dibuatnya berdetak tak karuan. Wanita dengan kesabarannya karena tak pernah mengeluh sedikitpun menghadapi aku yang seperti ini.

Sampai pada akhirnya, kesabarannya habis ketika ia mengakui bahwa ia sebenarnya cemburu pada kedekatanku dengan Wendy—teman masa kecilku. Seona awalnya biasa saja, tidak terlihat peduli sama sekali tentang kembalinya Wendy ke Seoul yang membuatku lebih memilih menghabiskan waktuku dengannya dibandingkan dirinya.

Dan mulai dari itu hubunganku dengan Seona berantakan. Hari demi hari, Seona semakin rewel, selalu memintaku untuk menjemputnya dan selalu ingin bertemu untuk sekedar makan malam. Menelponku puluhan kali ketika aku sedang bersama teman-temanku dan juga Wendy tanpa sepengetahuannya. Mengirimiku pesan singkat yang benar-benar membuatku mengumpat karena ia meminta izin untuk pergi dengan sahabatnya— Kim Taehyung. Tentu saja aku tidak pernah mengizinkannya. Seona itu sudah menjadi milikku, bagaimana bisa aku mengizinkan kekasihku pergi dengan pria lain selain diriku?

Pada saat itulah kesabaran Seona benar-benar di uji. Harus bertahan atau melepaskan, dan jawabannya sudah jelas, ia memilih untuk melepaskan lelaki egois sepertiku. Memohon, memintanya untuk kembali padaku sudah aku lakukan, namun tetap saja ia tak bosan untuk menolakku lagi dan lagi.

Membuatku sedikit demi sedikit tersadar bahwa benar, aku ini memang lelaki brengsek. Brengsek sekali karena selama 3 tahun kami menjadi sepasang kekasih aku belum pernah mengucapkan kata cinta padanya secara tulus.

Bukan. Bukan berarti aku tidak tulus padanya. Hanya saja aku tidak suka mengumbar kata-kata seperti itu, lebih ingin menunjukkannya saja meskipun pada akhirnya aku malah menunjukkan jika aku ini benar-benar hanya lelaki brengsek yang ingin mempermainkannya saja. Padahal aku serius mencintainya, meskipun tidak pernah mau menyatakannya secara gamblang.

Tentang bagaimana aku dengan Wendy. Itu sudah jelas. Aku dengannya hanya sebatas teman, teman yang sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri. Awalnya dia memang cinta pertamaku, ciuman pertamaku dan pernah menjadi bahagiaku dimasa kecil. Tapi itu sudah sangat lama, sudah semestinya berganti, sampai akhirnya aku dewasa dan bertemu dengan Seona yang membuat hidupku terasa cukup.

Dan yang tak terduga adalah Wendy  kembali lagi ke negara asalnya setelah sekian lama untuk melanjutkan pendidikannya. Menemuiku karena membutuhkan seorang teman. Sejujurnya aku senang ia kembali, membuatku mempunyai teman curhat ketika Seona terkadang membuatku pusing. Sampai pada akhirnya Wendy menjadi ketergantungan padaku. Harus selalu aku yang mengantarkannya kemana saja, namun aku pun tentu tak mau ambil pusing, mau-mau saja ketika aku bisa membantunya.

Lama-lama ia malah terbawa perasaan padaku. Membuatku juga semakin terikat padanya. Kadang aku juga merasa, aku menjadi lebih nyaman dengannya daripada dengan kekasihku sendiri. Wendy pun semakin berani melakukan skinship padaku, tapi masih sebatas berpelukan dan bergandengan tangan. Dari situlah muncul keraguanku, aku mulai bosan dengan Seona, selalu menyuruh Jungkook untuk menggantikanku menemuinya, menjemputnya dan menemaninya ketika ia mencariku.

Lama kelamaan Seona pun mulai muak dengan semuanya dan memilih untuk melepaskanku— menyuruhku agar menjadikan Wendy sebagai penggantinya saja. Tentu saja aku marah, bingung dan kecewa. Tapi aku hanya bisa diam dan menerima semuanya meskipun pada saat itu aku juga belum mengetahui letak kesalahanku.

Sampai finalnya, kebingunganku berakhir ketika aku dengan sengaja mencium bibir Wendy dengan singkat setelah aku dicampakkan oleh Seona. Rasanya biasa, hatiku sama sekali tidak bergetar. Berbeda ketika aku mencium Seona, meskipun hanya mengecup dahinya pun langsung membuat sekujur tubuhku panas dingin karenanya.

Sepertinya selama ini aku sudah salah mengartikan perasaanku pada Wendy, aku hanya benar-benar nyaman menganggapnya sebagai seorang adik perempuan saja, bukan yang lainnya. Dan hanya Seona lah yang membuatku begini, kehilangan kontrol atas diriku sendiri. Seperti aku juga ikut kehilangan sebagian dunia ku.

Dulu aku merasa hidup. Dulu semuanya indah karena ia selalu datang melengkapi hari-hari kosongku. Sekarang kita bukan apa-apa lagi. Seperti tidak mengenal satu sama lain. Padahal dulu aku dan Seona pernah sedekat nadi.

Andai aku bisa memutar waktu, tak akan pernah aku sia-siakan saat kita bisa berdua. Tidak perlu membeli semua waktuku, sekarang asalkan ia mau kembali, aku akan memberikannya, jika perlu lebih dan lebih sampai akhir hayat nanti.

Ona

Aku benar-benar merindukanmu.

Read.

"Sekarang aku benar-benar menyesal, Ona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sekarang aku benar-benar menyesal, Ona."

[]

✔️ IF ONLY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang