Chapter 12

5.7K 492 54
                                    

A/n: Disarankan untuk memutar lagu di mulmed

Jungkook

Aku masih tidak percaya akan fakta yang telah Solbin ungkap. Jadi selama ini, dia hanya memanfaatkanku?

Jeon Jungkook bodoh! Bisa-bisanya aku termakan omongannya.

Memang benar kata orang, cinta pertama tak ada yang berakhir bahagia.

Seakan sadar atas kesalahan yang telah kuperbuat, aku bergegas melajukan mobilku menuju Seoul Hospital—tempat kerja Eunha.

Setelah sampai disana, aku berlari memasuki rumah sakit. Mencari keberadaan Eunha.

Aku bertanya pada meja resepsionis, "Kau melihat dokter Eunha?"

Perawat yang berada dibalik meja resepsionis menatapku aneh sebelum akhirnya menjawab, "Dokter Jung? Tadi saya melihatnya keluar sambil membawa barang-barangnya."

Aku mengernyitkan dahiku, "Memangnya jam kerjanya sudah habis?"

"Setahu saya jam kerja Dokter Jung sampai sore untuk hari ini."
jelas perawat itu.

"Jeon Jungkook-ssi!"

Suara lain mengalihkan perhatianku.

"Eo? Tuan Gong. Annyeonghaseyo." aku sedikit membungkukkan badanku ke arah Tuan Gong—direktur rumah sakit ini.

Tuan Gong balas membungkuk, kemudia melanjutkan, "Ada perlu apa kemari? Apakah ada yang sakit?"

Aku menggeleng, "Tidak ada. Aku kesini mencari Eunha."

Tuan Gong tampak bingung sebelum akhirnya melanjutkan, "Memangnya Anda tidak tahu?"

Aku mengerutkan keningku, bingung. "Apa yang seharusnya saya ketahui?"

"Satu jam yang lalu Dokter Jung menyerahkan surat resign-nya pada saya?" jelasnya

Aku terlonjak kaget, "Ne? Aku permisi dulu Tuan Gong. Aku buru-buru."

Aku bergegas pergi setelah pamit pada Tuan Gong. Aku menyadari satu hal, Eunha benar-benar meninggalkanku.

"Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Aku harus mencegahnya," racauku dalam perjalanan menuju rumah.

Sampai di rumah, aku melesat ke kamar.

Brak!

Aku membuka pintu dengan kasar.

Kosong. Eunha tidak ada di dalam. Buru-buru aku mengecek lemari dan boom,

Semua pakaian Eunha tidak ada. Pandanganku terfokus pada nakas.

Itu surat cerainya. Segera saja kuraih surat itu dan membukanya.

Sudah ada tanda tangan Eunha disana. Aku membuangnya asal. Kemudian beranjak ke kamar Jungsan.

Lagi-lagi kekosongan yang kudapat. Barang-barang Jungsan juga tidak ada.

"Eunha tidak mungkin pergi kan?" gumamku harap-harap cemas.

Teringat akan sesuatu, aku kembali melajukan mobilku bagai orang kesetanan menuju suatu tempat.

Tok! Tok! Tok!

"Eommoni buka pintunya! Eommoni!" aku mengetok pintu rumah Nyonya Jung tidak sabaran.

Tidak ada sahutan dari dalam.

"Paman! Kau tahu kemana perginya orang yang punya rumah ini?" tanyaku pada seorang lelaki paruh baya yang lewat di depan rumah Nyonya Jung.

"Tadi aku melihatnya pergi bersama putri tunggalnya. Mereka juga membawa anak kecil. Sepertinya akan pindah. Tadi aku lihat mereka membawa koper besar juga." jelas paman itu.

Back To You {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang