Chapter 16 (End)

7.4K 510 53
                                    

Terhitung sudah dua minggu Jungkook belum tersadar dari komanya. Eunha tak pernah bosan menunggu Jungkook. Setiap hari Eunha selalu mengecek kondisinya. Ia selalu membersihkan tubuh pucat Jungkook. Seperti sekarang ini.

"Jung, kau tidak lelah tidur terus? Bangunlah. Aku menunggumu disini." monolog Eunha sambil tangannya mengusap lembut tubuh Jungkook dengan kain lembap.

"Jika kau sudah sadar, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. Sesuatu yang selama ini tidak kau ketahui. Sesuatu yang selalu membuatku tidak pernah bisa melupakanmu." lanjutnya.

Eunha menidurkan kepalanya disisi ranjang Jungkook. Menjadikan kedua tangannya sebagai bantal—mencoba tertidur dalam posisi yang tidak begitu nyaman. Tak apa, ia akan menemani Jungkook kali ini. Ketika matanya hendak terpejam, ia merasakan ada tangan yang mengusap lembut rambutnya. Tangan siapa itu? Hanya ada Eunha dan Jungkook—

Tunggu,

"Jungkook! Kau sudah sadar?!"

🐰🐰🐰

Jungkook

Aku membuka mataku dengan perlahan, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk. Kenapa rasanya aku tertidur lama sekali, ya? Kuedarkan pandanganku menelusuri ruangan serba putih ini. Aku ingat dulu pernah terbangun di ruangan yang sama persis seperti ini. Aku menurunkan pandanganku. Tepat disisi kiri ranjangku, aku melihat seorang wanita tertidur dengan posisi kepalanya yang menyamping—membelakangiku. Aku tidak mimpi, kan? Hanya dengan melihat kepalanya saja, aku sudah tahu siapa dia. Perlahan, kuangkat tanganku menuju rambutnya. Membelainya lembut disana. Sampai tiba-tiba,

"Jungkook! Kau sudah sadar?!" kejutnya dengan kepalanya yang sempurna tertoleh padaku. Aku hanya tersenyum tipis dibalik alat bantu pernapasan yang menutupi mulut dan hidungku ini.

Aku perhatikan gerak-geriknya yang tengah mengecek kondisiku. Ia semakin cantik saat sedang serius begitu.

"Kondisimu sudah stabil. Syukurlah, akhirnya kau sadar juga setelah koma selama dua minggu."

Selama itukah? Wow, itu rekor tidur terpanjangku selama 32 tahun aku bernapas di dunia ini. Beri tepuk tangan yang meriah untuk Jeon Jungkook yang tampan ini.

Oke, lupakan!

Aku berusaha melepas alat bantu pernapasan di wajahku ini. Apa sih istilah medisnya? Aku tidak tahu. Alat ini benar-benar membuatku risih. Seakan mengerti, Eunha membantuku melepasnya.

Hah...

Akhirnya terlepas juga. Begini kan lebih baik. Saat ingin mengeluarkan suaraku, tenggorokanku rasanya kering sekali.

"Eunha..." aku bahkan tidak bisa mendengar suaraku sendiri. Seseorang tiba-tiba menyodorkanku segelas air.

"Minumlah. Ini akan membantu mengembalikan suaramu." Eunha membantuku meneguk air itu.

"Rasanya seperti mimpi bisa melihatmu ada disini," ujarku setelah mendapatkan suaraku kembali.

"Aku sudah tahu semuanya dari Mingyu." ujarnya yang membuatku terkejut.

"Lalu tentang Solbin, sepertinya dia hanya memperalatmu, kan? Dia punya dendam padaku." lanjutnya.

"Eunha-ya, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak tahu jika Solbin menaruh dendam padamu. Aku—"

"Sudahlah. Semuanya sudah berlalu. Solbin berhasil membalaskan dendamnya, kan? Buktinya, aku pergi waktu itu," ujarnya memotong kalimatku.

"Sebenarnya ini sulit untukku. Tapi, aku sudah memaafkanmu." kalimat terakhirnya membuatku ternganga.

Back To You {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang