Chapter 10

4.9K 473 43
                                    

A/n: disarankan untuk memutar lagu di mulmed. Bacanya jg pelan" biar dapet feel nya.

🐰
🐰
🐰

Eunha

Hujan deras mengguyur Seoul malam ini. Tapi itu tak lantas menghalangiku untuk terus mengemudikan mobil ini tanpa arah.

Kemana saja. Asal aku bisa jauh dari rumah sekarang ini. Aku perlu menenangkan diri.

Air mata mengaburkan pandanganku. Tapi aku tak peduli. Aku justru semakin menambah laju kecepatan mobilku.

Sampai satu tempat menjadi pemberhentianku sekarang. Sungai Han.

Aku keluar dari mobil tanpa membawa payung di genggamanku.

Masa bodoh! Aku tak peduli jika harus kehujanan malam ini. Paling tidak hujan dapat menyembunyikan air mataku.

Aku melangkahkan kakiku mendekati Sungai Han. Tidak ada siapa-siapa disini.

Tentu saja! Hanya orang bodoh yang keluar malam-malam di tengah derasnya hujan begini.

Dan aku termasuk orang bodoh itu. Aku orang bodoh yang dengan mudahnya memberikan hatiku untuk Jungkook.

Dan dengan mudahnya pula ia menghancurkannya.

Aku tak menyangka ini menjadi akhir dari kisah cintaku.

Tiga tahun menjalin kasih. Sembilan tahun membina rumah tangga.

Dengan mudahnya ia minta cerai. Dan alasan konyol macam apa itu? Ia bilang sudah tak mencintaiku lagi?

Jika tahu akan berakhir seperti ini, seharusnya aku tak menerima pernyataan cintanya waktu itu. Seharusnya aku tolak saja lamarannya dulu.

Waktu itu aku hanyalah gadis bodoh yang dengan mudahnya jatuh ke dalam pesona seorang Jeon Jungkook.

Perlahan, aku terlarut dalam kenangan-kenangan pahit manisku bersamanya.

Jeon Jungkook yang manis. Jeon Jungkook yang lucu. Jeon Jungkook yang dulu selalu membuntutiku seperti anak ayam.

Caranya menatapku. Tatapan mata sehitam jelaga itu. Caranya mencuri ciuman pertamaku. Dia yang sering menarikku ke dalam pelukan hangatnya.

Tangis harunya di detik-detik setelah aku melahirkan Jungsan.

Saat-saat aku merawatnya yang sedang sakit.

Ia yang selalu melontarkan kalimat cintanya.

Aku kembali mengingat semua itu.

Terlalu banyak hal yang telah kami lewati bersama. Terlalu sulit untukku melupakannya.

Dan sekarang, aku harus merelakannya demi wanita lain?

Sakit.

Hati ini sakit sekali.

Sungguh berat aku melepasnya.

Tapi, aku tidak mau egois. Aku bukan tipe orang yang suka memaksakan kehendak.

Untuk apa aku hidup dengannya jika sekarang hanya aku yang mencinta, tidak dengannya?

Akan lebih baik jika aku melepasnya. Mungkin, ini sudah menjadi takdir yang tuhan gariskan untukku.

🐰🐰🐰

Setelah puas melampiaskan semua isi hatiku, aku memutuskan untuk pulang.

Bukan pulang ke rumah Jungkook, tapi ke rumah ibuku. Aku tidak sanggup jika harus bertatapan muka dengannya.

Back To You {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang